🌱🌱🌱
"Jangan lesu begitu mukanya" ujar Lisya.
Zee hanya diam tidak menanggapi.
"Habis gue pulang lo tidur dulu, nanti jam 2 siang baru bangun lagi" ucap Lisya.
Dan lagi lagi Zee hanya diam.
"ZEE" dan akhirnya Lisya memanggil dengan suara keras.
"Iya Sya" jawaban Zee hanya itu, karena nyatanya dia mendengar ucapan temannya itu, tapi dasarnya saja ia tifak mau mengeluarkan suara.
"Yaudah gue pulang ya" Lisya berucap sambil mulai membawa barang bawaannya.
"Hati hati" ucap Zee.
Dan setelahnya Lisya pergi meninggalkan Zee sendirian didalam kamar kost nya.
Kalian tahu, sekarang adalah jam 8 pagi, Lisya pamit pulang karena ada urusan keluarga katanya. Jadilah Zee mengizinkan temannya itu pulang pagi pagi. Selain itu juga tidak masalah karena Zee belum tidur sama sekali, mangkanya tidak susah harus membangunkan Zee dulu.
"Zee lo harus tidur" Zee berucap dengan badannya yang sudah terlentang diatas kasur.
Ya, dari semalam setelah Zee bercerita dengan Lisya, Lisua tidur Zee nya tidak. Nyatanya pikiran pikiran buruk masih bersemayam dikepala dan pikiran Zee. Dan itu menyebabkan matanya tidak bisa menutup.
Itulah seorang Zee, jika ada hal yang membuatnya terganggu atau masalah yang belum selesai menurutnya, pasti akan terpikirkan olehnya, bahkan sangat terpikirkan. Dan bisa saja menyebabkan ia tumbang nantinya, tapi semoga saja tidak kali ini.
Satu jam berlalu, dengan usaha yang keras, Zee akhirnya berhasil tertidur.
Drrtt...drrtt...drrtt...
Suara getaran pada ponsel membuat Zee terbangun dari tidurnya. Tangannya meraih benda pipih tersebut, lalu matanya terbuka sedikit melihat siapa gerangan yang menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEERESH "Our Story"
RomanceSeorang perempuan yang baru pertama merasakan menjalani sebuah hubungan, ekspetasi tidak sesuai 100% dengan realita, masih ada beberapa persen yang tidak tepat. Bisa disebut berbeda dengan pikiran dan sama yang diinginkannya, tapi jika ditanya apaka...