🔞Mature content! MDNI!🔞
[kumpulan shortfic/oneshot gyuhao, BXB (homophobic DNI), tulisan ga jelas dari ide yang gajelas jg, cerita cringe & random, sebagian besar nsfw, minors please do not interact!!!!]
"Stay with me at any moment, in the shadow...
CW-TW// kissing, character death, mention of human trafficking and unethical human experimentation.
*****
.
.
"Our feelings, that came and left
Us, who were happy while piling up our memories one by one
You, who I am no longer with..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
***
Saat hari menggelap dan makin terasa dingin, dua insan itu menghangat dalam dekap satu sama lain. Begitu setiap malam, tidak pernah bosan.
Bahkan saat sang duke sibuk dengan tugasnya, bahkan saat sang elf sibuk dengan penelitiannya. Sedetik saja, semenit bila kurang, keduanya tidak akan segan untuk sejenak menghabiskan waktu bersama. Selagi ada kesempatan, karena beberapa kali Mingyu harus pergi dalam tugas penaklukan yang diperintahkan raja. Meninggalkan Minghao di kastil miliknya, karena ia tidak ingin Minghao berada di medan bahaya bersamanya. Walau sebenarnya sangat menyiksa untuk berpisah barang sebentar dari sang kekasih.
Namun entah mengapa malam itu sedikit berbeda.
Mingyu mempererat dekapannya pada sang kekasih yang duduk di pangkuannya, meski pelukannya tidak berbalas. Minghao sudah bersikap dingin padanya karena suatu hal yang tidak ia ketahui. Meski begitu, setidaknya ia berhasil membuat kekasihnya ada di dalam rengkuhnya. Duduk berdua di tempat tidurnya, ia menunggu sampai kekasihnya berhenti marah padanya.
Ia memandangi gerak-gerik sang kekasih.
Menggemaskan...
Dengan kacamata bulat bertengger di hidung, kekasihnya itu nampak serius membaca buku. Namun di saat bersamaan, nampak begitu menggemaskan.
Sesekali Mingyu membenamkan wajahnya di ceruk leher pria yang lebih mungil darinya itu.
Harum...
Aroma Minghao membuatnya nyaman dan betah ada di posisi itu.
Minghao yang duduk di pangkuan Mingyu hanya diam, mengabaikan tatapan dan semua kelakuan dari Mingyu, terus lanjut membaca halaman demi halaman dari bacaannya.
Tapi lama-lama, Minghao tak tahan dan akhirnya membuka mulutnya, "kenapa kau melakukan ini? Kenapa aku harus di posisi ini? Aku ingin membaca dengan tenang, Duke...." Tanya Minghao dengan pandangan masih terpaku pada bukunya.
