"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒚𝒖𝒎"
______
Deretan mobil, motor sudah berjajar rapi. Ia juga melihat mobil ambulance yang terparkir rapi. Ia kembali menyapa lorong lorong berbau obat itu. Menuju kamar nomer 8.
Setelah Jelita pergi, ia tak segera pulang, ia justru mampir ke rumasakit karena ada seseorang yang harus ia temui.
Begitu kamar nomer 8 itu terbuka, anehnya tidak menemukan siap siapa, bahkan ranjang itu tampak rapih tanpa pemilik.
"Sus, pasien di ruang nomer 8 kemana ya?" Tanyanya di meja resepsionis.
"Ohhh saudara nararya?"
"Iya suss"
"Baru saja pulang, di jemput keluarganya mas"
"Ohhh, gimana keadaannya?"
"Masih belum stabil, tapi pihak keluarga memaksa untuk pulang hari ini"
"Ohhh oke makasih sus"
"Sama sama mas"
Siall, ia tidak tau harus kemana untuk menemui gadis itu. Genan memutuskan untuk kembali ke ruang nomer 8, ada sesuatu yang ia temukan. Buket bunga tulip masih tertinggal disana.
Genan tersenyum simpul. Ia memungut buket itu dan membawanya pergi. Jujur dirinya ingin sekali menghubungi gadis itu tapi dia sadar kalau tidak pernah melihat gadis itu memegang ponsel sekalipun.
Genan menyerah, ia memilih untuk pulang menemui jelita dan ari di rumah. Begitu sampai genan mengambil sebuah fas berisi air di dapur, dan meletakan bunga tulip itu di dalamnya agar segar kembali. Lalu membawanya ke kamar.
••••
"Ra, bangun, udah sampai"
Gadis itu membuka matanya, mengedipkan beberapa kali agar pandangannya stabil. Arna turun menopang badan gadis itu yang masih lemas.
"Istirahat dulu yaaa" arna membawanya ke kamar.
"Obrolan tadi di mobil nggak usah lo pikirin"
Nara menganggukan kepalanya. Sementara arna segera keluar dari kamar nara. Ia lalu memandangi langit langit kamarnya. Masih sama, tidak ada yang berubah sedikitpun. Bahkan dingin dan kosongnya juga masih sama. Yang berbeda hanya warna seprei kasur miliknya yang tampaknya sudah di ganti oleh pembantu rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARARYA || END✔️
Novela Juvenil"Genan semesta itu jahat untuk orang seperti kita, mereka tidak bisa memberikan kita rasa baik baik saja, semesta terlalu jahat untuk kita yang menganggap semua orang baik genan" "Tapi gue tetep bersyukur karena semesta mengizinkan lo untuk di sampi...