"Bagaimana bisa perusahaan saya terdapat babi tengik sepertimu!" hardik Nevan. Dia tengah menendangi seseorang bertubuh gempal yang merupakan koruptor di perusahaannya.
Dor!
Menembak tepat pada kepala pria pengkhianat itu kemudian menendangnya lagi.
"Bawa mayat ini keluar! Seret dia supaya mereka yang bekerja dengan saya tak macam-macam dan tau sedang berurusan dengan siapa!" titah Nevan terhadap dua bodyguard yang sejak tadi berdiri tegap.
"Ceylon, bersihkan ruangan saya. Pastikan semuanya baru." setelah menyampaikan perintahnya, Nevan pergi ke luar. Dia membuang jas mahalnya karena terciprat darah.
Kemudian bersiap untuk pulang. Hari ini adalah Senin, dan dia tak pulang dari kemarin. Biar lah, dia ingin sedikit melupakan kejadian itu. Nevan berhasil mengalihkan nya.
Mobil mewahnya sudah terparkir apik di Mansion. Dia masuk kedalam dan langsung di suguhi papa Stev yang menyilangkan tangan didada dan menatap dirinya datar.
'Anjir! kaget!! Ini bapak tua mukanya serem amat!' gerutunya. Tentu saja dalam hati.
Nevan menggaruk leher nya yang tak gatal. Tatapan ayahnya sungguh tak enak di pandang.
"Papa menunggumu selama 30 menit. Dan kamu baru sampai? Kemana saja kamu bocah!" celetuk Chris. Dia membuka tangannya lebar-lebar.
Nevan? Tentu saja menaikkan alisnya. Melihat kanan kiri apakah ada orang lain selain mereka. Jika dia langsung berhambur kepelukan Chris, mau di taroh di mana wajah tampannya.
"Tenang saja. Mereka semua sudah papa liburkan 2 jam, " ucap Chris yang melihat wajah ragu anaknya.
Nevan bingung, melibatkan pada pekerja hanya dua jam? Papa Stev ini memang agak lain. Nevan menghela nafas, dia pun mendekat dan memeluk Chris. Hangat, seperti dia memeluk ayahnya dahulu. "Ayah."
"Anakmu membuat ulah lagi?" tanya Chris di sela pelukan mereka.
Nevan melepaskan pelukannya. "Tidak tuh," jawab Nevan sembari memalingkan muka. Kebiasaannya ketika dia berbohong.
"Jangan berbohong."
Nevan mengerucutkan bibirnya, "Papa kan pasti sudah tau, jangan bertanya lagi!" dirinya kesal. Memangnya Nevan tidak tau kalau papa Stev itu menaruh mata-mata di antara orang-orangnya. Tau dari mana? Tentu saja Novel.
"Papa akan menghukum mereka!" desis Chris. Dirinya sungguh heran dengan anak-anak putranya yang bodoh. Apa mereka pikir selama ini hidup mereka lancar karena keberuntungan.
Nevan menggeleng, "Tidak papa. Jangan lakukan itu."
"Kenapa?"
"Karena aku sendiri yang akan menghukum mereka."
Chris memandang Nevan ragu. "Dengan apa?"
"Mendiami mereka, mungkin?" jawab Nevan terdengar ragu.
.
"Lo keterlaluan Keynara!" marah Darren menunjuk Keynara tepat di wajah gadis itu. Suasana kantin mendadak hening saat Darren menghampiri Keynara.
"Darren, sudah aku bilang. Dia fitnah aku! Aku ga pernah ngurung dia di toilet!" sanggah Key yang tak terima. Padahal, dirinya memang yang mengunci Fania di toilet.
Yah, Fania terkunci di toilet. Dan pelakunya adalah Keynara. Bagaimana gadis itu tau? Karena Fania mendengar salah satu teman Keynara menyebut nama Keynara.
"Jadi maksud lo Fania bohong?!" desis Darren.
Fania yang di samping Darren mengeratkan pelukannya pada lengan pemuda itu. Dia menggelengkan kepala kuat, "Enggak kak, Aku ga bohong."
Keynara mengepalkan tangannya kuat. Dia menatap benci Fania. "Darren ... Kamu beneran ga percaya sama aku?" lirih Keynara. Dia menatap Darren dengan tatapan sedihnya.
Darren yang melihat tatapan itu, ada rasa bimbang di hatinya. Bagaimana pun, dia pernah menyukai gadis yang saat ini menatap dirinya sedih.
"Kamu sudah tidak mempercayai ku karena gadis itu?" mengelap air mata yang jatuh, Keynara pergi tanpa mengatakan apa-apa.
Darren pun melepaskan pelukan Fania pada lengannya dan mengejar Keynara, "Key ... Tunggu. Bukan seperti itu!"
"Kak Darren! Kakak!" teriak Fania memanggil Darren. Wajahnya mendadak pias ketika pujaan hatinya malah menyusul Keynara.
"Sial!"
.
Nevan menuruni tangga. Ia sudah sampai bawah dan melihat jika putranya tengah berduaan bersama gadis lain. Biasanya, Darren bersama Fania ... Tetapi, sekarang anaknya itu bersama Keynara. Keduanya tengah berpelukan.
Keynara juga terlihat seperti menangis.
Nevan mengangkat bahu acuh lalu berjalan ke arah kanan. Bersamaan dengan itu, dari arah yang sama ... Seorang maid membawa sebuah nampan yang berisikan susu coklat yang sepertinya panas.
Sedangkan di sisi kiri, terdapat Keynara yang berjalan menunduk.
Tanpa di sangka, Keynara terjatuh karena dirinya sendiri. Mengenai Nevan yang langsung mengenai maid tersebut.
Prang!
Rasa panas langsung menjalar di punggungnya. Tak dapat di jelaskan bagaimana rasa sakit yang baru saja menderanya. Nevan mengepalkan tangan, menggigit bibirnya berharap tidak mendesis kesakitan.
Sementara Keynara membulatkan matanya. Bukan seperti ini yang ia mau. Dia sengaja melepaskan pelukan Darren dan pamit ketoilet ketika melihat Nevan datang. Dia juga pura-pura terjatuh agar bisa di tangkap oleh pria duda yang sangat hot menurutnya.
"Keynara!!" teriak Darren. Dia segera berlari ke arah gadis tersebut ketika mendengar suara jatuh. Darren yang tadinya fokus ke hp karena Keynara izin ke toilet, di kagetkan oleh suara pecahan gelas yang nyaring.
"Key, lo gak papa?" tanya Darren khawatir , membantu gadis itu berdiri.
Keynara menagngguk lemah, "Aku gak papa, tapi om?"
Darren pun langsung memandang ayahnya yang sudah berdiri. Dia menatap tajam ayahnya itu, "Kenapa setiap aku membawa teman perempuan ku, ayah selalu seperti ini!" berangnya tak suka. Jika di perhatikan, setiap dia membawa Fania, ayahnya selalu menatap tak suka. Dan hari ini, ketika dia membawa Keynara ... Ayahnya hampir melukai gadis itu.
"Maaf menyela tuan muda. Tetapi, gadis itu terjatuh sendiri dan menimpa tuan Stev. Punggung tuan Stev terkena tumpahan coklat panas yang saya bawa milik nona Keynara," sela maid yang sudah selesai membereskan kekacauan.
Darren yang awalnya ingin marah pun langsung diam. Pemuda itu langsung menatap ayahnya khawatir.
Sementara Nevan, mati-matian menahan raut wajahnya. Dia harus pergi. Duda itu melangkahkan kakinya ke atas tanpa berkata apapun. Meninggalkan Darren yang merasa bersalah karena sempat menuduh ayahnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ayah tiga anak. ✔ TERBIT
Teen Fiction( Beberapa part di hapus demi kepentingan penerbit ) Nevanio Dirga yang kehilangan putranya pada usia 2 bulan. Di berikan kesempatan memasuki raga seorang duda beranak tiga di sebuah Novel. Bukankah itu sebuah keberuntungan? Simak kisahnya.. Btw, j...