Chapter 41 | END

3.5K 235 31
                                    

Plss baca sampai mentok, ga bisa scroll

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plss baca sampai mentok, ga bisa scroll. Cozz ada sesuatu🙊

- CRUSH -



Nggak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat senyuman Kefano yang nggak luntur-luntur dari pagi tadi. Melihat bagaimana semangatnya ia saat menjemput dan membawa gue ke pantai yang sebutkan waktu itu.

Gue benar-benar bisa merasakan betapa bahagianya Kefano saat ini. Dan beberapa kali gue mengabadikan senyuman cowok itu melalui kamera yang gue bawa.

Kefano Alexander dan senyuman termanisnya, tolong Tuhan beri aku kesempatan untuk terus menciptakan senyum itu dan menjaganya sampai kapan pun.

Kefano saat ini sedang menghabiskan waktu untuk snorkeling. Tadi dia ngajak gue, namun gue tolak karena nggak bawa baju ganti. Lagi pula Kefano ngajak ke pantainya agak buru-buru, jadinya gue nggak ada persiapan matang.

Sementara Kefano snorkeling, gue sedang duduk di atas batu dengan kaki yang berendam ke air. Angin dan air lautnya yang sejuk benar-benar memanjakan.

Sekitar dua puluh lima menit berlalu, gue menerbitkan senyuman saat Kefano keluar dari laut. Cowok itu sama sekali tidak memakai baju, hanya celana pendek dan perlatan menyelam saja yang menempel di wajahnya. Ia menghampiri gue yang tengah duduk di atas batu pinggir pantai tanpa peduli dengan cipratan air yang ia bawa.

"Coba sanaan dikit, baju aku jadi basah."

Cowok yang kini duduk di samping gue itu melirik sekilas. "Kenapa nggak kamu aja yang geser?"

"Dih, kan, aku yang duluan duduk di sini."

"Ya, udah, sih. Terima nasib aja kalau bajunya basah." Begitu jawabannya yang membuat gue berdecak samar. Namun hal itu entah kenapa malah membuat Kefano terkekeh.

"Kamu dari tadi fotoin aku, tolong jangan lupa fotoin diri sendiri juga," katanya.

Ya, memang benar kalau dari tadi gue lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengambil foto seorang Kefano. Ngelihat dia senyum, tertawa, bahkan diam aja rasanya pengen gue abadikan. Dibandingkan dengan pacarnya, bukankah gue lebih terlihat seperti ibunya saat ini?

"Iya, iya. Nanti aku fotoin diri sendiri. Kamu udahan, dong. Aku mau piknik."

Kefano mengangguk. Cowok shirtless itu berdiri terlebih dahulu, lalu membantu gue untuk berdiri juga dengan kedua tangannya. Sempat gue tergelincir saat hendak turun dari batu yang gue pijak, namun dengan cepat Kefano menahan dengan pelukannya. Terpaksa baju kering ini menempel di tubuhnya yang basah.

"Ck, ck, ck. Dasar modus," katanya, tapi pelukannya malah mengerat.

Gue gerakkan tubuh agar pelukannya itu mengedur. "Nggak ada modus, ya, ini batunya aja yang licin, lagian kamu juga pasti senang, kan, bisa peluk-peluk aku?"

CRUSH | SO JUNGHWAN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang