Disebuah cafe bergaya klasik terdapat dua orang siswi yang masih memakai seragam sekolah.
Di lengkapi dengan dua cangkir kopi yang berada dihadapan mereka, yang diselingi oleh gibahan yang gak berbobot.
"Eh lo tau Haruto anak IPS 1?". Ucap Naya serius dan sambil berbisik.
Sedangkan Jean mengangguk serius mendengarkan. "Iya gue tau, dia kan temen basketnya Riki".
"Kemarin gue liat dia berantem sama pacarnya di pinggir jalan". Lanjut Naya.
"Tuh kan bener, orang ceweknya gak setia ngapain dipertahanin coba". Jawab Jean dengan suara lantang.
"Stttt.. Pelan-pelan ngomong nya Je". Peringat Naya.
"Eh iya maaf, terus-terus gimana sekarang?".
"Kata Junghwan si, mereka putus, tapi si cewe gak terima dan malah ngancem...".
Tiba-tiba netra Jean tertuju pada Jay yang sedang berjalan masuk kearah cafe tersebut.
Kemudian Jean pun dengan segera menunduk, agar Jay tidak melihatnya. Bisa bahaya kalo dia pulang sekolah gak langsung kerumah dulu, malah nongkrong.
Masalahnya dia belum ijin pada suaminya tersebut, kalo terjadi sesuatu kan bahaya.
"... Jadi gitu, Je lo dengerin gue kan?". Heran Naya pasalnya Jean hanya menunduk sambil melirik seseorang.
Dan mata Naya ikut melirik apa yang dilirik oleh Jean.
"Lah itu kan pak Jay? Ooohh.. Mungkin dia juga mau nongkrong juga kali".
Mereka terus memperhatikan Jay dari kejauhan, sampai netra mereka menangkap Jay mendekati seorang wanita yang berada dibangku paling pojok.
"Jay". Panggil wanita tersebut.
Jay berjalan menghampirinya.
"Hai, apa kabar? Aku kangen". Ucap wanita itu yang kemudian memeluknya. Namun Jay tidak membalas pelukannya.
"Kamu dari kapan pulang kesini?". Tanya Jay yang kemudian duduk berhadapan dengan wanita itu.
"Minggu lalu, aku mencari kamu tapi gak ketemu, dan sekarang aku ketemu kamu, aku kangen banget sama kamu tau gak". Ucap wanita itu tersenyum.
"Dari dulu kamu kemana aja hilang tanpa kabar?". Tanya Jay dengan muka datarnya.
"Maafin aku. Dulu aku dibawa sama papaku ke Amerika karena mama sama papaku bercerai. Kondisinya rumit saat itu, aku juga berpisah dengan adikku". Ucapnya menunduk
"Kenapa kamu gak cerita sama aku". Kini Jay memegang tangan wanita itu, berusaha menguatkan.
"Aku juga maunya gitu. Tapi ini masalah keluarga ku, aku gak mau ini jadi menambah bebanmu".
"Aku pernah bilang kan, bahwa kita harus lewatin semuanya bareng-bareng, mau senang ataupun sedih?". Ucap Jay
"Dengan kamu menghilang gini, aku jadi bingung, aku nyari kamu kemana-mana, tapi gak ketemu". Lanjutnya
Yaena mengeratkan gegamannya pada Jay.
"Tapi kamu masih cinta kan sama aku?". Ucapan Yaena berhasil membuat Jay membeku.
Jay tidak mau munafik, sebenarnya dia juga masih mencintai Yaena. Mengingat Yaena adalah cinta pertamanya saat SMA.
Tapi disisi lain ia sudah menikah dengan Jean. Ingin sekali ia protes dengan takdir, kenapa ia baru dipertemukan dengan Yaena saat statusnya telah berubah.
"Jawab Jay, kmu masih mencintaiku kan? bisakah kita kembali kaya dulu?".
Jay mengangguk lemah. Yaena tersenyum senang, ternyata dia masih ada dihati Jay.
"Aku masih mencintaimu, tapi kita tidak bisa sama-sama lagi kaya dulu". Kemudian Jay melepas genggaman tangannya pada Yaena, yang membuat senyuman Yaena perlahan memudar.
"Kenapa Jay?". Ucapnya sedih
Jay menggeleng, kemudian dia beranjak dari duduknya dan ingin pergi dari tempat itu.
Namun Yaena menahan tangannya.
"Beri aku alasan Jay". Yaena memohon
"Nanti kamu akan tau alasannya, maaf".
Lalu Jay melepas genggaman Yaena dari tangannya, dan kemudian keluar dari cafe tersebut.
"Sampai kapanpun aku gak akan melepaskanmu begitu aja, Jay". Ucap Yaena pada dirinya sendiri
Mungkin jika benar alasan Yaena pergi karena papanya yang membawanya pergi. Jay akan dengan mudah memaafkannya.
Namun setelah mengetahui fakta bahwa, ketika dulu ia tengah sibuk mencari Yaena. Tiba-tiba Sunghoon mengirim sebuah foto bahwa Yaena tengah berselingkuh dengan pria lain di Amerika.
Jay geram, hatinya begitu sakit. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dan menganggap Yaenanya telah pergi.
Perlu waktu lama untuk menyembuhkan hatinya. Hingga ia dipertemukan dengan Jean. Walaupun ia belum mencintainya.
Dan sekarang Yaena malah datang kembali padanya. Dan entah mengapa rasa cintanya lebih besar dari rasa bencinya pada Yaena.
Yaena sudah banyak berubah, apakah rasa cintanya akan kembali lagi padanya?.
Jean dan Naya menatap Jay pergi kemudian melihat wanita yang bernama Yaena tersebut.
Wanita itu terlihat frustasi dan setelah itu berjalan keluar dari cafe tersebut.
"Apa itu masalalunya pak Jay? Atau pacarnya?". Tanya Naya pada Jean, namun gadis tidak menjawab apa yang dikatakan Naya.
"Heh Jean, lo kenapa bengong sih?". Ucap Naya menyenggol badan Jean, yang membuat sang empu terkejut.
"Oh, gue gak tau, lagian apa urusannya kan?". Jawab Jean kemudian.
"Ya masa lo gak penasaran si?".
"Emmm... Engga si, coba kita gosipin yang penting-penting aja".
"Okelah". Ucap Naya pasrah dan meminum kopinya yang susah agak mendingin.
'Dari keliatannya si, dia masalalunya pak Jay. Kalo sampai pak Jay balikan sama dia terus dia ceraiin gue gimana? Masa gue jadi janda muda? Tapi kan emang itu tujuan pernikahan gue, apa mungkin ada saat dimana Pak Jay bakal ceraiin gue?'. batin Jean
"Je, lo bengong mulu dari tadi, kenapa? Lo sakit?". Khawatir Naya.
"Oh gapapa kok Nay, gue cuma mikirin kakak gue, kayaknya dia pulang cepat hari ini. Ya udah habisin dulu, kayaknya gue gak bisa lama-lama disini". Bohong Jean.
Naya hanya mengangguk paham. Dan setelah itu mereka pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
Dengan Jean yang pulang menggunakan taksi online, sedangkan Naya dijemput oleh supirnya.
____________________________
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Direction of Destiny || Jay
FanficBerawal dari seorang guru dan murid, hingga akhirnya Jay dan Jean terjebak dalam sebuah pernikahan. Langsung Baca Aja Kalo penasaran ⚠MURNI DARI IMAJINASI SAYA⚠ Jika ada persamaan cerita, kata, nama tokoh, nama tempat, dan lain-lain, mungkin itu ad...