Bab 1

4.8K 131 6
                                    

Seorang laki-laki berpakaian koko putih, sarung, serta peci hitam sedang melantunkan sholawat dengan suaranya yang merdu di iringi oleh hadroh.

"Kapeng telu aseh ing bocah cilik –cilik
Ugo marang sedulur gawe becik
Kapeng papat ngamal anut ing ngilmune
Dadi tanggung jawab ora ngawulane."

Lantunan-lantunan sholawat terdengar dengan syahdu, membuat hati merasa tenang dan damai.

Para jama'ah yang hadir pun ikut melantunkan sholawat yang dibawakan oleh sang vokalis.

"Habib Zaidan."

"Masyallah, indahnya ciptaan mu."

"Candu banget suaranya."

"Habib glowing banget si."

Banyak dari kaum hawa yang mengidolakannya.

Dia adalah Muhammad Zaidan Yahya atau biasa dipanggil habib Zaidan. Kenapa dipanggil habib? Karena ia salah satu keturunan Nabi Muhammad SAW. Dari Abinya yang merupakan seorang habib juga sekaligus pemimpin pondok pesantren. Ibunya juga seorang syarifah, beliau memimpin majelis taklim as salam yang biasa para ibu-ibu pengajian. Anak pertama dari 2 bersaudara ia memiliki adik perempuan yang usianya 19 tahun bernama Aisyah.

Zaidan sendiri usianya saat ini 21 tahun. Ia merupakan pemimpin sekaligus pemilik majelis yang bernama sekar langit yang sudah terkenal seluruh Indonesia dan selalu tampil sholawat bersama. Zaidan juga menjadi salah satu vokalisnya.

Selain menjadi vokalis, Zaidan juga seorang pendakwah muda. Ia mengajar di pondok pesantren sebagai guru bahasa Arab.

"Andai aja dia jadi suamiku," ceplos seorang wanita yang sedang ikut majelis an.

"Hushh.. " ucap salah satu temannya.

"Ya emangnya kenapa? Bukannya di aminin."

"Udah fokus sholawatan aja."

Acara selesai kira-kira pukul 12 malam. Zaidan dan teman-teman hadroh nya kembali ke pesantren. Ya mereka tinggal di pondok pesantren abinya yang bernama As Salam.

"Assalamu'alaikum, abi, umi," ucap Zaidan sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam," jawab keduanya.

"Gimana acaranya lancar?" tanya abi.

"Alhamdulillah bi, walaupun tadi gerimis," jawab Zaidan.

"Zaidan ke kamar dulu ya," pamit Zaidan.

"Loh, umi mau buatin teh hangat," ucap sang umi.

"Ngga usah mi, habis bersih-bersih Zaidan mau langsung tidur," kata Zaidan.

Zaidan melangkahkan kakinya ke kamarnya. Terkadang Zaidan tidur di asrama putra bersama para shohib nya, kadang-kadang juga suka begadang. Tapi malam ini Zaidan terasa sangat lelah hingga memutuskan pulang ke rumah yang masih dalam kawasan pesantren.

Zaidan berganti pakaian dengan kaos putih polos lalu langsung merebahkan dirinya di kasur.

"Masyaallah, kenapa hari ini lelah sekali," gumam Zaidan berusaha memejamkan matanya.

                            ***

"Zaidan.. "

"Idan.. "

"Hmm.. "

"Bangun ayo subuhan dulu," ucap umi yang membangunkan anaknya untuk menunaikan kewajiban nya.

"Jam berapa umi?" tanya Zaidan.

"Jam 5" jawab Umi.

"Ya ampun umi, kenapa ngga bangunin Zaidan dari jam 4 kan jadi ketinggalan jamaah di masjid," ucap Zaidan sambil terduduk di kasur.

"Umi juga kesiangan ini baru selesai sholat," ucap umi sambil menunjukkan mukena nya.

"Yaudah cepat wudhu, sholat di kamar saja," suruh umi.

Zaidan pun buru-buru ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Ia menghamparkan sajadah nya lalu membaca niat.

"Assalamu'alaikum warohmatuloh.. " Salam ke kanan dan salam ke kiri.

Zaidan menoleh ke belakang sambil tersenyum. Ia memikirkan setelah salam lalu ada seseorang yang menyalami nya.

"Apa sih dan ko mikir gitu," gumam Zaidan.

Ada yang mau jadi jama'ahnya habib Zaidan? Hehe

Sekitar jam 6 pagi rutinitasnya yaitu jogging atau lari pagi sekitaran lapangan pesantren yang ditumbuhi rumput hijau. Zaidan sudah rapi memakai stelan olahraga nya serta sepatu sport nya. Tidak lupa memakai earphone sambil mendengarkan lantunan sholawat.

Saat melintasi asrama putri. Banyak pasang mata yang melihatnya dengan tatapan kagum.

"Bib Zaidan gaes mau olahraga," ucap Putri memberitahu pada teman se kamarnya.

Mereka langsung keluar dan melihat habib Zaidan lari pagi.

"Masyallah," ucap mereka serempak.

"Tundukan pandangan mu ukhti," ucap Aisyah adiknya Zaidan.

"Eh ada syarifah Aisyah," sapa Putri sambil menunjukkan deretan giginya.

"Ukh, ayo sarapan nanti ketinggalan kelas loh," ajak Aisyah.

"Ah iya Aisyah."

Keringat bercucuran setelah memutari lapangan 5 kali.

"Rajin amat bosque," celetuk Yusuf salah satu sohibnya.

"Rajin lah suf, kita itu harus menjaga kesehatan juga salah satunya dengan olahraga, ndak kaya kamu jam segini baru bangun," ucap Zaidan.

"Enak aja, aku yo udah bangun dari pagi cuma memang tadi ketiduran hehe," cengir Yusuf diakhir.

"Suf, Suf kamu ini, awas besok tak ajakin lari muterin lapangan," ucap Zaidan sambil merangkul bahu Yusuf.

"Bau ketek mu bib," ledek Yusuf.

"Wangi nih," ucap Zaidan sambil mengerjai Yusuf dengan merangkul nya erat-erat sambil pamer wangi ketek.

"Huftt.. "

"Haha"













Gimana bab pertama?

Nama tokoh aku ambil dari Google juga ada beberapa yang dari nyata. Jika sifat setiap tokoh berbeda maklum karena ini yang buat author bukan berdasarkan kisah nyata.

Jangan lupa vote dan komennya. Juga di share sebanyak-banyaknya. Terimakasih 🙏

Assalamu'alaikum calon suami (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang