21 ☘️

99 74 6
                                    

🌱🌱🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌱🌱🌱

"Kamu baik baik saja kan ?" Tanya Alresh pada Zee, sang kekasih.

Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Alresh. Sekitar dua puluh menit yang lalu Alresh tiba ditempat kediaman Zee, tentunya sudah mendapat persetujuan dari Zee tadi pagi.

Dan siang ini Alresh datang ke kost Zee, masih dengan pakaian formal. Jelas saja, itu dikarenakan setelah pesawatnya mendarat tadi Alresh langsung datang kesini, tidak ketempatnya lebih dulu.

"Kamu tidak pulang kerumah ?" Tanya Zee balik, bukannya menjawab pertanyaan dari Alresh.

Sedari kedatangan Alresh, Zee diam memperhatian penampilan Alresh. Dari pakaian saja sebenarnya sudah bisa ia tebak, serta wajah lelahnya. Jujur saja Zee merasa bersalah.

Alresh menghela nafas lebih dulu. "Boleh aku memelukmu ?" Pertanyaan yang menjurus ke permintaan itu dikeluarkan oleh Alresh. Entah perasaannya saja atau memang Alresh menebak, kekasihnya itu seperti membutuhkannya.

Zee terdiam beberapa saat, lalu tak lama kemudian ia mengangguk.

Mendatap persetujuan, Alresh bergeser lebih dekat kearah Zee. Dipeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu.

"I miss you so much" ucap Alresh sambil mengecup puncak kepalanya Zee.

Bukannya mendapat jawaban, Alresh malah mendengar suara lirihan dari Zee.

"Sorry" Zee bergumam.

Setelah mengucapkan kata itu, Zee tidak sanggup lagi manahan tangisnya.

"I'm scared hiks..." Tangisan yang awalnya pelan menjadi suara tangis yang memilukan dipendengaran.

"Hei, kenapa ?" Alresh jelas sekali bingung. Saat ia hendak melepas pelukannya bermaksud ingin melihat kekasihnya itu. Tapi Zee menahannya.

"Jengan, ... hiks ... lepas ... hiks ..." Zee berucap dengan tersedu sedu.

Alresh pun semakin mengeratkan pelukannya, serta tangannya tak berhenti menepuk pelan punggung Zee. Serta bisikan pelan ia keluarkan. "It's ok" kata itu berulang kali ia ucap pelan didekat telinga Zee.

Zee masih menangis dengan tersedu sedu, untungnya suara tangisnya teredam pada dada Alresh karena posisi mereka sedang pelukan. Jika tidak, mungkin bila ada orang yang mendengar akan merasa kasian dengan tangisan Zee yang menyayat hati.

Pikiran Zee berkecamuk, yang paling mendominasi adalah bayangan mimpi kecilnya, itu kenapa ia berkata takut tadi. Ditambah lagi ucapan Ayra tempo hari tiba tiba ikut terlintas setelah suara penenangan dari Alresh terdengar ditelinganya.

Jadi ketakutan Zee rasanya bertambah, justru yang mendominasi yakni ucapan Ayra prihal hubungan ia dan Alresh. Ia takut Alresh akan pergi meninggalkannya.

"don't leave me" sampai ucapan ini keluar dari mulut Zee.

Dan tentunya ucapan itu membuat Alresh bertanya tanya, kebingungan serta banyak pertanyaan yang dipikirkannya. Ia bertanya nanti dan juga mencari tahu.

ZEERESH "Our Story"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang