MahesGemi || 02 🐻

6.7K 458 50
                                    

Mahesa menuruni tangga dengan Gemi di gendongannya, mereka akan berangkat sekolah tapi sebelum berangkat sekolah mereka harus sarapan lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahesa menuruni tangga dengan Gemi di gendongannya, mereka akan berangkat sekolah tapi sebelum berangkat sekolah mereka harus sarapan lebih dulu.

Mahesa kira dirinya yang begadang maka dia lah yang akan susah di bangunkan ternyata Gemi lebih susah di bandingkan Mahesa, sekarang saja dalam gendongan Mahesa Gemi tertidur seperti bayi kecil.

Mahesa melihat bunda dan juga ayah Gemi yang sedang mengobrol, Mahesa tersenyum keduanya memang sangat Romantis terkadang ke romantis keduanya kerap sekali membuat Gemi yang menonton menjadi kesal.

Mahesa sudah mengenal lama keluarga Gemi jadi orang tua Gemi tahu bagaimana Mahesa dan bagaimana kehidupan Mahesa walaupun seperti itu Mahesa selalu mendapatkan Lampu hijau dari orang tua Gemi.

Cukup lama memang mereka berpacaran dari Gemi kelas 7 Smp dan Mahesa kelas 9 Smp, Mahesa pernah tinggal kelas satu kali bukan karena Mahesa bodoh hanya saja kenakalan Mahesa sudah di luar Kenakalan anak Smp. Mahesa sempat akan di keluarkan tapi Mahesa tidak mau karena tidak ada yang menjaga Gemi nantinya jadi Mahesa siap untuk tinggal kelas demi menjaga Gemi yang saat itu masih sangat kecil.

"Astaga Gemi susah bangun ya Mahes?" tanya sang bunda dan Mahesa tersenyum kemudian mengangguk pelan. "Biasalah." Mahesa menjawab dengan santai.

Mahesa menurunkan Gemi di kursinya, pipi Gemi malah menempel di dada bidang Mahesa. "woy Bangun kebo! Katanya mau jadi anak teladan masa Tidur Mulu Mimi," ujar Mahesa menepuk pipi kekasihnya itu dengan pelan.

"Gemi ayo bangun lihat jam berapa sekarang, kamu kebiasaan kalau ada Mahes selalu Seperti ini. Semalem begadang Ngapain sih Mahes?" tanya Sang bunda dan Mahesa panik mendengar pertanyaan seperti itu.

"Sumpah demi si Bibi yang Jutek Mahes gak ngapa-ngapain Gemi, Mahes aja semalem Begadang bareng ayah. Iya kan yah?" tanya Mahesa meminta bantuan sang ayah. "Apa iya? Bohong kamu," jawab sang ayah dan Mahesa berdecak kesal, sama saja ternyata.

"Gak usah bohong Yah, mentang-mentang tim bola kesayangan nya kalah jadi amnesia." Mahesa mencibir dan sang ayah balik yang mendengkus sekarang. "Nyebelin banget dia Bun, pecat aja jadi calon mantu."

"Tidak semudah Itu, anak anda sudah Bucin mampus guling-guling Sama saya Ayah." Mahesa tersenyum dengan menaikturunkan alisnya. "Hadeh, bangunin lagi itu Gemi." Sang ayah mengalihkan obrolan karena tidak akan selesai bila terus mengobrol dengan Anak curut seperti Mahesa.

"Saya Cipok aja kali ya Yah biar bangun?" tanya Mahesa pada sang ayah. "Sok suci kamu Mahes biasanya juga di sosor," sindir sang ayah dan Mahesa tertawa pelan, ayah Gemi memang paling prontal sudah kesatuan yang pas mengenal Mahesa itu.

"Sayang, Mimi, Cakep ayo bangun. Nanti gue ajak kencan pulang sekolah," gumam Mahesa di telinga Gemi, ajaib anak manis itu langsung bangun dengan mengucek matanya. "Jangan di kucek mata Lo bukan Baju," ujar Mahesa meniup mata Gemi yang memerah.

"Bener ya kencan? Nonton bioskop? Kalau gak jadi awas aja," ancam Gemi dan Mahesa memutar bola matanya malas. "Iya sayang suka hati Lo aja," jawab Mahesa segenanya, Mahesa duduk di samping Gemi setelah berhasil membangunkan kekasihnya itu.

Preman Sekolah (END) TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang