Dévore-moi (05)🔞!!!

860 41 9
                                    

Explicit content, minors please do not interact!!!

CW-TW//bl00d, kissing, licking, cum swall0wing, biting, penetration without protection, depiction of physical injury and c4nnib4lism.

Harap kebijaksanaannya saat membaca🙏


*****

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Diterpa sorot lampu minyak yang menyala redup, ditemani kesunyian yang bahkan membuat dengung di telinga; bayangan dua insan itu saling bertemu di saat dunia mulai hening terlelap. Hanya untuk melakukan sebuah ritual yang biasa keduanya lakukan, ritual 'makan dan dimakan'. Ritual yang akan terasa sangat menyakitkan, tapi keduanya abai akan kenyataan itu. 

Salahkan satu dari mereka yang rela untuk 'dimakan'. 

Salahkan juga yang lainnya, karena kini tidak bisa hidup tanpa kehadiran sosok yang sudah menggerogoti dirinya dari dalam. Sosok yang sudah membuatnya ketergantungan seperti halnya candu, yang sudah mengikat dirinya agar memuja tiap inci dari sosok indah itu.

Dengan putus asa keduanya berpadu. 

Myungho membantu sang tuan melepaskan pakaian. Helai demi helai ia buka perlahan. Sementara sang tuan mengurai pakaiannya. 

Tidak lupa dengan bibir dan lidah yang sudah tidak keruan beradu. Mingyu melumat milik Myungho begitu kuat, menghirup Myungho dengan terburu-buru. Ia melingkarkan satu lengannya pada Myungho membuat pertemuan mereka kian lekat. 

Myungho dibuat tidak berkutik. Lidah tuannya menerobos masuk ke dalam mulutnya. Rongga mulutnya seakan diaduk, diselidik tiap sisinya. Setiap gerakan dari Mingyu, seperti mencekik lehernya hingga ia tidak bisa bernafas. Dan seiring waktu berjalan, pasokan oksigen di dadanya berkurang dan membuat kekuatan di kakinya melemah. Namun Myungho hanya bisa menyerahkan diri dalam rengkuh kuat sang tuan.

Mingyu melepaskan Myungho. "Mengapa kau tidak bernafas? Bagaimana jika kau pingsan? Kau ingin meninggalkanku melakukan ini semua sendirian?" Tanyanya sambil mengecup area sekitar leher sang submisif, membungkukkan tubuh, menyesuaikan dengan tinggi Myungho.

"Mmmhh ahhh.... Ti-tidak begitu, Tuan." Ucap Myungho lemah, nafasnya masih tersengal-sengal. Ia semakin keras mendesah saat Mingyu mulai menggigit lembut kulit lehernya, meraba masuk ke dalam pakaiannya.

Keduanya lanjut saling melucuti dan menyingkap telanjang tubuh mereka di tengah temaran cahaya lampu.

Myungho menyentuh pakaian basah tuannya. Pakaian itu basah oleh cairan kental berbau amis, oleh cairan merah yang entah Myungho tidak tahu dari mana asalnya. Myungho sudah terbiasa dengan bau anyir itu. Tapi, ia tidak pernah merasa takut pada sang tuan, ia justru merasa khawatir. 

Bagaimana jika darah itu berasal dari luka pada tubuh Tuannya? Apakah Mingyu sedang terluka? Apakah Mingyu baik-baik saja?

Dan benar saja, kekhawatirannya itu berdasar. 

Shadows - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang