- CRUSH -
Di istirahat kedua ini, gue bersama Vanesa duduk di bangku U yang terletak di pinggir lapangan.
Nggak panas, soalnya ada pohon Akasia yang ngelindungin.
Bersama Vanesa menunggu Anna yang katanya mau jajanin es krim, tapi sampai sekarang cewek itu belum juga menunjukkan batang hidungnya.
"Temen lo kemana, sih, Nes. Lumutan gue nunggu di sini," sungut gue.
"Lagi gelantungan kali sama HTS-annya itu," jawab Vanesa asal. "Ntar kalau udah normal juga pasti kesini."
"Monyet kali, ah, si Anna."
"Emang agak mirip, sih," kata Vanesa yang cukup buat gue terhibur.
Nggak nyampe lima menit, akhirnya Anna pun datang dengan tiga bungkus es krim rasa strawberry di tangannya. Tanpa ba-bi-bu, cewek itu langsung duduk di antara gue dan Vanesa.
"The special flavor, for the special two," ucap Anna sembari memberikan es krim ke kami berdua dengan tangan menyilang. "Lusa gue ulang tahun, jangan lupa kasih hadiah," lanjutnya.
Terdengar Vanesa mendecak, cewek itu mengambil es krim pemberian Anna. "Mau apa?" tanyanya menawarkan.
"Civic turbo!"
"Sinting!"
Gue ketawa. Walaupun Vanesa mampu membelikan apa yang Anna sebutkan, tetap aja hal itu kayak nggak masuk akal.
"Ck, santai dong. Mau apa aja asalkan nggak warna hitam," kata Anna melanjutkan.
Vanesa hanya menghela nafasnya. Berdebat dengan Anna soal warna itu tidak akan ada habisnya. Kedua cewek itu punya selera yang berbeda.
"Btw, Ra." Anna beralih melihat ke gue. "Gue nanti ngundang Kefano juga ke acara ulang tahun gue, nggak apa-apa kan?"
Mengedipkan mata dengan es krim yang terjebak di kedua bibir adalah hal yang gue lakuin pas dengar itu dari Anna.
"Kenapa harus ada Kefano?" tanya Vanesa seolah mewakilkan gue.
"Ya, kan, temennya Dimas," jawab Anna. "Dimas ngasih ide buat ngundang temen-temennya biar lebih ramai gitu. Ntar juga acaranya diadain di restoran salah satu temennya."
"Rumah lo abis digusur, kah?" tanya Vanesa lagi yang buat mata Anna melotot. "Kenapa nggak di rumah lo aja?"
"Rumah gue kan masih di renov," jelas Anna. "Nyokap gue juga udah setuju kalau dirayain di tempat lain aja."
Vanesa ber-oh ria. Sementara gue masih diam, bingung mau nanggepinnya kayak gimana. Lagipula, inikan acaranya Anna, ya terserah dia mau ngundang siapa aja.
"Nggak apa-apa kan, Ra?" Anna kembali dengan pertanyaannya.
Gue melihat ke arah Anna dengan senyum kecil. "Nggak apa-apa lah, sekalian bisa sambil cuci mata," jawab gue berusaha santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH | SO JUNGHWAN ✅
JugendliteraturSeberapa lama lo bisa nyimpan perasaan suka sama seseorang? Gue 6 tahun. Cukup gila. Mau uncrush pun gue rasanya nggak bisa. Entah karena emang nggak ada yang lebih baik dari dia, atau emang guenya yang menolak untuk uncrush. Dia Kefano Alexander...