16.

26K 3.3K 118
                                    




Mary membuka kamar putranya. Sebelumnya dia mengetuk pintu lalu masuk kedalam. "Stev, mama masuk ya sayang."

Mary melangkah kedalam. Aroma khas sang putra menguar. Dia mendekati ranjang yang terdapat gundukan di samping kanan.

Maru tersenyum teduh. Dia melangkah mendekati Nevan yang duduk dan menatap balkon. "Sayang, anak mama kenapa?" tanyanya lembut.

Mau sedatar apapun wajah putranya, mau sebesar apapun Stev. Dia masihlah bayi untuk Mary. Bayi yang selalu dia timang. Bayi yang selalu dia manja setiap harinya.

Wajah itu menang turunan dari suaminya. Jika saja wajah Syev mirip dengannya, mungkin wajah sang putra imut? Memikirkan itu kadang membuat Mary kesal sendiri. Pasalnya, segala tingkah laku dan wajah Stev mirip suaminya.

Namun, ada satu yang membuat Mary senang meskipun kesal karena kemiripannya dengan puttranya 0% adalah ...

"Mama."

Ini dia ... Sikap manja yang tetap melekat. Boleh saja putranya bersikap dingin, acuh dan datar. Tetapi saat bersamanya, sang putra akan sangat manja. Ini yang membuat Mary begitu menyayangi Stev.

"Putra mama kenapa?" tangan hangat itu mengelus rambut tebal sang putra.

Nevan memeluk perut Mary. Menenggelamkan wajahnya di perut sang mama. Dia sangat lemah jika berurusan dengan seorang ibu. Untung saja, untuk satu ini dia dan Stev memiliki kesamaan.

Mengapa dia bisa tau. Hey, di setiap Novel ... Pasti akan ada plot twist yang tak bisa di prediksi. Dan ini salah satunya. Ketika membaca bab 37, ada adegan dimana Stev bertingkah manja pada Mary. Hal itu membuat Nevan tak percaya, orang se menyeramkan Stev ... Ternyata anak mama.

Manja pada wanita yang melahirkan, itu tak masalah bukan. "Mama." gumamnya. Air matanya mendadak jatuh. Dia jadi teringat bagaimana sikap anak Stev pada Stev. Meski hal itu memang pantas Stev dapatkan karena acuh pada anak-anaknya.

"Ada apa sayang? Bisa cerita ke mama?" Mary melepaskan pelukannya. Dia menangkup wajah tampan sang putra yang berderai air mata. Menghapus lelehan cairan bening itu menggunakan tangan.

Dia memang sudah terbiasa melihat putra nya menangis. Ini bukan pertama kalinya. Dan penyebabnya pasti sama.

"Aku gagal ma ... Stev gagal jadi ayah."

Sama, gumaman putranya masih tetap sama. Racauan yang mengatakan jika putranya adalah ayah yang gagal. Menyeruakan jika tak bisa menjadi ayah di inginkan oleh putra-putranya.

"Kamu tidak gagal sayang. Anak mama adalah ayah yang hebat." Mary mengecup dahi Nevan sayang. Dia juga mengecup kelopak mata duda itu.

"Hanya saja ... Anak mama ini sedikit keras kepala." Mary terkekeh pelan.

Putranya selalu menggumamkan jika dia adalah ayah yang gagal. Nyatanya, kemanapun ketiga cucunya itu pergi, Stev selalu menempatkan penjaga di sekeliling.

Stev menjaga keamanan Darren saat anak bungsunya itu di incar oleh musuh anaknya. Stev mempekerjakan dosen terbaik untuk Henry. Dan dia memberikan proyek besar pada Kinsley dengan perantara orang lain.

Stev mendukung putranya dari balik layar. Stev terlalu malu untuk membantu langsung. Menurut Stev, membantu dari belakang adalah cara yang keren. Tetapi, hal itu membuat semuanya runyam.

Dan Nevan tidak tau hal itu. Jadinya, dia menggeleng kuat. "Aku gagal mama."

Mary tidak bisa berucap lagi. Putranya sangat keras kepala. Mau sebanyak apapun dia berkata 'tidak' putranya tak akan berhenti menangis sampai dia lelah sendiri dan tertidur.

Ingin sekali Mary mengatakan pada cucunya. Betapa putranya menjaga mereka. Tetapi, Stev tak pernah mengizinkannya.

"Stev." wanita itu menunduk. Karena posisi Nevan yang duduk. Jadinya dia harus sedikit menurunkan tubuh untuk memeluk putrahya.

"Jangan menangis ... Kalau sampai papa tau, dia akan kesini dan menghukum putra-putramu. Kamu tak mau itu terjadi kan sayang?" bujuk Mary. Selain alasan itu, Mary tak ingin putranya terlarut dalam overthingking nya.

Untuk alasan yang pertama itu adalah hal benar. Papa Nevan, Christian ... Begitu memanjakan Stev meski anaknya sebesar itu bahkan memiliki buntut. Chris tak segan-segan menghukum ketiga cucunya saat mereka membuat Stev sedih.

Namun mereka tak pernah mendapatkan hukuman itu. Karena Stev selalu meyakinkan papanya, jika dirinya sama sekali tak sedih. Meski dalam hati, duda itu merasakan sakit hati yang luar biasa.

Christian, tak menyukai cucunya yang bodoh karena tak bisa melihat betapa berjuangnya sang putra untuk ketiga cucunya.














Yang satu ini sebagai tanda terima kasih pada kalian yang pollow igku ... Lope you.



Tbc.

Menjadi ayah tiga anak. ✔ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang