Pagi ini, Jay berjalan memasuki ruang kelas XII IPS 2, karena jadwal dia adalah di jam pertama.
"Selamat pagi anak-anak".
"Pagi pak".
"Masih semangat kan?".
"Masihlah pak, wong yang ngajar bapak". Ucap salah satu siswi
"Huuu..". Sorak semua murid, yang hanya dibalas kekehan oleh Jay.
"Baiklah, saya absen dulu ya".
Kemudian Jay pun mulai mengabsen satu persatu murid yang ada dikelas tersebut.
"Jean?".
Tidak ada sahutan.
"JEAN?". Masih tidak ada sahutan.
Jay menoleh untuk melihat apakah Jean tertidur seperti waktu itu atau tidak.
Tapi ia dibuat heran dengan salah satu bangku yang masih kosong.
"Ada yang tau Jean kemana?".
"Oh gak tau pak, coba tanya Naya, dia selalu bareng Jean". Ucap salah satu siswa laki-laki
"Paling kalau gak terlambat ya gak berangkat sih pak". Jawab Naya.
"Coba saya pinjam HP nya, buat telfon dia". Perintah Jay pada Naya.
Naya pun maju ke depan dan menekan nomor Jean lalu, memberikan HP nya pada Jay.
Tak lama kemudian Jean mengangkat telfon tersebut.
"Ck.. Apasih Nay, ganggu aja lo". Jawab Jean dari sebrang telfon.
"Oh ganggu ya, perlu kah saya meminta maaf". Jawab Jay.
"ASTAGA!!".
gedubrakk..
"Saya tidak suka ada murid saya yang tidak masuk tanpa keterangan ya". Tegas Jay.
"Saya kasih kamu waktu 30 menit, untuk sampai ke sekolahan".
"30 menit, cuma berangkatnya doang, belum siap-siapnya".
"Tapi saya gak mau tau, kamu mau berangkat, atau saya tambah lagi hukumannya".
Kemudian Jay buru-buru mematikan telfonnya. Dan memberikan HPnya kepada Naya.
"Baiklah, kamu boleh duduk".
Naya berjalan ke bangkunya, namun yang dia masih heran. Tadi Jean mengatakan berangkatnya 30 menit?
Bukankah jarak rumah dia ke sekolah cuma 15 menit? Namun seketika dia tersadar. Mungkin itu cuma akal-akalan Jean saja, biar bisa ngeles.
Jean memasuki area sekolah dengan memanjat tembok seperti waktu itu. Pada akhirnya dia sampai ke Sekolah lebih dari 30 menit.
Sebenarnya dia sudah terlambat pelajaran 1 jam lebih, mungkin kalau dia tidak di telfon oleh Naya, oh maksudnya Jay. Mungkin dia tidak akan datang ke sekolah.
Daripada dia akan terkena hukuman lagi.
Jean sedikit mengendap-endap namun jalannya cepat, agar tidak ketahuan.
"Permisi". Ucap Jean memasuki kelas.
Jay yang sedang menulis dipapan tulis pun menoleh.
"Sini kamu".
Jean pun akhirnya menghampiri Jay.
"Kenapa terlambat?".
"Kesiangan".
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction of Destiny || Jay
Fiksi PenggemarBerawal dari seorang guru dan murid, hingga akhirnya Jay dan Jean terjebak dalam sebuah pernikahan. Langsung Baca Aja Kalo penasaran ⚠MURNI DARI IMAJINASI SAYA⚠ Jika ada persamaan cerita, kata, nama tokoh, nama tempat, dan lain-lain, mungkin itu ad...