9.

28.6K 2.9K 36
                                    





Nevan merenggangkan otot-ototnya. Dia merasa segar setelah semalaman tidur nyenyak. Pria itu turun dari kasur dan beranjak menuju jendela balkon kamar. Gorden otomatis terbuka ketika dia mendekat, beserta pintu balkon yang juga otomatis.

Nevan sedikit takjub.. Dia berjalan keluar sembari melanjutkan perenggangan otot yang entah mengapa sangat nyaman baginya.

Nevan berpegangan pada pembatas balkon dan menghirup udara segar pagi hari. Dia melihat sekitar bagaimana luasnya Mansion yang dia tinggali, "Stev benar-benar kaya."

"Tapi kalo di inget lagi, orang tua Stev jauh lebih kaya. Stev anak tunggal, dan duda ini memiliki 2 paman adik dari mommynya, 1 bibi.. kakak dari daddnynya," gumam Nevan memikirkan keluarga Albert.

"Belom lagi anak cucunya ga tuh?" sshh.. Kalau mikirin itu, Nevan pusing rasanya. Dia mengacak rambut, Nevan ingin santai dulu. Menikmati kekayaan yang sekarang menjadi miliknya.

Entah kemana perginya Stev bodoh itu, dia benar-benar tak tau dan tidak mau tau.

Growll~

Perutnya berbunyi, Nevan memegang perut dengan 6 kotak itu. Dia pun segera melenggang pergi keluar ketika dirasa jika dirinya sudah kelaparan. Jam berapa ini, mengapa dia merasa sangat lapar.

Sebelum itu, Nevan mengganti baju dengan kaos hitam berlengan pendek serta celana panjang berwarna cream. Ia mengambil laptop dan membawanya kebawah.

Hari ini adalah hari minggu, pas sekali dirinya libur. Pasti ketiga anak-anaknya ada di rumah.

Stev jarang sekali mengambil cuti. Duda penggila kerja itu selalu saja bekerja tanpa memikirkan waktu. Mengingat itu, membuat Nevan kesal. Merepotkan, duda tiga anak ini tak mengingat jika dia memiliki 3 buntut di belakangnya.

"Saatnya makan bersamaa~"

Tetapi ini Nevan, dengan wajah berseri yang sayangnya terlihat seram di mata para penghuni Mansion lain itu pergi menuju meja makan. Tak lupa, dia menaruh laptopnya di ruang keluarga. Setelahnya kembali menuju arah meja makan.

Namun sayang sekali, ketiga buntut Stev itu terlihat menyelesaikan sarapan pagi. "Apa aku kesiangan?" tanya Nevan dalam hati. Dia berhenti tak jauh dari ruang makan ketika melihat anak-anaknya sudah ingin beranjak.

Henry yang menyadari lebih dulu keberadaan ayahnya membuat dia melirik ke arah kedua saudaranya yang juga menatap sang ayah. Tiba-tiba dia merasa tak enak, begitu pula dengan kedua saudaranya.

Mereka pikir, jika ayahnya akan sibuk dengan pekerjaan seperti biasanya. Mereka juga tidak tau kapan ayahnya pulang. Jadi, mereka memulai sarapan tanpa menunggu Stev ataupun kehadirannya.

Mendadak mood Stev turun. Dia merasa tak lapar lagi. Bahunya merosot tanda jika dia benar benar sedih. Harapan untuk makan bersama harus tandas. "Sial! Jika saja tadi aku langsung turun, pasti masih sempat!" gerutunya dalam hati.

Nevan berbalik dengan wajah malu. Mengabaikan rasa laparnya, Nevan pergi ke ruang keluarga. Mengambil laptop dan menyibukkan diri dengan game offline yang ada di sana.

"Aku tidak tau jika ayah ada dirumah," celetuk Darren. Pemuda itu tengah berbicara dengan kedua saudaranya dimeja makan.

Karena merasa tak nyaman pada sang ayah yang sudah pergi. Ketiganya memilih untuk berdiam diri disana.

Henry menghela nafas, "Entah kenapa aku merasa bersalah. Aku tidak tau kapan ayah pulang," ujarnya menelungsupkan wajah di meja.

Sementara si sulung hanya diam dan bersedekap dada. Setelah mendengar penjelasan adiknya. Juga melihat apa yang barusan terjadi, mungkin apa yang di jelaskan oleh Henry benar adanya. Melihat wajah kecewa sang ayah karena tak bisa makan bersama? Atau hal lain? Entahlah, Kinsley tak mengerti.

"Ini tuan muda." seorang Maid datang bersama nampan berisikan makanan baru.

Kinsley mengangguk dan mengkode maid itu untuk pergi mengikuti dirinya.

Hal tersebut membuat tanda tanya di kepala Henry dan Darren.

"Kapan kakak menyuruh maid membuat makanan?" tanya Henry pada Darren yang di jawab dengan bahu terangkat.





FYI: Darren menggunakan lo-gw ketika bersama teman-temannya atau orang asing. Dia akan menggunakan aku-kamu ketika bersama keluarga atau orang-orang yang di cintainya.



Tbc.

Menjadi ayah tiga anak. ✔ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang