🔞Mature content! MDNI!🔞
[kumpulan shortfic/oneshot gyuhao, BXB (homophobic DNI), tulisan ga jelas dari ide yang gajelas jg, cerita cringe & random, sebagian besar nsfw, minors please do not interact!!!!]
"Stay with me at any moment, in the shadow...
Hai... Setelah menimbang-nimbang, aku memutuskan untuk tetap update. Ga jadi bulan depan updatenya :)
CW-TW// mention of suicide and murder, sucking, blowjob, cum eating, rimming.
Enjoy the ride :)
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Mingyu kembali datang ke tempat yang sama dengan malam sebelumnya. Sendirian, tanpa Chan bersamanya. Tujuan utamanya adalah untuk bertemu dengan Myungho, meyakinkan dirinya lagi bahwa apa yang terjadi pada dirinya kemarin bukan hanya hayalannya semata.
Jika takdir mempertemukannya lagi dengan Myungho, membawanya kembali pada rasa yang begitu candu buatnya....
.
.
Kemarin, Myungho salah mengerti tugas yang harus dilakukannya. Ia sebenarnya hanya perlu menemani tamu yang datang dengan sekadar mengobrol, menuangkan minuman saat cangkir mereka telah kosong. Bukan justru melakukan hal yang dilakukannya kemarin. Tidak semua bangsawan ingin bersentuhan dengan rakyat jelata seperti dirinya.
Dan malam ini, Myungho tidak akan melakukan kesalahan itu lagi.
.
Hening terpecah oleh dentingan dawai geomungo(alat musik dawai dari korea); tongkat bambu kecil menyapu dawai demi dawainya, menghasilkan bunyi petikan yang terdengar begitu dalam dan syahdu. Saat itulah seorang lelaki bertubuh ramping memulai tariannya. Dengan pakaian elok yang tergerai indah, mengekspos kulit putih, mulus tubuhnya. Nada rendah dan berat dari senar khas alat musik itu, mengiring tiap gerak tubuhnya. Penuh rasa dan membekas karena begitu indahnya.
Tarian dan bunyi instrumen yang terdengar, seakan menghipnotis semua yang menyaksikannya, walau sebenarnya hanya ada seorang saja yang melihat pertunjukan itu. Hanya Mingyu seorang diri. Mingyu dibuat tidak berpaling dari Myungho, yang seolah memamerkan tiap lekuk tubuhnya di hadapan Mingyu. Seperti mangsa yang menari-nari di depan sang pemangsa, begitu mengoda untuk segera diterkam.
Mingyu tidak bisa menahan hasratnya lagi. Segera setelah tarian berakhir, ia menarik Myungho pergi dan masuk ke dalam bilik.
"Tu-tuan, apa yang akan anda lakukan?" Myungho masih ingat, ia semalam diusir oleh pria di depannya itu. Ia merasa dirinya akan dihukum karena kesalahannya kemarin.
