Dévore-moi (04)🔞!!!

702 34 3
                                    

*****

Raja masih duduk di singgahsananya. Para pejabat kerajaan keluar satu per satu, meninggalkan beberapa orang di balairung istana. Putra Mahkota, Jenderal Kim, Pangeran Ke-empat, dan juga Jihoon, diminta untuk tetap tinggal karena ada beberapa hal akan disampaikan oleh raja kepada mereka.

"Woo, kau sudah tiba sejak tiga hari yang lalu, tapi kau bahkan tidak mengindahkan panggilan dariku."

"Ampuni saya, Yang Mulia. Saya masih berusaha menyesuaikan diri setelah lima tahun baru kembali ke istana." Alasan palsu terucap dari mulut Wang Woo. Ia tidak suka berada di istana, tapi ia juga tidak ingin kembali ke Shinju. Seakan tidak ada tempat tujuan bagi dirinya. Seakan tidak ada yang benar-benar mengiginkan dirinya sebagai Woo, dirinya yang hanya seorang anak, seorang manusia yang juga membutuhkan tempat kembali. 

"Aku akan memaafkanmu untuk kali ini saja. Kau kembali ke sini setelah melarikan diri dari keluargamu. Aku akan mengurusnya dengan Klan Kang secepatnya, supaya mereka mengizinkanmu untuk tinggal di istana."

Keluarga?! Keluarga macam apa yang menyiksa, memperbudak, bahkan memperlakukan dirinya seperti anjing gila?! Seperti dirinya adalah hewan buas yang tidak mengenal rasa sakit?! 

"Te-terimakasih, Yang Mulia...." Ucap Woo dengan terbata, tangannya mengepal erat dan ia berusaha menahan amarahnya. Namun, amarah Woo kian menyala ketika sang raja mengutarakan keinginannya. Perintah dari Raja, ayahnya sendiri, benar-benar membuatnya kian kecewa, kian iri kepada semua orang yang memiliki sosok ayah penyayang.

"Baik saya akan lakukan perintah anda, Yang Mulia. Saya pamit undur diri." Woo tidak buang-buang waktu untuk pergi dari tempat itu.

"Jihoon, tentukan hari yang tepat untuk melakukan ritual. Dan Jenderal Kim, lindungilah Putra Mahkota, apapun yang terjadi."

"Baik, Yang Mulia." Ucap keduanya kepada sang raja.

Sebuah ritual besar akan dilakukan dan biasanya akan diikuti dengan perayaan di ibu kota kerajaan. Para rakyat akan merayakan terusirnya, terhapusnya roh jahat yang selama ini menghantui mereka. Itulah yang seharusnya terjadi, namun tidak semua akan berjalan seperti yang diharapkan. 

.

.

Wang Woo segera menuju perpustakaan istana, ia ingin menenangkan dirinya dengan membaca beberapa buku. Tapi ternyata ia tidak sendirian di sana. Seseorang yang ia jumpai kemarin di taman istana, juga berada di perpustakaan, berdiri tepat di hadapannya. 

Keduanya tidak sengaja bertemu kembali, bertabrakan di persimpangan antar rak buku.

Junhui masih ingat kejadian kemarin, bagaimana ia dan orang di depannya itu mendengarkan dua orang sedang 'berhubungan' di taman istana. Dan Junhui dipertemukan kembali dengan orang itu lagi. Ia berusaha berlalu dan segera pergi dari perpustakaan, namun pria gagah itu mengucapkan sesuatu kepadanya, "kau, katakan obat apa yang bisa menghilangkan rasa sakit hati..."

Woo bahkan tidak sadar mengatakan itu dari mulutnya, semuanya mengalir begitu saja, tanpa ada penghalang. 

"... perasaan sedih dalam hatimu.... Menghilangkan semua rasa pahit di dalam hati--mematikan semua perasaan kalau bisa." Ucapnya lirih.

Ia benar-benar jemu dengan perasaan sedih yang ia rasakan. Perasaan yang tidak seharusnya ia rasakan terhadap ayah yang bahkan tidak menyayanginya. Mungkin karena itu semua, ia bertanya hal tidak jelas pada Wen Junhui, si ahli obat-obatan.

"Siapa kau, sehingga kau bisa memerintahku seenaknya?!" Junhui berbalik dan menatap Woo, penuh tantang. Keduanya memiliki tinggi yang hampir sama, dua pasang mata itu bertemu pada garis sejajar.

Shadows - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang