[19] who knows

219 16 0
                                    

1 bulan kemudian..

"Jean, nanti kekantor saya ya, kamu belum mengerjakan tugas membuat proposal sejarah, jadi nanti kerjakan di kantor. saya awasi biar bisa liat kamu mengerjakan atau tidak". Ucap Jay setelah dia menyelesaikan tugas mengajarnya.

"Tapi Pak nanti kan pel-". Protes Jean namun segera dipotong oleh Jay.

"Nanti setelah pelajaran saya ada pelajaran sastra inggris, bukan? Sepertinya nanti bakal jamkos, karena gurunya sedang ada home visit". Lanjut Jay.

"Yeeeehhh...". Sorak semua murid disana kecuali Jean.

"Dan kamu Jean, ke kantor saya". Ucap Jay membawa bukunya dan melangkah meninggalkan kelas.

Jean beranjak dari duduknya, dan berusaha menyusul Jay untuk kekantor.

Sesampainya di kantor,

"Duduk disini, pakai Laptop saya yang itu". Ucap Jay.

Kemudian Jean mendudukan dirinya di kursi samping Jay, dan mulai membuka laptop tersebut.

Jean fokus dengan ketikannya, Jay sibuk mengecek beberapa nilai, sesekali memperhatikan cara kerja Jean.

"Ini typo". Tunjuk Jay pada laptopnya.

"Ini spasinya kepanjangan".

"Ini juga, setelah titik hurufnya harus besar".

"Ini harusnya pake huruf miring".

"Ukuran huruf buat judul ke kecilan ini".

"Ini lagi hur-".

"Diamlah pak, saya jadi kehilangan konsentrasi, jadi lupa mau ngetik apa". Protes Jean.

"Dikasih tau malah ngeyel, nanti kalo hasil ketikan kamu gitu gimana kalo buat skripsi pas kuliah".

"Bukannya ngeyel, tapi nanti juga bakal saya baca ulang kok". Jawab Jean.

"Makanya kalo dikasih tugas itu dikerjain, biar gak usah ngerjain di sekolah". Sindir Jay.

"Saya aja gak tau ada tugas dari bapak". Jawab Jean.

"Tidur mulu si dikelas, makanya gak tau".

"Bapak sendiri nggak ngingetin".

"Saya mulu yang disalahin".

"Iya lah, sebelum menyalahkan diri sendiri, liat dulu orang lain, siapa tau orang lain yang salah".

"Kamu mau durhaka sama suami?". Bisik Jay ditelinga Jean bisikan seperti deep voice yang membuat tubuh Jean menegang seketika.

Jay tersenyum, dan melanjutkan kegiatannya kembali.

Namun tiba-tiba hp Jay yang tergeletak dimeja berdering. Jean melirik melihat siapa yang menelfon. Dan tertulis nama 'Yaena' disana.

Jay mengambil hpnya dan pergi menjauh dari tempat itu.

"Jay..". Ucap Yaena yang terdengar menangis.

"Eh kamu kenapa? Kamu nangis?". Jay berusaha menenangkannya.

"Jay, bisakah kita bertemu nanti, ada sesuatu yang harus aku bicarain".

"Bisa, mau dimana?".

"Di tempat biasa kita nongkrong aja".

"Baiklah, nanti aku kesana saat istirahat sekolah, see you".

Kemudian telfon dimatikan oleh Yaena.

Jay mengerutkan keningnya bingung, ada apa Yaena mengajaknya bertemu?

Direction of Destiny || JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang