10.

28.8K 3K 165
                                    




"Permisi om, Darrennya ada?"

Perhatian Nevan langsung teralih, dari yang tadinya game sekarang pada gadis yang entah bagaimana bisa masuk kedalam mansion megahnya, tersenyum manis yang membuat Nevan muak. Karena senyuman itu, adalah senyuman palsu.

"Ada."

Nevan menjawab acuh. Dia kembali fokus pada game di laptopnya. Dia merasa tak tertarik untuk terus bertukar sapa dengan gadis yang menjadi protagonis itu, Keynara.

"Aku boleh duduk kan om?" tanya Key lembut. Dia memandang Nevan yang terlihat tampan di matanya. Keynara jarang melihat ayah dari Darren, ini kedua kalinya dia melihatnya. Dan kapanpun itu, ayah dari pemuda yang dia incar sangat tampan.

"Duduk saja."

Dalam hati, Nevan berdengus. Untuk apa gadis seperti Keynara datang kesini. Setaunya, gadis itu selalu di bawa Darren ke mansion ini. Bukan datang sendiri tanpa di undang.

"Om ga kerja?" Keynara kembali bertanya untuk basa basi. Dia tak ingin kehilangan topik dengan duda tampan seperti Stev 'Nevan' pikirnya. Apalagi berduaan di ruangan yang lebar ini membuat hati Key kesenangan.

"Libur."

'Sial! Kenapa ni cewe tanya-tanya mulu sih!' kesal Nevan dalam hati.

"Om tidak ada niatan nikah lagi?" tanya Keynara untuk kesekian kali dengan pertanyaan yang lebih berani. Pipinya sedikit bersemu ketika melihat bahu lebar Nevan.

"Anak bau kencur sepertimu tidak ada hak untuk melayangkan pertanyaan pribadi," ketus Nevan tanpa menoleh ke arah Keynara. Dia menekankan setiap katanya supaya gadis itu mengerti jika dia tak suka.

Keynara berdecak dalam hati, "Maaf om. Aku hanya penasaran."

Nevan tak berniat menjawab. Dia memainkan gamenya dengan perasaan dongkol. Keynara pun hanya diam. Namun matanya tak berhenti menatap kagum dan penuh minat ke arah Nevan.

'Ganteng banget. Ga dapat Darren, dapat om Stev pun keknya ga masalah' batin Keynara. Dia melihat dari atas hingga bawah penampilan Nevan yang terlihat hot meski hanya menggunakan pakaian kasual.

"Permisi tuan," celetuk seorang maid. Dia meminta izin pada Nevan untuk menaruh beberapa makanan di atas meja.

Setelah itu, maid itu pamit undur diri dengan sopan, namun sebelum itu, "Buatkan sesuatu untuk gadis ini," titah Nevan. Sebenarnya dia tak ingin, tetapi.. Dia harus menjaga image. Meskipun ada makanan yang di bawa oleh maid yang entah di peruntukkan siapa, setidaknya dia ada kontribusi.

Kinsley yang datang pun menatap datar Keynara. Dia memasukkan tangan ke saku dan duduk di sofa single sebelah Nevan.

Nevan yang merasa ada yang duduk di sebelahnya pun menoleh dan terkejut ketika anak sulungnya duduk dengan nyaman. Sontak, duda itu menaruh laptopnya dan menyilangkan kaki lalu bersandar pada sandaran tempat duduknya.

'Ahh.. Kinsley ada disini! Aku harus apa? Sapa tidak ya?Nanti kalo aku di diemin gimana?!' teriak resah Nevan dalam hati. Dia memijat pelipisnya, dia sungguh bingung. Apalagi, Kinsley sangat amat tak peduli pada Stev. Anaknya yang satu itu hanya peduli pada kedua adiknya.

"Makan."

Tubuh Nevan membeku. Dia terkejut sejenak ketika mendengar suara Kinsley. Dia juga tak paham, kata 'Makan' itu di tujukan untuk siapa? Untuk dirinya? Kurasa tak mungkin mengingat seberapa benci Kinsley pada Stev di novel.

Atau pada Keynara? Entahlah.. Didalam Novel Kinsley tak dekat dengan Keynara, tetapi dekat dengan Fania.

Kinsley yang melihat ayahnya seperti tertekan dan banyak masalah pun mengernyitkan dahi.

Sementara di sisi gadis satu-satunya, pipi Keynara bersemu merah saat melihat wajah tampan Kinsley. Sungguh dalam hati dia bersorak senang karena pergi ke mansion Albert. Dia mendapatkan keberuntungan karena bertemu dengan ayah dan kakak pertama Darren.

Dan tak bisa di pungkiri bahwa keturunan Albert sangatlah tampan. Apalagi suara yang membuat hatinya berdegup kencang.

"Makasih kak," jawab Keynara lembut. Dirinya senyam senyum sendiri. 'Apakah kak Kinsley menyiapkan semua ini untukku? Aa senangnya' batinnya bersorak senang.

Keynara pun dengan segera mengambil makanan yang tersaji di depannya. Tak masalah bagi dirinya jika makan lagi ketika beberapa saat yang lalu dia sudah menghabiskan sarapan pagi bersama Satrio.

Keheningan melanda.. Nevan yang merasa jika perutnya keroncongan mencengkram perutnya di balik kaos yang dia pakai, apalagi mencium bau makanan yang amat menggoda baginya membuat rasa laparnya tak tertahankan. Dia belum makan dari kemarin siang. Dan pagi ini sepertinya sudah hampir jam delapan.

Nevan makin mencengkram perutnya yang terasa sakit. Kinsley yang peka langsung melihat jika wajah ayahnya meringis menahan sakit. Dia perhatikan wajah ayahnya seksama dimana wajah datar itu kini sedikit pucat.

Sementara Keynara, dia terus memakan makannya dengan senang hati tanpa memperhatikan keadaan.







Tbc.

Menjadi ayah tiga anak. ✔ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang