Bab 21

2.1K 72 0
                                    

"Mencintai itu halal tapi untuk bisa memiliki itu tergantung takdir Tuhan,"

-Zaidan Yahya-

"Mencintaimu adalah keputusanku, menerima kekuranganmu itu keinginanku, dan menjaga hati mu adalah tujuanku,"

-Zaidan Yahya-


Happy reading

Sebelumnya abi mengubungi pihak keluarga Ayra bahwa mereka akan silaturahmi. Dengan tangan terbuka keluarga Ayra mempersilahkan keluarga abi menyambangi rumah nya.

Aisyah yang diberitahu langsung terkejut. Memang Aisyah sudah menangkap bahwa mas nya itu suka kepada Ayra, cuma yang ngga menyangka itu mas nya bakal secepat ini melamar Ayra. Aisyah sih senang-senang aja, Ayra bakal jadi kaka iparnya.

"Syah, Kira-kira Ayra suka ngga ya sama mas?" tanya Zaidan sambil mengancingkan kemeja putihnya.

"Insyaallah perasaan mas habib berbalik,"

"Mencintai itu halal tapi untuk bisa memiliki itu tergantung takdir Tuhan," ucap Zaidan.

"Nah betul tuh mas,"

Keluarga Zaidan sudah siap hanya satu mobil keluarga inti nya saja yang ikut ke rumah Ayra. Zaidan juga sudah menyiapkan cincin. Umi, abi nya juga menyiapkan bawaan seadanya dulu karena ini sungguh mendadak.

"Siap dan?" tanya abi.

"Insyallah abi, Zaidan siap," ucap Zaidan yakin.

Mobil mereka melaju membelah jalanan malam, sekitar habis isya mereka berangkat. Jaraknya pun tidak terlalu jauh. Tak lama mereka sampai di rumah Ayra.

Pintu rumah Ayra juga sudah terbuka, bahkan ruang tamunya masih menggelar karpet belum dibereskan karena banyaknya tamu yang datang kemarin, rekan-rekan dari ayah nya.

"Assalamu'alaikum," ucap keluarga Zaidan.

"Waalaikumsalam," jawab ayah dan bunda.

Ayra masih di dalam kamarnya, ia juga terkejut saat bunda nya bilang keluarga Zaidan mau silaturahmi.

Mereka dipersilahkan masuk dan menduduki karpet. Bunda Ayra juga sudah menyiapkan kue-kue untuk menjamu tamunya.

Awalnya mereka memgobrol-ngobrol biasa. Hingga saat Ayra datang menghampiri mereka. Ia duduk di dekat bunda nya. Ayra melihat Zaidan yang duduk berdampingan bersama abi. Baju, celana bahkan peci mereka sama warnanya.

Zaidan langsung mengutarakan niat dan tujuannya datang kesini bukan hanya sekedar silaturahmi biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zaidan langsung mengutarakan niat dan tujuannya datang kesini bukan hanya sekedar silaturahmi biasa.

Biarkan Zaidan yang langsung berbicara.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Zaidan.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

"Maksud, niat dan tujuan saya datang ke sini bukan hanya sekedar silaturahmi, Tapi juga ingin meminta izin kepada bapak dan ibu untuk melamar putri bapak dan ibu serta menjadikannya istri sah saya," ucap Zaidan dengan kilat mata yang serius.

Ayra ga mudeng maksudnya habib Zaidan mau melamar siapa? Melamar Ayra? Ya iyalah kan wanita yang masih lajang ya cuma Ayra masa si bibi.

Tentu saja kedua orang tua Ayra juga terkejut, Tiba-tiba putrinya dilamar oleh seorang habib lagi, terkenal pula.

Ayra main kode-kodean lewat mata kepada Aisyah.

"Bagaimana ibu bapak, apakah anda menerima lamaran saya?" tanya Zaidan.

"Jujur saja kami kaget dengan lamaran tiba-tiba ini," ucap ayah.

"Tapi apa tidak apa-apa seorang habib menikah dengan seorang wanita biasa?" tanya ayah.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika seorang habib menikah dengan wanita biasa maka anaknya tetap jadi Sayyid. Tidak terputus nasab atau keturunannya.

"Kami sudah berdiskusi juga meminta saran kepada sepuh kami, insyallah tidak apa-apa," jawab Zaidan.

"Apa kamu menerima semua kekurangan putri saya yang bahkan dia belum benar-benar menjadi wanita muslimah,"

Memang Ayra kan terkadang masih suka pakai jeans dia juga masih suka oppa-oppa Korea.

"Insyallah saya akan membimbing nya dan kami sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik menuju surga nya Allah,"

"Putri saya juga masih kuliah apa itu tidak masalah?" tanya ayah.

"Tidak sama sekali, Insyallah jika sudah sah, semua kebutuhan Ayra akan saya tanggung," ucap Zaidan.

Ayah Ayra tidak bermaksud untuk meminta agar Zaidan membiayai kuliah Ayra.

Ayah dan bunda Ayra berdiskusi sebentar lalu kembali.

"Saya dan istri menerima lamaran ini. Bagaimana pun juga ini merupakan niat yang baik, tapi saya kembalikan itu pada Ayra," ucap ayah.

Ayra ditanya seperti itu, mana pandangan mata semua orang tertuju padanya. Jujur saja dalam hati Ayra yang paling dalam, ia sangat menyetujui itu. Ayra juga mencintai habib Zaidan lebih dari sekedar idola.

"Ayra gimana sayang?" tanya umi.

Sungguh mendadak lidah Ayra terasa kelu.

Ayra mengangguk "Bismillahirrahmanirrahim, Ayra menerima lamaran habib Zaidan," ucap Ayra.

"Alhamdulillah," semua orang berucap syukur.

Sebelum Ayra dipakai kan cincin. Ayahnya video call dengan bang Alvaro kakaknya Ayra. Bagaimana pun juga Alvaro anak pertama, Ayra meminta izin untuk melangkahi nya duluan. Alhamdulillah nya Alvaro setuju, malahan dia sangat bahagia sekali. Alvaro juga jadi pengen pulang, menyaksikan kebahagiaan adiknya saat ini juga.

Umi menyematkan cincin emas polos di jari manis Ayra. Aisyah mengambil beberapa foto.

Sungguh hati Zaidan sangat lega dan bahagia. Ayra menerima lamarannya.

Umi, abi membiarkan Zaidan berbicara kepada Ayra di halaman depan tentu nya ditemani oleh Aisyah sebagai obat nyamuk.

Zaidan duduk di kursi sebelah kiri dan Ayra duduk di kursi sebelah kanan ditengah mereka terhalang meja. Aisyah memantau dari belakang. Membiarkan mas dan besti nya mengobrol.

Ayra menjadi gugup begini sih.

"Makasih bib udah mencintai Ayra, padahal Ayra masih banyak kurangnya, diri ini merasa tidak pantas tapi Ayra selalu berdoa meminta jodoh yang pantas untuk Ayra," ucap Ayra.

"Mencintaimu adalah keputusanku, menerima kekuranganmu itu keinginanku, dan menjaga hati mu adalah tujuanku," ucap Zaidan.

Ayra tersipu malu.

"Asal kamu tau saja Ay, saya juga belum seperti para habaib yang sepuh, saya masih seperti anak muda, saya tidak sealim itu," ungkap Zaidan.

"Kalo Ayra mencintai hanya kelebihannya saja mana mungkin Ayra mau menerima habib sekarang," ucap Ayra.

Zaidan mengernyitkan dahinya.

"Ayra juga tau setiap orang pasti punya kekurangan nya maka dari itu selain mencintai kelebihan seseorang juga harus mencintai dan menerima kekurangan nya," jelas Ayra.

"Masyallah calon istri," ucap Zaidan.

Ayra mesam-mesem disebut calon istri oleh habib Zaidan, semua ini terasa mimpi namun nyata.

"Ekhem.. Udah belum," ucap Aisyah yang sedari tadi mengawasi mereka.




Jangan lupa vote nya

Assalamu'alaikum calon suami (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang