Pernikahan bukan untuk ajang lomba atau gengsi tapi menikah itu dimana kita sudah siap baik lahir maupun batin karena menikah adalah ibadah terpanjang.-Zaidan Yahya-
Sepulang dari majelis an, Zaidan tidak langsung tidur seperti kemarin-kemarin. Ia bertandang ke basecamp asrama putra khusus sohib-sohib nya grup sekar langit.
Di teras depan Zaidan bermain darbuka sambil mengobrol bersama sohibnya yang belum tidur.
"Kopi kopi lima puluh lima puluh," ucap Yusuf yang membawa nampan berisi kopi.
"Satu suf," ucap Zaidan.
"Biar ndak ngantuk,"
Sruputtt..
"Apik tenan"
Zaidan melihat sebuah gitar tergeletak dipojokan.
"Coba pinjam gitarnya," Zaidan menunjuk gitar.
Yusuf mengambil kan gitar lalu memberikannya pada Zaidan.
Jreng..
Habib Zaidan mencoba untuk menemukan sebuah nada dari gitar tersebut. Ia terus memainkan senar nya.
"Oh tiada terkira rindu segala-gala-galanya,"
Habib Zaidan menyanyikan sebuah lagu dangdut diringi dengan petikan gitarnya juga darbuka yang dimainkan oleh Yusuf.
Untung saja bangunan dengan asrama putra santri terpisah jadi tidak menganggu santri yang sedang tidur.
"Apalagi yo?"
"Coba bib lagu india," kata Zulfa.
"Tujhe deka to ye jana sanam.. Tetetetettet.. "
"Saya ini wes aman bisa semua," ucap Zaidan dengan pede nya.
Tak terasa sudah hampir jam 4 subuh, jam-jam mulai ngantuk. Zaidan mengambil air wudhu dan memakai sarung dan peci nya lalu ke masjid.
"Allahuakbar.. Allahuakbar.. "
Seketika para santriwati yang pada baru bangun dan masih lemes-lemes biasanya suka ogah-ogahan kalo subuhan ke masjid. Tapi saat mendengar suara adzan yang merdu mereka langsung ngeuh itu suara habib Zaidan. Mereka langsung berbondong-bondong pergi ke masjid. Namanya juga masih remaja labil, liat habib/gus/ustadz ganteng aja langsung deh.
"Putri cepetan wudhu!" ajak Febi.
"Aku lagi halangan," ucap Putri.
"Yah," dengus Febi.
"Yang masih di dalam kamar cepetan ke masjid sebelum dihitung mundur," teriak ka Zunairah yang suka keliling mengecek para santriwati.
"Yaudah Feb, gue ke masjid sebelum mak Zun marah," ucap Febi buru-buru mengambil mukena.
Pagi hari yang cerah, seperti biasa Zaidan akan lari pagi daripada tidur karena pagi ini ia ada undangan di kampus.
Kali ini ditemani oleh Yusuf.
"Masih kuat ndak suf?" tanya Zaidan yang melihat Yusuf memgeangi lututnya seperti sedang rukuk dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Bib mending suruh saya botakin rambut daripada ngajak saya joging," ucap Yusuf dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Baru 5 puteran loh," kata Zaidan.
"5 puteran dibilang baru?" Yusuf menggelengkan kepalanya.
"Maka nya ana ajakin olahraga biar terbiasa, jadi sehat suf suf,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum calon suami (End)
Spiritual"SAH!" Ucapan-ucapan terdengar dari setiap orang yang hadir dan menyaksikan acara yang sakral itu. Seorang laki-laki yang sedang duduk di kursi akad dengan memakai gamis putih dan juga sorban di kepalanya ala orang Arab terlihat sangat tampan. Zai...