2.

42.2K 4K 81
                                    








"Jadi kenapa?" tanya Nevan datar dan bersedekap dada memandang kepala sekolah dingin.

Setelah sampai di sekolah, duda itu langsung bergegas masuk keruangan ruang kepala sekolah yang di pandu Henry. Henry mengerti jika ayahnya itu tak tau dimana letak kepala sekolah karena tak pernah hadir ketika ada panggilan orang tua.

Di dalam ruangan itu, terdapat Henry dan Darren yang menunduk takut. Ada juga Satrio, pemuda yang di hajar oleh Darren dan sekaligus antagonis di novel Love for my little girl. Satu lagi seorang lelaki yang diketahui kakak dari Satrio.

"Darren melukai dan menghajar salah satu murid disini. Dan itu adalah nak Satrio yang duduk di sebelah sana," ujar kepala sekolah menjelaskan. Dia menunjuk Satrio yang berwajah masam. Terdapat lebam keunguan di wajah pemuda tampan itu.

Sontak Nevan menoleh ke arah Satrio kemudian menatap Darren yang tertunduk. Dia berdiri dan menghampiri putra bungsu Stev itu khawatir. Tetapi yang dilihat oleh orang-orang disana adalah Stev dengan wajah datar dan dinginnya.

Satrio menyeringai ketika musuhnya itu di pandang seperti itu oleh ayahnya. Dia tau jika hubungan sang musuh dengan ayahnya tak baik. Jadinya dia dengan senang hati tak melawan ketika Darren memukulnya. Dia ingin mempermalukan musuhnya itu lebih lama. Apalagi, ayah Darren yang tak pernah hadir, membuat Satrio menjadi-jadi dalam menghina Darren.

"Ayah, dengarkan dulu penjelasan Darren," ucap Henry was was, dia menjadi tameng bagi adiknya. dia tak ingin ayahnya berlaku keras pada sang adik yang bisa menyakiti hati Darren atau mempermalukan adiknya.

Nevan mengangkat alis heran, "Penjelasan apa?" ujar Nevan penuh tanya. Akan tetapi, Semua yang ada disana mendengar seolah itu perkataan dingin.

"Ayah-"

Mengabaikan Henry, dia berdiri tepat di depan Darren. Darren berkeringat dingin, dia jarang bertegur sapa dengan ayahnya. Tapi, Sungguh Darren sangat takut.

"Kau menang?"

Darren mendongak ketika mendengar pertanyaan itu. Meski ragu, dia mengangguk. "Iya."

"Bagus." Nevan bangga, dia sangat puas. Setelah mengatakan itu dia kembali ke hadapan kepala sekolah. Lalu berkata, "Semua selesai. Tidak usah di perpanjang. Pemuda itu tak apa. Lagi pula, ini pertarungan bukan pertarungan sepihak. Hanya saja, anak saya lebih unggul. Bukan begitu Frankie?" Arash, kakak dari satrio mengangguk saja. Meski keadaan adiknya jauh dari kata baik-baik saja.

Setelahnya, Nevan pergi. Dia tau jika Darren dan Satrio berkelahi karena Satrio yang berdekatan dengan Keynara Stelyn, female Lead dari novel itu. Darren yang tak suka tentu saja langsung menghajar Satrio.

Tentu saja dengan tittle antagonis, Satrio tak sekali membuat emosi Darren. Seperti yang di ketahui bahwa antagonis tak akan pernah akur dengan protagonis.

Darren merasa lega. "Jangan membuat masalah lagi." Henry tersenyum dan menepuk pundak adiknya kemudian pergi.

Jika boleh jujur, dirinya sungguh lega saat ayahnya tak berperilaku seperti apa yang dia bayangkan, justru malah sebaliknya.

Meskipun agak aneh ketika ayahnya bertingkah tak seperti biasa. Kehadiran ayahnya di sekolah pun sudah sangat mengguncang dirinya termasuk Darren selaku penyebab ayahnya yang harus selalu hadir di sekolah.

"Tadi, beneran ayah?" gumam Darren.

Lain halnya Satrio yang merasa kesal. Dia mengepalkan tangannya ketika sesuatu yang dia harapkan tak terjadi. Giginya bergemelatuk kesal.

Plak!

"Setidaknya, menang dan tak bersikap bodoh!" tuntut Arash kemudian pergi tanpa berucap. Hal itu membuat Satrio semakin kesal dan menatap benci Darren.

Dia benci ketika Darren selalu selangkah di depannya.



Tbc.

Menjadi ayah tiga anak. ✔ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang