Jean masuk diruang guru, disana sudah ada beberapa guru dengan Jay yang duduk berhadapan dengan kepala sekolah.
Dan juga ada Narin disitu, Jean paham, pasti Narin yang melaporkannya.
Sepertinya memang Narin sudah merencankan nya, buktinya secepat itu berita mengenai dirinya kesebar.
"Jean duduk". Ucap Kepala sekolah menunjuk bangku kosong yang ada disamping Jay.
Jean pun mendudukkan dirinya disitu.
"Ada apa ya pak?". Tanya Jean pelan.
"Kamu sudah liat cctv nya kan?". Tanya Kepala sekolah. Jean hanya bisa menunduk dan mengangguk.
"Kenapa kamu tidak melaporkan kalo dia pernah melecehkanmu?".
Jean tetap menunduk, dia malu dengan semua itu. Dia tidak mampu untuk menjawabnya.
"Dan anda pak Jay, kenapa anda melakukannya? Apa anda tidak sadar, dia itu muridmu". Ucap kepala sekolah pada Jay.
"Maaf pak, saya khilaf". Hanya itu yang mampu Jay jawab.
"Atau kalian berdua sebenarnya punya hubungan?". Pertanyaan itu berhasil membuat keduanya terkejut.
"Tidak ada pak". Ucap Jay kemudian.
Tidak mungkin kan Jay mengatakannya kalau Jean itu istrinya. Yang ada Jean akan dikeluarkan dari sekolahnya.
Begini-begini juga dia masih peduli dengan Jean.
Walaupun pada akhirnya keduanya akan dapat masalah.
"Jean hamil pak". Ucap Narin tiba-tiba.
Baru tadi dibuat terkejut, sekarang lebih terkejut lagi, dan semua yang ada disana pun ikut terkejut kecuali Jay.
"Bener Jean?". Ucap salah satu guru di samping Jean.
"Engga bu, itu gak bener. Narin aja yang tukang fitnah". Jelas Jean.
"Lo gak usah nyebar-nyebar berita gak bener deh". Marah Jean.
"Loh.. Gak bener? Emang bener kan?". Ucap Narin sambil terkekeh
"Mau lo apa sih? Hah?!".
"Narin kamu jangan nyebar-nyebar yang gak bener kalo gak ada buktinya". Ucap kepala sekolah.
"Saya ada kok buktinya". Kemudian Narin mengambil sebuah selembar kertas.
"Hasil tes darah Jean waktu itu, dan disini tertulis bahwa Jean sedang mengandung". Narin memberikan lembaran itu kepada kepala sekolah.
Dan ternyata benar, kepala sekolah pun tidak menyangka.
"Anda sudah melakukan sejauh ini pak Jay?". Ucap kepala sekolah pada Jay.
Sedangkan Jean mencoba agar tidak menangis, sekarang dia tidak bisa berbuat apa-apa. Narin benar-benar keterlaluan, dia seniat itu ingin membongkar rahasianya.
"Itu bukan anak saya pak". Jawab Jay, semua orang yang ada di sana heran kecuali Jean.
"Jean, saya kira kamu anak baik-baik loh". Ucap salah satu guru.
"Anak siapa itu Jean?". Ucap Kepala sekolah.
"Anak saya pak". Tiba-tiba Riki datang masuk. Dan semua orang terkejut dengan kehadiran Riki.
"Riki?". Ucap Jean dan Narin secara bersamaan.
"Itu anak saya". Ucap Riki sekali lagi.
"Nggak pak, dia bohong ini bukan anak dia. Ini kesalahan saya tolong jangan libatkan dia". Air mata Jean tidak bisa dibendung lagi.
Karena Jean tidak mau jika Riki dikeluarkan dari sekolah.
"Ini pasti ada kesalahan, itu harusnya bukan anak Riki pak". Ucap Narin tidak terima, bukan ini rencana yang dia inginkan.
Kalau begini bisa-bisa Riki juga ikut dikeluarkan dari sekolah.
"Emang bener kok itu anak saya". Ucap Riki menahan amarah.
Ditempat duduk tangan Jay telah mengepal. Jadi benar kalo anak yang dikandung Jean itu adalah anak Riki.
"Saya akan urus masalah ini. Tolong buatkan surat panggilan orang tua untuk Riki dan Jean. Dan kalian bertiga, boleh kembali ke kelas sekarang". Ucap kepala sekolah. Narin, Jean, dan juga Riki pun akhirnya keluar dari ruangan tersebut.
_______________________
"Jean tunggu". Riki berlari mengejar Jean yang sudah di depan gerbang sekolah. Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu, dan semenjak keluar dari kantor guru Jean terus mengabaikan Riki.
Namun Riki berhasil menggapai tangan Jean yang membuat gadis itu berhenti, Dan berbalik menatapnya.
"Lo ngapain ngelakuin itu sih Rik?". Ucap Jean menahan tangis, sedangkan Riki hanya diam menatap Jean.
"Itu bakal ngebuat lo di keluarin dari sekolah". Air mata Jean sudah tidak bisa dibendung lagi. Kemudian Riki memeluk Jean erat untuk menenangkan gadis itu.
"Maaf Je, aku gak mau kamu ngelewatin ini sendirian. Setidaknya ada aku disini". Ucap Riki dalam pelukannya, Namun tiba-tiba Jean melepas paksa pelukan tersebut.
"Tapi lo udah mengorbankan sekolah lo".
"Cinta emang butuh pengorbanan, Je".
"Emang lo nya aja yang udah gila. Yang gue mau cukup gue aja yang kena masalah Rik, cukup gue aja yang dikeluarin dari sekolah. Lo gak usah ikut-ikutan".
"Kamu bener, emang aku udah gila. dan setidaknya kamu liat perjuangan aku Je".
Jean sudah tidak mampu menjawabnya lagi. Ketika dia bertemu dengan laki-laki baik, tapi kenapa dirinya yang jahat.
"Kita lalulin ini bareng-bareng ya". Ucap Riki menenangkan Jean.
_____________________________
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction of Destiny || Jay
FanfictionBerawal dari seorang guru dan murid, hingga akhirnya Jay dan Jean terjebak dalam sebuah pernikahan. Langsung Baca Aja Kalo penasaran ⚠MURNI DARI IMAJINASI SAYA⚠ Jika ada persamaan cerita, kata, nama tokoh, nama tempat, dan lain-lain, mungkin itu ad...