Bab 56 (End)

3.7K 67 8
                                    

"Rumah bukan hanya sebuah tempat, tetapi itu adalah perasaan,"

"Tidak ada wanita dibelakang pria hebat. Wanita itu ada disampingnya, ia berada bersamanya. bukan di belakangnya,"

-Zaidan Yahya-



7 hari berlalu

Saat ini sedang diadakan acara aqiqah untuk putra Zaidan dan Ayra. Sekaligus pemberian nama.

Dua ekor kambing besar-besar sedang diikat di pohon mangga belakang rumah abi.

"Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap abi.

Semua orang berkumpul di belakang rumah yang cukup luas itu untuk menyaksikan pemotongan hewan aqiqah.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka.

Abi memberikan sambutan. Setelah itu giliran Zaidan yang melanjutkannya.

"Maksud kami mengundang Bapak-bapak adalah dalam rangka melaksanakan Aqiqah dan Tasyakuran atas kelahiran putra kami yang pertama yang kamu beri nama Muhammad Fadil Akram I'thisam. Mudah-mudahan dengan kehadiran putra kami ini menambah keberkahan bagi keluarga dan putra kami menjadi anak yang sholeh," ucap Zaidan.

Mereka memberi nama itu sudah dari persetujuan dan pendapat para sepuh. Muhammad Fadil Akram I'thisam yang artinya anak laki-laki yang mulia dan berpegang teguh pada pendirian.

Daging kambing sudah dibagikan kepada warga sekitar. Acara tasyakuran juga sudah dilaksanakan dengan mengundang juga para kiyai dan gus maupun para habaib.

"Fadil ganteng banget kamu nak, kaya papi," ucap Zaidan sambil menggendong anaknya.

(Foto cuma pemanis)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Foto cuma pemanis)

Plak..

Umi memukul tangan Zaidan, "jangan papi dan, abi atau baba atau ayah aja," protes umi.

"Biar beda dari yang lain mi, nanti kalo lagi di majelis an Zaidan ajak Fadil terus dia manggil Zaidan papi papi gitu, atau daddy aja ya yang lebih keren," ucap Zaidan.

"Wes toh ojo aneh-aneh dan," ucap abi.

Zaidan menatap wajah Ayra.

"Apa mas? Aku maunya bunda ya ngga mu mami," ucap Ayra.

Oeekk..

Fadil menangis digendong an Zaidan.

"Uh cup.. Cup.. Cup.. Kenapa sayang?" Zaidan menimang-nimang Fadil sambil diempok-empok.

"Haus kayanya," ucap bunda.

Ayra mengambil alih Fadil lalu membawanya ke kamar untuk diberi asi.

Semua keluarga berkumpul di ruang tengah, sehabis tasyakuran tadi. Mereka mengobrol sampai sekitar jam 10 malam. Ayra keluar kamar, Fadil sudah tidur di box bayi.

Assalamu'alaikum calon suami (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang