"Genan semesta itu jahat untuk orang seperti kita, mereka tidak bisa memberikan kita rasa baik baik saja, semesta terlalu jahat untuk kita yang menganggap semua orang baik genan"
"Tapi gue tetep bersyukur karena semesta mengizinkan lo untuk di sampi...
Semua manusia diciptakan atas kadar kebahagiaan yang sama, tapi setelah waktu berjalan selama ini, tidak ada kadar kebahagiaan yang di dapat. Dimana? Apakah bisa di gapai? Atau hanya akan menjadi angan angan?
Bahkan pemandangan di luar jendela mobil lebih menarik daripada menyaksikan keadaan di dalam mobil.
Nara sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Matanya masih sayu, bibir yang masih terlihat pucat, serta kulit yang terlihat tidak sehat menjadi sorot bagi semua orang.
"Arna, mama sama papa udah siapin acara spesial buat ulang tahun kamu"
Ya pria di sampingnya itu memang sebentar lagi menginjak umur yang ke 18. Dan sebentar lagi adalah acara yang tidak mau nara saksikan.
Nara menatap mobil mobil yang bergerak. Menikmati udara kota dengan asap mobil.
Pandangan arna jatuh kepada nara yang masih sibuk dengan pemandangan luar mobil.
"Nggak usah adain pesta ma, arna mau keluarga kita aja yang rayain"
"Nggak bisa gitu dong, gedung sama konsep acaranya kan udah mama siapin, kamu nggak boleh nolak arna, papa juga akan mewariskan sebagian sahamnya kepada kamu nanti, jadi itu akan menjadi acara spesial"
"Arna nggak mau maa!"
Gendhis tampak menatap arna tajam, lalu menatap nara.
"Apa karena nara kamu menolak?"
Sontak pandangan nara beralih ke gendis lalu di liriknya arna di sampingnya.
"Nara nggak bilang apa apa, nara juga nggak nglarang kak arna buat adain acara"
"Arna yang nggak mau maaa! Bukan nara, lagian kenapa sih bawa bawa nara, nara nggak tau apa apa!"
Mata gendhis tampak memerah.
"Nggak, pasti kamu nara yang mempengaruhi pikiran kakak kamu!"
"Bukan naraaaa, nara cumaa..." belum selesai nara berbicara. Yodha langsung memotongnya.
"Nara! Diamm"
Ia ingat betul apa perkataan yodha kemarin. Tentang nara yang tidak boleh melawan gendis saat bicara.
"Mau semegah apa si acaranya? Sampai arna yang nggak mau tapi nara yang di salahin, kalo arna mau mama nggak bakal nyalahin nara kan? Ma jawab" arna sudah muak dengan perkataan gedhis yang selalu menyakiti hati nara.