"𝑮𝒆, 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒓𝒖𝒎𝒊𝒕 𝒊𝒏𝒊? 𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒏𝒋𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒌𝒖, 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂?"_________
Semua orang tampak sudah mengerubungi tubuh genan yang tergeletak begitu saja di lantai. Rasa panik yang menyelimuti dirinya benar benar membuatnya bingung.
"Genannn, ge nggak lucuuu, genan bangun"
Setelah tidak mendengar jawaban genan. Nara benar benar panik. Ia tidak bisa berfikir jernih, ini pertama kalinya ia melihat terkulai lemah seperti ini. Tangannya bergetar memegangi tubuh genann. Tak lama arna datang dari balik kerumunan itu.
"Ge, genan bangun!"
Arna menepuk nepuk wajahnya pelan, namun tidak ada respon dari genan. Ia langsung mengangkat tubuh genan kedalam punggungnya.
"MINGGIR!"
Suasana di sana tampak sangat mencekam sekarang. Langkah kaki nara kini mengikuti langkah arna dari belakangnya. Ia melihat punggung pria yang tergendong di depannya.
"Genann, bangunn, genan udah janji sama nara untuk nggak buat nara khawatir, bangun nara mohon" gerutunya dalam hati.
Arna kini mengemudi mobil dengan panik. Ia membelah jalanan siang itu untuk sampai di rumah sakit. Sementara gadis di belakangnya, sudah terus menangis sedari tadi.
"Lo tenang ra, genan baik baik aja kok"
Nara menatap pria yang kini berada di pangkuannya. Air matanya terjatuh lalu menetes di wajah genan. Melihat wajah pucat genan benar benar menyayat hatinya, terlebih lagi bibir pucat pasih.
"Kakk cepettttt! Genan denger nara kan?"
Ia memegang genggaman tangan genan dengan erat. Seperti ingin menyalurkan nadinya. Tak lama mobil mereka terparkir di depan rumah sakit, para perawat yang berada di sana tampak langsung bergegas menangani genan.
"Mohon tunggu di luar saja ya mbak, mas"
Tangannya masih bergetar hebat melihat pria itu memasuki ruangan IGD. Ia menggigit bibir bawahnya sampai berdarah. Ia khawatir dengan keadaan genan yang tiba tiba saja drop.
Kini tangannya beralih ke rok yang ia kenakan, tampak meremas dengan kuat. Arna yang melihat itu langsung menenangkan nara dan mereka duduk di kursi tunggu.
"Kak, gimana kalo genan kenapa napa hiks"
"Nggak ra, genan baik baik aja kok"
"Nara takut kak"
"Lo yang tenang ya ra, kita doain semoga genan nggak papa"
Pikirannya sungguh banyak merancau ini itu. Ia hanya takut ada apa apa dengan genan, terlebih lagi pria itu selalu terlihat baik baik saja di depannya. Tapi kenapa di hari yang menyenangkan ini justru tiba tiba menjadi hari mencekam untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARARYA || END✔️
Novela Juvenil"Genan semesta itu jahat untuk orang seperti kita, mereka tidak bisa memberikan kita rasa baik baik saja, semesta terlalu jahat untuk kita yang menganggap semua orang baik genan" "Tapi gue tetep bersyukur karena semesta mengizinkan lo untuk di sampi...