Setelah mendengar bentakan Darren. Nevan berlari ke atas dengan cepat. Mengabaikan banyaknya anak tangga yang harus dia lewati. Tak peduli jika dia lelah karena berlari di tangga.
Dia harus cepat-cepat memasuki kamarnya. "Emang si Darren yah, kukutuk jadi keong baru tau rasa," dumelnya sesekali mengelap air mata yang jatuh ke pipinya.
Melihat pintu kamarnya sudah terbuka, Nevan langsung membuka kasar pintu itu.
Brak!!
Tetapi, langkahnya terhenti. Matanya membola. Dia pun berbalik keluar dari kamar itu dengan wajah yang memerah malu, "Sial.. Kenapa bisa salah kamar sih anjing. Malu banget!!" cerocos Nevan ketika dia salah masuk kamar.
Kamar yang dia masuki tadi adalah kamar milik anak pertamanya Kinsley. Terlihat Kinsley yang mengobrol serius dengan anak keduanya, Henry.
Sial, Nevan malu banget. Dia menutupi wajahnya dengn tangan lalu masuk kedalam kamar miliknya. Tadi, dia sempat lupa karena rasa sedihnya. Menutup pintu lagi, Nevan langsung masuk dan menenggelamkan wajahnya di bantal empuk.
"Aaa.. Malu. Anna, aku maluu!!" rengek Nevan memanggil mendiang istri nya di kehidupan pertama.
Salah satu kebiasaan Nevan. Jika dia merasa malu ataupun kesal. Dia akan merengek kepada Anna selaku istrinya. Anna juga adalah salah satu wanita yang sabar menghadapi big baby seperti Nevan.
Sementara di sisi Kinsley dan Henry, keduanya terlihat berbincang serius.
"Kakak lihat kan barusan?" tanya Henry yang di angguki Kinsley.
"Dia benar-benar menjadi pribadi yang berbeda," papar Henry tak sabaran. Dia menceritakan segala perubahan ayahnya pada Kinsley ketika pemuda itu baru saja datang dari luar negeri.
Kinsley tersenyum, dia menepuk kepala Henry. "Jika dia berubah demi kebaikan itu tak masalah. Tetapi jika itu kebalikannya, maka kakak akan membunuh dia yang telah menyakiti adik-adik kakak," tegas Kinsley. Dia tersenyum tipis ke arah Henry.
Untuk sesaat, Henry merinding.
"Tapi kak. Sepertinya, wajah ayah sembab," tukas Henry yang baru saja ingat jika wajah ayahnya sembab seperti sedang menangis.
"Entahlah," acuh Kinsley dengan pikiran rumit menatap tempat dimana ayahnya berdiri tadi.
.
Tok
Tok
"Ayah, kau didalam?" ujar Darren mengetuk pintu kamar ayahnya. Mendengar jika ayahnya menangis dan itu karenanya, hal itu membuat pikirannya sedikit kacau.
Apa benar, ayahnya menangis? Hanya karena bentakan kecil? Bukankah ayahnya adalah orang yang tegas berwajah datar. Tetapi mengapa saat ia membentak ayahnya justru malah menangis.
Mengingat itu Darren menjadi bingung. Apakah sebenarnya ayahnya adalah orang yang lemah? Siapa yang tau.
Disisi Nevan.. Dia yang mendengar ketukan pintu dan suara Darren segera menyudahi acara merengeknya. "Ngapain tuh anak durhaka kesini," julidnya mengelap kasar air matanya.
Dia beranjak meninggalkan kasur lalu berdiri di depan pintu.
Nevan merapikan bajunya yg kusut serta mendatarkan wajahnya. Lalu membuka knop pintu. Terpangpanglah wajah putra bungsunya yang terlihat kaget saat melihatnya.
Dalam hati Nevan bertanya, apa penampilannya seperti gembel? Darren tak akan tau jika dirinya menangis kan?
Melupakan jika meski wajahnya di buat datar. Tetapi, wajah sembahnya tak bisa di sembunyikan. Itulah sebabnya Darren terkejut.
"Dia benar-benar menangis?" gumamnya dalam hati. Tiba-tiba dia merasa bersalah.
"Ada apa?" tanya Nevan datar dengan suara seraknya. Dia harus selalu tampil cool apapun yang terjadi.
Hal itu membuat Darren cengo. Bukannya takut dia merasa gemas? Ah tidak mungkin. Wajah ayahnya datar, tetapi suaranya serak. Dan lagi, wajahnya memerah, matanya bengkak dan hidung yang ikut memerah. Astaga... Darren pikir dirinya sudah gila jika mengira ayahnya terlihat lucu.
"Ayah, aku minta maaf karena membentak mu di depan teman-teman," tutur Darren tulus. Dia melakukan niatnya setelah datang ke kamar sang ayah.
"Ya."
Setelah menjawab singkat, Nevan kembali kedalam dan menutup pintu. Pria duda itu langsung berjingkrak-jingkrak senang dan menjatuhkan tubuhnya di atas karus. Dia merasa senang karena Darren yang meminta maaf.
Dia merasa menang.
"Ahahahhahaha alurnya melenceng ahahahahah.."
Mari kita tinggalkan Nevan yang mereog dengan..
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi ayah tiga anak. ✔ TERBIT
Teen Fiction( Beberapa part di hapus demi kepentingan penerbit ) Nevanio Dirga yang kehilangan putranya pada usia 2 bulan. Di berikan kesempatan memasuki raga seorang duda beranak tiga di sebuah Novel. Bukankah itu sebuah keberuntungan? Simak kisahnya.. Btw, j...