[20] faint

223 16 0
                                    


Hoekk.. Hoeek...

Jean berdiri didepan wastafel, menatap dirinya yang terlihat pucat.

Dia bingung dengan dirinya, mengapa ia merasa sangat mual pagi ini.

Apa karena kemarin ia melewatkan makan malam? Jadi dia lemas dan pusing?. Tapi mungkin saja.

Dia juga merasa pusing, tapi hari ini ada ulangan matematika, di mata pelajaran ke tiga, jika dia tidak datang, otomatis dia tidak ada nilai ulangan.

Dan pada akhirnya pun Jean memaksakan diri untuk pergi ke sekolah.

___________________


"Anak-anak, segera ganti baju olahraganya ya, saya tunggu di lapangan". Ucap seorang guru olahraga memasuki kelas XII IPS 2.

"Je, lo gapapa?". Tanya Naya yang melihat raut wajah Jean sedikit pucat.

"Iya gapapa kok". Bohong Jean, sebenarnya kondisi dia agak kurang enak hari ini.

"Ayo ganti baju, nanti terlambat ke lapangannya". Ajak Jean yang di angguki oleh Naya.

Beberapa menit kemudian, semua murid sudah mulai merapat ke lapangan dan membentuk barisan.

"Anak-anak apakah sudah berkumpul semuanya?".

Seluruh murid pun menatap sekelilingnya, lalu kemudian menjawab "sudah pak".

"Baiklah, untuk olahraga kali ini adalah mengenai atletik. Seperti yang sudah saya terangkan di pertemuan minggu lalu, sekarang kita praktekan".

"Baik pak".

"Tapi sebelum itu, kita harus mulai pemanasan dulu, ayo rentangkan tangan semuanya".

Mereka pun mulai pemanasan sesuai yang diperintahkan.

"Untuk melemaskan otot kaki, kalian lari keliling lapangan sebanyak 3 kali, ayo lari".

Semua murid pun mulai lari mengelilingi lapangan. Namun baru 2 kali putaran kepala Jean terasa amat pusing.

Jean memelankan larinya, hingga ia tertinggal jauh dibelakang, dari teman-temannya.

Bruukkk...

Semua yang ada di sana menoleh, mendapati Jean yang sudah tidak sadarkan diri di pinggir lapangan.

Guru olahraga tersebut berlari menghampiri Jean.

"Jean?". Panggilnya untuk memastikan, namun tidak ada respon.

Beberapa murid berlari menghampiri keduanya untuk memastikan.

"Pak Jay, tolong kesini". Panggil guru olahraga tersebut yang tak sengaja melihat Jay lewat disana.

Jay pun menghampirinya dengan raut bingung, memang ada apa rame-rame.

"Tolong bawa anak ini ke UKS, dia pingsan saat berlari tadi". Ucap guru olahraga.

"Ah anak ini? Pura-pura pasti pak, biar gak bisa ikut olahraga". Ucap Jay, yang masih ingat kejadian waktu itu.

"Tapi ini beneran pingsan, dari raut muka saja, sudah pucat. Lebih baik pak Jay tolong bawa dia ke UKS dulu, buat mendapat pertolongan pertama".

Jay kemudian mengangkat Jean dan membawanya menuju UKS.

"Eh Naya kamu mau ngapain?".

"Mau liat kondisi Jean pak". Ucap Naya yang telah berlari kecil.

"Engga, kamu lanjutin lagi larinya".

"Tapi pak".

"Gak ada tapi, ayo cepat".

Direction of Destiny || JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang