20 🍀

113 77 16
                                    

🌱🌱🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌱🌱🌱

"TOLONG..." Zee berteriak meminta tolong.

"ARGHH..." lagi Zee teriak

"SIAPAPUN TOLONG AKU, ..." ujar Zee masih dengan berteriak.

"Tolong Zee" dan lama kelamaan suara Zee melemah didalam galapnya ruangan.

Ya, saat ini sedang berada didalam satu ruangan kecil, yang isinya hanya dia seoarang, dengan penerangan satu lilin kecil, serta gemuruh suara guntur dan hujan diluar sana.

Berawal dari permainan petak umpat bersama kelima temannya, Zee kebagian tempat ini, dan itu adalah saran dari salah satu temannya. Tapi entah bagaimana cerita pastinya, Zee terjebak didalam sana sampai malam hari.

Hingga esok paginya Zee terbangun dari tidurnya, semalaman ia menangis meminta pertolongan tapi tidak ada yang mendengarnya. Dan tiba tiba ada yang membuka pintu, dia adalah Ibu pemilik tempat itu. Dan setelahnya Zee diantarkan pulang kerumah.

"IBU..." Zee terbangun setelah berteriak dengan menyebut Ibunya.

Setelah lama tidak muncul, mimpi kejadian itu datang lagi. Keringat berucucuran di kening mengalir pada pelipis Zee. Serta nafasnya masih pendek pendek terdengar.

"Hiks..." air mata Zee akhirnya jatuh juga.

Walau hanya iangatan samar lewat mimpi, Zee sangat takut jika mimpi itu datang. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya ia saat itu. Diumur 7 tahun terjebak didalan ruangan gelap itu selama semalaman. Walau kejadian itu bukanlah kejadian kejahatan tapi di bayangan Zee itu adalah hal yang menakutkan.

Rasa takut itu bahkan masih melekat dipikiran Zee, saat tidak sengaja melihat ruangan gelap atau melihat ruangan yang ada lilinnya rasa takut itu muncul. Dan ingatan dimana ia teriak meminta pertolongan akan tiba tiba muncul. Bisa dibilang Zee trauma akan kejadian itu.

Tapi apalah daya rasa traumanya harus ia sembunyikan dari kedua orang tuanya, Zee tidak ingin menceritakannya pada orang tuanya atau siapa pun itu. Yang mengetahuinya hanya kedua sahabatnya saja yakni Lisya dan Qale. Itu pun mereka tahu tanpa sengaja waktu itu.

"Hiks, ..." suara tangisan Zee masih terdengar. Ia memeluk erat boneka bear kesayangannya. FYI boneka itu adalah pemberian Ibunya, boneka itu yang menemaninya selama ini, saat ia sedih dan senang boneka itu yang ia peluk, bahkan sampai ia bawa ke Jakarta, tidak ia tinggal di rumahnya.

Zee tenang, tenang, tenang, ... itu adalah kata penenang Zee yang akan selalu ia ucapkan dalam hatinya jika sedang dalam kondisi seperti sekarang.

ZEERESH "Our Story"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang