"Hikss.. Sial, sekate-kate tu Kinsley. Aku pikir makanannya buat ayahnya, tapi malah buat anak gadis yang datang tak di undang," rengek Nevan. Dia sedang meringkuk di kasusnya, tetap dengan memegangi perutnya.
Nevan memutuskan undur diri setelah dirasa jika sakitnya makin parah. Bukan sakit sih, tapi perih. Awalnya, Nevan memiliki harapan Kinsley jika makanan itu untuknya. Akan tetapi, Nevan harus mengubur harapannya ketika makanan yang tersedia itu bukan untuk Nevan.
Apalagi, Kinsley memang benci Stev.
Mengapa dia berpikir demikian? Kinsley bahkan tak keberatan saat makanan itu di makan oleh Keynara, seakan jika makanan tersebut memang di peruntukkan untuk gadis tersebut.
"Sial banget, Stev begitu di benci ya? Kamu ngapain aja si Stev, anak kamu sampek se ga peduli itu." seharusnya Nevan tau hal itu, tetapi .. Ketika dirinya yang menjalani, hatinya masih tak siap dan perasaannya tak nyaman.
Apalagi untuk dirinya yang terbiasa di limpahi kasih sayang dari istri, terlebih keluarganya.
Nevan meringkuk sendirian, dia memegang perutnya. Mencengkramnya kuat untuk mengurangi rasa sakit, dan juga menahan diri dari rasa sakit hati di dadanya. Padahal hanya masalah seperti ini, tetapi ini membuat Nevan sedih.
Dia terlalu terlena menjadi ayah tanpa tau resiko dan keadaan. Dia jadi teringat, manusia yang hidup tanpa tau resiko yang akan di hadapi, terlihat sangat dungu di mata orang lain.
Manusia itu adalah dirinya.
Nevan merasa senang menjadi figur ayah tanpa tau jika dirinya di benci oleh sikap dan sifat pemilik tubuh sebelumnya. Harusnya dia tau, harusnya Nevan mengerti, dan harusnya Nevan bisa menanggung resiko untuk dibenci.
Tetapi semakin di pikir, Nevan tidak terima. Yang memperlakukan mereka buruk itu Stev, bukan dirinya.
Dalam benak Nevan berpikir tak mau memikirkan alur cerita. Dari pada itu, hidupnya jauh lebih besar untuk di pikir. Dirinya tak mau menjadi ayah yang akan terus di benci hingga akhir hayat.
Nevan harus memikirkan dirinya sendiri, memikirkan cara agar dirinya tak lagi di benci. Entah bagaimana pun caranya. Dia tak ingin hidup sendiri padahal dirinya memiliki 3 anak.
Kesempatan kedua yang di berikan Tuhan padanya tak akan pernah dia sia-siakan.
"Anna.."
Pada akhirnya, Nevan tertidur dengan rasa sakit. Mungkin, dia bisa sedikit tahan sampai makan siang nanti. Memaksakan diri menutup mata adalah hal yang perlu dia lakukan.
Berharap jika ketika bangun, sudah memasuki waktu makan siang.
.
Yah, dengan sumringah Nevan memakan makannya. Pria itu memulai dengan satu suap. Sial, dirinya lapar sekali. Nevan merasa hebat karena sudah memikirkan taktik untuk tidur dan bangun sebelum makan siang.
Tak tik itu berhasil. Buktinya, Nevan duduk di meja makan.
Nevan memang lapar, tetapi perutnya terasa kenyang. Dia memakan 5 suap nasi, namun Nevan merasa sangat kenyang hingga perutnya terasa begah.
Merasa kurang, Nevan menambah satu suapan lagi. Akan tetapi...
Urghpp!
Perutnya bergejolak, tak sempat berdiri .. Dia memuntahkan seluruh nasi yang ia makan. Mungkin, karena rasa lapar dan keterlambatan makan membuat Nevan mengalami hal tersebut.
Nevan tak pernah merasakan hal itu sebelumnya.
Uhuk!
Uhuk!
Maid yang ada disana langsung memberikan segelas air putih pada Nevan. Duda itu langsung menyambar gelas tersebut dan meminumnya rakus.
Setelahnya, dia berdiri. Wajanya tanpa ekspresi dan tak merasa bersalah karena sudah muntah di meja makan. "Bersihkan." sebaliknya, dia memerintahkan bawahan Stev untuk membersihkan kekacauan itu.
"Buatkan aku makanan yang mudah di cerna dan cepat mengenyangkan perut," titahnya lalu pergi. Sang maid yang mengerti jika tuannya sakit pun langsung melaksanan tugasnya.
Dia berjalan tanpa malu, meskipun di bagian pahanya terdapat bekas muntahannya. Nevan masih berjalan dengan wibawa. Wajah angkuh Stev sangat membantu dirinya dalam menghadapi masalah memalukan seperti ini.
Buktinya, meski Nevan merasa malu setengah mati. Tetapi, ia bisa mengontrol wajahnya.
Terima kasih Stev.
"Ugh ... Anna, perutku rasanya tak enak." Nevan kembali meirngkuk setelah dia sampai di kasurnya. Tak lupa membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut.
Menggumakan nama 'Anna' mengadu dan merengek karena rasa tak nyaman yang dia rasakan pada perutnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ayah tiga anak. ✔ TERBIT
Teen Fiction( Beberapa part di hapus demi kepentingan penerbit ) Nevanio Dirga yang kehilangan putranya pada usia 2 bulan. Di berikan kesempatan memasuki raga seorang duda beranak tiga di sebuah Novel. Bukankah itu sebuah keberuntungan? Simak kisahnya.. Btw, j...