(re-publish dari Burning in My Limbo, cuma aku ganti judulnya & mau aku lanjutin kalo ada ide, hehe)
cw//profanity, blindfold, mouth gag, bondage, toxic relationship
(Top Gyu bottom Hao ft. Jun)
Mature content, Minors DNI!!!
*****
Bagaimana rasanya jatuh cinta? Mungkin Minghao akan menjawab bahwa jatuh cinta itu perih dan begitu menyakitkan. Semakin lama ia mencintai orang yang sama, semakin dalam juga ia akan jatuh ke dalam lingkar lara bernama cinta itu...
Orang bilang cinta hadir karena terbiasa, tapi sebaliknya Minghao terbiasa karena cinta-ia begitu mencintai orang yang mendatangkan perih bagi hatinya itu, sampai-sampai ia kini sudah terbiasa-, ia sudah terbiasa dengan perlakuan Mingyu kepadanya.
***
"Nggghhhh...."
"Bzzztt... bzzztt"
Desahan dan suara getaran vibrator terdengar hingga ke sudut-sudut ruangan. Mulut yang menggemakan desah itu tertutup oleh gag mulut dan kedua netranya terhalang oleh sejenis penutup. Terbaring tanpa ada satu pakaian pun menempel pada kulitnya dan gerak tubuhnya pun dibatasi oleh tali yang mengikat pada kedua kaki dan tangannya. Setiap senti dari tubuh Minghao begitu sensitif, sedikit getaran dari vibrator yang ada di dalam kepunyaannya, membuat dirinya begitu terangsang.
Sudah berulang kali ia mencapai putihnya, tubuhnya sudah lemah dan lelah namun tetap terangsang terus-menerus. Air mata dan keringatnya pun mengucur karena sensasi yang tak henti ia rasakan itu.
Ia hanya bisa menunggu sang dominan kembali, untuk membebaskan dirinya atau justru mempermainkan dirinya lagi dan lagi...
Bukankah ini sudah terlalu lama? Kapan Mingyu akan kembali? Berapa lama lagi ia harus menunggu? Apa Mingyu sudah lupa akan dirinya?
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan derap langkah kaki yang mendekat, menghentikan pertanyaan-pertanyaan yang muncul di otak Minghao. Mingyu sudah kembali, pikirnya. Namun haruskah ia merasa lega, atau justru gentar karena ia sudah melanggar perintah dari sang dominan berulang kali? (Mingyu melarang Minghao untuk ejakulasi hingga ada perintah darinya)
Ikatan pada tangan dan kakinya mulai dilepas satu persatu, begitu juga dengan benda yang ada di mulutnya. Tetapi tidak dengan vibrator yang ada di dalam Minghao, benda itu terus merangsang bagian sensitif miliknya.
"Please matiin vibratornya, Gyu... nggghh..."
"You're a bad boy, Hao... Bad boys should be punished!! Don't you think?"
"Nggghhh"
"Spread your legs!"
Mendengar perintah dari sang dominan, Minghao menekuk lutut dan membuka kakinya, posisi yang membuatnya merasa begitu terlihat. Mingyu segera membuka resleting celananya dan tanpa aba memasukkan miliknya ke dalam Minghao.
Minghao tersentak, kepunyaan Mingyu yang besar itu meregangkan setiap sisi miliknya dan mendorong vibrator semakin masuk ke dalam. Gerakan Mingyu semakin cepat, meninggalkan kejutan demi kejutan yang semakin merangsang tubuh Minghao.
"Nggghh Hao... Desah yang keras, Hao... ga perlu lo tahan..."
Mingyu terus menyebut namanya, tidak seperti biasanya-Mingyu sering menyebut nama orang lain saat melakukannya bersama dengan Minghao-, membuat Minghao sedikit senang. Minghao mencapai klimaks namun tidak mampu lagi mengeluarkan cairan ejakulasinya, tubuhnya gemetar hebat. Sejenak Mingyu menghentikan gerakannya dan melihat Minghao yang masih mencapai putihnya.
"Gimana Jun? Lo udah liat sendiri kan kalo gue ga maksa dia? Dia juga suka ngelakuin ini..."
Minghao terperanjat mendengar perkataan Mingyu, bukan hanya ada mereka berdua di ruangan itu, melainkan juga ada Jun di sana. Tapi dimana? Ia tidak bisa merasakan kehadiran Jun sama sekali di ruangan itu.
"Gimana kalo kita tunjukin ke Jun, gimana sukanya lu ama kontol gue, hao..."
Mingyu menaikan getaran vibrator mencapai maksimal dan kembali menghantam milik Minghao dengan keras, belum sempat Minghao merespon fakta bahwa Jun ada bersama mereka.
"Bilang safe word-nya Hao... Lo ga mau kan terus-terusan ngewe di depan Jun? Atau lo justru suka diliatin ama Jun? Atau kita ajak Jun sekalia--"
"I hate you, Gyu!!"
Minghao mengucapkan safe word yang sudah keduanya tetapkan sebelumnya, safe word yang sekali diucapkan akan mengakhiri hubungan antara dirinya dan Mingyu. Sebelumnya Minghao tidak akan pernah mengucapkan kata-kata itu, tapi hatinya sudah tidak bisa menahan perlakuan Mingyu kepadanya. It's just too much, Minghao tidak bisa menerimanya lagi.
Mingyu hanya menganggapnya sebagai mainan, tidak pernah memikirkan bagaimana perasaannya. Mungkin sudah saatnya Minghao untuk pergi, berhenti menunggu Mingyu... Karena sekarang Minghao yakin bahwa itu semua percuma-penantian, pengorbanan, dan rasa cintanya-, tidak akan berbalas.
"Good boy..."
Itu adalah pujian termanis yang pertama kali dan mungkin yang terakhir keluar dari mulut Mingyu untuk dirinya. Walaupun matanya masih tertutup, Minghao tahu bahwa Mingyu mengucapkan perkataan itu sambil tersenyum.
'Dia ga pernah muji gue kayak gitu... tapi semuanya udah selesai... dia sama gue, udah selesai...'
Mingyu bangkit dari tempat tidur, membenarkan celananya dan pergi meninggalkan ruangan itu. Di ruangan itu hanya tersisa Minghao yang masih terbaring dengan Jun yang masih terdiam, berdiri di dekat pintu.
Jun berjalan mendekat, membuka penutup mata yang ada di wajah Minghao, menutup tubuh mungil itu dengan selimut dan memeluknya dengan erat. Minghao hanya bisa terdiam dan menerima rasa kasihan dari seseorang yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri itu.
***
"Ini waktunya lo buat bahagia, hao... Bukan sama orang kayak gue... tapi sama orang lain yang emang cinta sama elo..."
*****
.
to be continued...
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows - Gyuhao
Fanfiction🔞Mature content! MDNI!🔞 [kumpulan shortfic/oneshot gyuhao, BXB (homophobic DNI), tulisan ga jelas dari ide yang gajelas jg, cerita cringe & random, sebagian besar nsfw, minors please do not interact!!!!] "Stay with me at any moment, in the shadow...