"Semuanya yang di rangkai terasa begitu sempurna, sesempurna tuhan menciptakan kamu dengan seisi semesta"
______
Dua hari, empat hari, dan tujuh hari. Nara merasa menjadi orang uring uringan, merasa banyak lubang kosong di dalam dirinya. Hari ini adalah hari ke tuju genan meninggalkannya.
"Ra udah siap siapnya?"
Nara masih menatap jepit rambut yang genan pernah berikan kepadanya. Gadis itu tampak cantik terbalut dres berwarna putih. Ia akan datang di acara tuju harian atas kematian genan.
Jepit rambut itu kini terselip di sela sela rambut panjangnya. Tubuhnya sedikit lebih kurus dari biasanya. Ia kembali menatap foto mereka di dalam bingkai yang memakai seragam sekolah.
"Ayok kak"
Mereka pergi ke pemakaman genan bersama keluarga genan. Mereka mulai berdoa. Nara masih menatap nisan dengan nama genan di atasnya. Tuju hari, tapi ia masih tidak percaya bahwa akan secepat ini genan meninggalkannya.
"Ayo nara, kita pulang, ke rumah tante dulu ya nanti"
"Iya tante, boleh nara di sini dulu sebentar, tante tunggu di mobil aja sama kak arna"
"Iya boleh"
Satu persatu orang di pemakaman itu mulai pergi. Kini tersisa dirinya yang masih berdiri kosong. Ia mulai duduk mengelus nisan itu lembut.
"Makasih, udah menjadi orang yang baik untuk nara, sulit, tapi nara harus terima kenyataannya. Makasih ya ge, udah mau bertahan sama nara, hadapin sifat nara yang nggak jelas, ngertiin nara. Nara sayang sama genan"
Lagi lagi bayangan tentang dirinya datang.
"Sama sama, makasih juga ya sayang, untuk semuanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARARYA || END✔️
Teen Fiction"Genan semesta itu jahat untuk orang seperti kita, mereka tidak bisa memberikan kita rasa baik baik saja, semesta terlalu jahat untuk kita yang menganggap semua orang baik genan" "Tapi gue tetep bersyukur karena semesta mengizinkan lo untuk di sampi...