Jam sudah menunjukan pukul 22.15, awalnya Jean sudah tidur. Namun dia terbangun dan tenggorokannya kering.
Kemudian dia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.
Saat dia keluar kamar, kondisi apartemen sangat sepi. Pasti Jay keluar.
Karena biasanya di jam segitu, Jay akan menghadap laptopnya diruang tv dengan kondisi tv yang menyala.
Tanpa berpikir lagi, Jean buru-buru mengambil air minum di dapur, dan kembali ke kamarnya.
Saat Jean sudah sampai kamarnya kembali, tiba-tiba ia kepikiran dengan tiramisu, dan dia ingin tiramisu.
Ah ayolah ini sudah malam, dia malas keluar, bisa-bisanya dia ngidam tiramisu.
Jean berpikir sejenak, jika Jay sedang diluar kenapa dia tidak minta pada Jay aja.
Dia mengambil hp nya dan menekan nomor Jay.
"Kenapa?". Ucap Jay
"Wah diangkat, bapak diluar kan?". Tanya Jean.
"Iya kenapa?".
"Nanti pas pulang bisa belikan saya tiramisu ya pak?". Pinta Jean.
"Gak bisa, saya lagi bareng Yaena. Mungkin saya akan pulang malem, kamu tidur saja, besok sekolah". Tolak Jay.
"Tapi saya pengin".
"Makan tiramisu dimalam hari bakal buat kamu gemuk. Udah ya, mending besok aja".
Jean menutup telfonnya kesal, dia tidak bisa menahannya, kemudian dia mengambil Jaket lalu keluar dari Apartemen.
Dia jalan kaki di trotoar, netranya melihat ke kanan dan ke kiri. Mencari toko tiramisu yang masih buka.
Setahu dia ada yang jual tiramisu didekat apartemen dia.
Akhirnya dia menemukan toko yang terdapat tulisan aneka kue.
Namun ternyata toko itu sudah tutup. Jean hanya pasrah, apakah dia harus balik lagi ke apartemen nya.Tapi dia menginginkan tiramisu itu.
Kemudian dia pun berjalan lesu, dan memutuskan untuk kembali ke apartemen nya.
Benar kata Jay mungkin dia akan mendapatkan tiramisunya besok.
Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti disampingnya.
"Jean?". Panggil seseorang, dan Jean menoleh ke sumber suara.
"Dokter Sunghoon?".
"Kamu ngapain malem-malem begini ada disini?". Tanya Sunghoon dari mobilnya.
"Sebenarnya saya sedang ingin tiramisu, tapi tokonya udah tutup". Jujur Jean.
"Wah kebetulan sekali, saya habis membeli tiramisu tadi, kamu mau? ambil aja". Ucap Sunghoon menyodorkan kotak yang berisi tiramisu itu.
"Ah gak usah, saya bisa membelinya besok pagi aja". Jawab Jean.
"Udah gapapa ambil aja, saya juga cuma iseng beli tiramisu". Ucap Sunghoon.
"Ah beneran? terimakasih dok". Jean pun akhirnya menerima tiramisu itu dari Sunghoon.
Jean mendudukkan dirinya di kursi panjang pinggir jalan, dan membuka kotak tiramisu itu. Lalu memakan tiramisunya.
Sunghoon yang sedari tadi memperhatikan, akhirnya turun dari mobilnya. Dia ikut mendudukkan diri di kursi panjang bersama dengan Jean yang memakan tiramisu itu dengan lahap.
"Kenapa makan diluar? Mending makan di apartemen kamu saja". Saran Sunghoon.
"Saya pengin makan disini, sejuk angin malamnya". Jawab Jean.
"Ini bukan sejuk, tapi dingin. Nanti kamu masuk angin".
"Engga dingin kok bagi saya, lagian saya juga pengin makan diluar, jangan khawatir saya kuat, saya kan sudah pakai jaket". Jawab Jean sambil menikmati tiramisunya dan hanya dibalas oleh helaan nafas dari Sunghoon.
"Bagaimana keadaan kandunganmu? Apakah akhir-akhir ini ada keluhan?". Tanya Sunghoon.
"Emm.. Gak ada sih, paling cuma mual doang, capek juga udah gak terlalu si". Jawab Jean.
"Ah begitu ya. Saya sarankan kamu harus sering check up setiap sebulan sekali ya. Jangan lupa jaga nutrisi. Minum susu ibu hamil juga". Jelas Sunghoon.
"Susu ibu hamil?". Bingung Jean.
"Iya, apa kamu belum membelinya?". Tanya Sunghoon yang dibalas gelengan oleh Jean.
Maklumi saja Jean masih belum paham dengan kehamilan.
"Ya sudah, habiskan tiramisunya. Nanti saya temani kamu buat beli susu ibu hamil ke supermarket terdekat". Ucap Sunghoon.
"Emangnya gapapa?". Tanya Jean tidak enak.
"Gapapa, lagian saya lagi santai hari ini". Jawab Sunghoon, yang di angguki oleh Jean.
Kini mereka berdua telah berada di supermarket. Dan sedang berada di rak susu.
"Yang mana ya? Ada berbagai merek disini". Ucap Jean.
Sunghoon membantunya untuk memilih nya.
"Yang ini, informasi nilai gizinya sesuai". Ucap Sunghoon.
Kemudian Jean mengangguk dan mengambil susu tersebut.
"Udah kan gitu aja?". Tanya Jean
"Abis ini kita beli buah-buahan ya, kamu juga butuh itu". Saran Sunghoon. Dan lagi-lagi Jean hanya mengiyakan.
Setelah mereka pun menuju kasir untuk membayar.
"Saya aja ya yang bayar". Ucap Sunghoon.
"Udah gak usah, saya juga bawa uang kok". Cegah Jean.
"Engga, anggap saja ini saya traktir". Sunghoon mengeluarkan uang untuk membayarnya.
Setelah itu Sunghoon mengambil barang belanjaan dan keluar bersama Jean.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat mereka dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Kemudian mereka berdua pun memasuki mobil Sunghoon, dan menuju ke apartemen Jean, untuk mengantar gadis itu.
Tidak perlu waktu lama untuk menuju apartemen Jean. Dan akhirnya sampai Juga.
"Terimakasih ya dok, sudah menemani saya". Ucap Jean sebelum keluar dari mobil Sunghoon.
"Iya sama-sama, kalau ada apa-apa bilang sama saya aja". Bales Sunghoon.
Jean mengangguk dan keluar dari mobil Sunghoon.
"Salam buat Jay". Ucap Sunghoon dari kaca mobil yang terbuka. Kemudian dia melajukan mobilnya pergi.
Ngomong-ngomong soal Jay, apakah dia akan khawatir padanya karena pulang malam? Ah itu pasti tidak mungkin.
Kemudian Jean pun melangkah dan memasuki apartemennya.
_________________________
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction of Destiny || Jay
FanficBerawal dari seorang guru dan murid, hingga akhirnya Jay dan Jean terjebak dalam sebuah pernikahan. Langsung Baca Aja Kalo penasaran ⚠MURNI DARI IMAJINASI SAYA⚠ Jika ada persamaan cerita, kata, nama tokoh, nama tempat, dan lain-lain, mungkin itu ad...