"Aku pulang". Ucap Riki memasuki apartemennya.
Kemudian Jean datang menghampiri Riki, berniat menyambut pemuda itu.
Namun Jean dibuat heran ketika Riki membawa sosok anak kecil di sampingnya.
"Dia siapa?". Tanya Jean, menunjuk anak kecil tersebut.
"Oh nama dia Noa, aku temuin dia di halte tadi. Katanya Noa pergi sama bibinya, namun dia ketinggalan bis dan bibinya gak sadar ketika dia ketinggalan". Ucap Riki menjelaskan.
"Lo udah lapor ke kantor polisi?". Ucap Jean sekali lagi.
"Udah kok, tapi karena orang tuanya belum ketemu. Jadi aku bawa kesini aja. Entar polisi bakal ngasih kabar ke aku". Jelas Riki.
"Ngga papa kan Je?". Tanya Riki untuk memastikan. Dia takut jika Jean tidak setuju soal Noa.
"Iya ngga papa dong, ini juga apartemen lo. Jadi terserah lo".
"Aku takut kamu ngga nyaman".
"Justru kalo dia ada disini, dia bisa nemenin gue kalo lo berangkat kerja".
"Syukur deh kalo gitu". Ucap Riki lega.
"Ya udah lo mandi dulu sana, biar dia gue yang jagain".
"Noa, sama tante Jean dulu ya, om mau mandi dulu". Ucap Riki pada Noa yang dibalas anggukan lucu dari Noa.
"Kok tante? Kakak aja?". Tawar Jean.
"Tante aja, inget umur Je, kamu beda lebih dari 10 tahun dari dia".
"Iya iya, ya udah sana mandi. Bau keringet lo". Suruh Jean, dan kemudian Riki pun bergegas untuk mandi.
"Ya udah Noa, duduk dulu sini". Ajak Jean pada Noa.
Jean mengambil remot TV dan menyalakan TV yang berisi tayangan kartun.
"Kamu suka?". Ucap Jean yang di angguki oleh Noa.
"Berapa usia kamu?".
"4 tahun, tante". Ucap Noa tersenyum sambil mengangkat keempat jarinnya.
"Kamu laper gak?". Tanya Jean.
"Emmm.. Iya". Tutur Noa malu-malu.
"Ya udah, tante ambilin makan dulu ya".
Noa tersenyum senang, Jean mencubit pelan pipi Noa karena gemas.
Tak lama kemudian Jean kembali dengan sepiring nasi dan juga lauk pauk.
Kemudian Jean meletakannya di depan Noa.
"Tante, emm.. Noa boleh minta suapin gak, bibi Noa selalu suapin Noa kalo makan". Ucap Noa.
"Oh boleh dong, sini".
Jean mengambil piring tersebut, dan mendekatkan dirinya pada Noa. Jean pun mulai menyuapi Noa sambil menonton kartun yang sedang ditonton oleh Noa.
"Wah asik ya. Noa kok makannya disuapin sama tante Jean?". Ucap Riki yang tiba-tiba datang dan duduk disamping Noa.
"Emang kanapa?". Tanya Noa bingung.
"Kan om jadi cemburu tau, itu punya om malah diambil".
"Bentar lagi dia bakal jadi punya Noa".
"Sembarangan kamu bocil. Oh iya Je, itu aku buatin susu, nanti diminum ya".
"Susu dari mana? Perasaan di sini gak nyimpen susu?".
"Gue beli tadi, buat lo. Ibu hamil perlu tambahan nutrisi juga kan".
Sebenarnya rekan kerjanya Riki mempunyai istri yang sedang mengandung, dan Riki pun belajar banyak dari dia untuk memahami wanita hamil.
"Makasih ya".
"Yah, udah habis nih makanannya. Mau nambah lagi gak?". Ucap Jean
"Engga, Noa udah kenyang".
"Ya udah kalo gitu, minum dulu sini". Ucap Jean memberi minum pada Noa.
"Oh iya, om mau tanya, katanya kamu tinggal sama bibi kamu kan. Emang ayah sama ibu Noa kemana?". Tanya Riki hati-hati.
"Kata bibi Noa, mama sama papa Noa lagi pergi jauh. Dari kecil Noa nggak pernah ketemu mereka". Ucap Noa lesu.
Riki dan Jean paham, dan kembali menenangkan anak kecil itu.
"Ngga apa-apa, masih ada om sama tante disini, Masih ada bibi kamu juga yang sayang sama Noa". Ucap Jean dan diangguki oleh Noa.
"Emm.. Om, tante. Boleh nggak kalo Noa panggil kalian papa sama mama?". Permintaan Noa membuat Riki dan Jean beradu tatap.
"Oh boleh dong sayang". Ucap Riki tersenyum. Kemudian Noa, memandang Jean penuh harap.
"Iya boleh". Ucap Jean kemudian.
Noa tersenyum senang dan memeluk mereka dari samping.
"Terimakasih mama, papa". Ucap Noa.
"Sama-sama". Jawab Riki dan Jean.
Kemudian mereka bertiga pun saling bercanda bersama di ruang TV.
________________________
"Mau apa lo pengin ketemu sama gue?". Ucap seorang wanita yang kini sedang duduk di kursi sebuah cafe.
"Santai Na, Gue cuma mau ngeliat lo, dan pengin tau kondisi anak gue". Ucap pria tersebut, kemudian mendudukkan dirinya di kursi.
"Ini bukan anak lo!". Tegas Yaena.
"Itu anak gue, kan lo yang sadar pas bangun tidur ada gue disamping lo". Ucap nya.
"Terus lo ngarep apa? Bahwa itu anak dari Jay? Hahaha...". Lanjutnya.
"Beomgyu gue mohon, jangan bongkar ini". Pinta Yaena.
"Mau lo sembunyiin berapa lama pun, suatu hari nanti akan terbongkar". Ucap Beomgyu
"Gue yakin gue bisa sembunyiin semuanya, setidaknya sampai gue nikah sama Jay, dan dapet harta warisannya".
"Ck.. Halu lo ketinggian Na, Gue gak akan biarin anak gue punya ayah tiri".
"Gue bakal ngelunasin hutang-hutang lo, asal lo tutup mulut, karena saat anak ini lahir, gue bakal nikah sama dia". Lanjutnya.
Beomgyu nampak berpikir, sebenernya dia tidak rela jika Yaena bersama orang lain.
Namun dia juga sudah lelah jika harus dikejar-kejar untuk membayar hutangnya.
"Tenang aja, lo boleh ketemu anak lo kalo mau, tapi gak sering. Itu pun kalo gue ijinin". Tawar Yaena lagi.
"Oke, gue setuju, dan dengan catatan gue nanti boleh ketemu anak gue". Ucap Beomgyu.
Yaena akhirnya tersenyum, masalah satu akhirnya telah terselesaikan.
___________________________
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction of Destiny || Jay
FanfictionBerawal dari seorang guru dan murid, hingga akhirnya Jay dan Jean terjebak dalam sebuah pernikahan. Langsung Baca Aja Kalo penasaran ⚠MURNI DARI IMAJINASI SAYA⚠ Jika ada persamaan cerita, kata, nama tokoh, nama tempat, dan lain-lain, mungkin itu ad...