[33] Jay's parents

252 15 0
                                    

Jean menatap Jam dinding, waktu menunjukan pukul 07.25 menit, sebentar lagi bel masuk kelas, untuk menyambut pelajaran pertama.

Suara yang paling Jean takuti saat dia berada disekolah. Dan sekarang malah merindukannya, dia sudah tidak bisa merasakannya kembali.

Biasanya ia akan mendengarkan Naya yang mengoceh sebelum masuk, atau sekedar dirinya yang sibuk karena lupa mengerjakan PR.

Tok..tok..

"Je, udah sarapan belum?".

Jean buru-buru membuka pintu kamarnya, dan menampilkan Riki yang hanya mencuci mukannya, dan memakai kaos pendek putih dan celana pendek biru.

"Belum".

"Ya udah, ayo sarapan bareng-bareng". Ucap Riki yang di angguki oleh Jean.

"Niatnya aku mau masak, tapi ternyata kamu udah masak duluan". Ucap Riki mengingat ketika tadi dia ke dapur untuk masak, tapi sudah ada makanan diatas meja.

"Hehe, gue udah biasa kalo sebelum berangkat sekolah masak dulu".

Ya Riki paham dengan Jean, dia kan anak perempuan satu-satunya.

Mereka pun mendudukan diri di kursi meja makan, dan mulai menyantap makanan mereka.

"Eemm..Oh iya Rik, besok lo berangkat kerja Jam berapa?". Tanya Jean disela-sela makannya.

"Berangkat Jam 8 pulang jam 4 sore. Itu pun karena aku diberi keringanan makanya cuma 8 jam. Kenapa?". Tanya Riki namun hanya dijawab gelengan oleh Jean.

"Sebisa mungkin kamu tetep stay disini ya Je, aku khawatir sama kamu. Dan kamu juga gak boleh kecapean. Maaf banget kalo selama aku pergi kamu bakal bosen disini". Ucap Riki.

"Iya, lo gak usah khawatir, gue ngga papa kok. Dengan lo mau nerima gue disini aja gue udah berterimakasih banget".

"Santai Je, gue malah seneng lo ada disini". Riki pun tersenyum.

__________________________

Siang ini Jay menemani Yaena untuk check up, mengingat kandungan Yaena yang sudah 2 bulan, ada baiknya untuk di periksa, agar tidak terjadi sesuatu.

"Janin ibu Yaena baik-baik saja, namun tetap jaga kesehatan ya, makan yang teratur, untuk menjaga nutrisi bayinya". Jelas sang dokter.

"Baik terima kasih dok, kalau begitu saya permisi". Pamit Yaena.

Kemudian Jay dan Yaena pun keluar dari ruang tersebut.

"Mau langsung pulang? Atau mampir dulu?". Tanya Jay pada Yaena.

"Mampir ke apartemen kamu boleh gak?". Tanya Yaena.

"Tentu boleh lah".

Kemudian Jay pun menggandeng Yaena dan berjalan keluar rumah sakit.

_______________________

Saat di apartemen, Jay dan Yaena dikejutkan ketika mama dan papanya ada di apartemen.

Begitu pula tuan park dan nyonya park pun sama terkejutnya ketika Jay datang tidak membawa istrinya, melainkan Yaena, wanita yang tidak disukai oleh keluarganya.

"Kenapa kamu bawa dia kesini? Dimana istrimu?". Tanya mama.

"Dia pergi". Jawab Jay.

"Pergi kemana?". Tanya mama lagi

"Jay usir". Jawab Jay singkat.

"Apa? Jangan bilang kamu mengusir istrimu karena perempuan ini". Ucap mama

"Jean selingkuhin Jay ma, dia hamil dengan laki-laki lain". Jawab Jay jujur.

"Lalu kamu balikan sama dia?". Kali ini papa Jay yang berbicara.

"Karena Yaena sedang mengandung anak Jay".

Buukkgggg...

Papa Jay memukul pipi anaknya sampai tersungkur ke lantai. Hingga membuat mama dan Yaena terkejut.

"Kamu tau Jay, kamu juga sama bajingannya". Ucap papa pada Jay.

"Kenapa kamu kembali lagi ke dalam hidup Jay?". Sekarang giliran ibu Jay yang bersuara pada Yaena.

Kemudian Yaena bertekuk lutut dan memegang kaki ibu Jay.

"Maaf kan aku tante". Ucapnya sambil menangis.

Mama Jay menarik kakinya, membuat pegangan Yaena terlepas.

"Kamu percaya dengan dia? Kamu yakin anak yang di kandung dia itu anak kamu?". Ucap mama.

"Udah cukup ma, Jay yakin kalau itu anak Jay". Tegas Jay dia berdiri, menghadap ibunya.

"Mungkin jika mama sama papa gak kesini, kami gak akan pernah tau, kalo keluarga kamu hancur Jay". Ucap sang mama.

"Pesan mama, jangan gegabah untuk mengambil keputusan, mama gak mau kamu menyesal dikemudian hari". Lanjutnya.

"Mama sama papa kecewa sama kamu Jay". dan kemudian mama dan papanya pun meninggalakkan mereka diruang tamu.

Jay terduduk dilantai dan memeluk Yaena yang masih berlutut dilantai sambil menangis.

"Aku takut Jay". Ucap Yaena

"Kita lewati semuanya bareng-bareng, jangan takut". Jay mengelus rambut perempuan itu untuk menenangkannya.

_________________________

TBC...

Direction of Destiny || JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang