Chapter 7

3.8K 298 11
                                    

- CRUSH -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- CRUSH -

Hidup lagi capek-capeknya, gue malah terlambat datang ke sekolah.

Ini semua gara-gara Dava yang rewel pagi-pagi karena baru ingat sama PR-nya yang dikumpulin hari ini. Yang alhasil, dia kena omel habis-habisan sama mama.

Karena mama lagi kerepotan sama alat terapisnya, dan Viona nggak bakal mau direpotin sama hal kayak gitu, mau nggak mau gue lah yang turun tangan bantuin Dava selesain pekerjaan rumahnya.

Jangan tanya sengamuk apa gue dibuat bocah itu, gue sampai nggak peduli kalau jawabannya benar atau salah. Yang penting selesai.

Sekarang gue sudah berada di depan gerbang sekolah, bersama satpam yang berkacak pinggang ngeliatin gue yang lagi mohon-mohon biar gerbangnya dibuka.

"Dari jalan tikus aja, neng. Saya nggak berani kasih masuk soalnya kepala sekolah lagi nongkrong di parkiran."

Gue berdecak. Tapi karena nggak ada jalan lain, gue pada akhirnya menuruti saran dari satpam itu.

Jalan tikus yang dimaksud itu adalah jalan belakang yang ngebuat gue harus mutar bangunan sekolah dulu baru bisa sampai ke sana.

Sebagai informasi aja, ini bukan kali pertamanya gue terlambat dan masuk lewat jalan tikus. Dan juga sekarang gue nggak sendirian, ada murid lain juga yang jalan jauh di depan gue.

Helaan nafas lega gue keluarkan saat berhasil masuk ke area belakang sekolah. Di sini belum ada CCTV, tapi koridor di sini biasanya dijadiin tempat nongkrong anak-anak cowok kalau lagi jamkos atau bolos.

Dan ya... Gue bisa lihat ada beberapa murid yang bolos ke tempat ini sambil ngerokok dan nyanyi-nyanyi. Sial! Kenapa juga kalau mau ke kelas gue jalannya harus ngelewatin koridor ini?

Dan itu... ah Kenzo dan tiga temannya. Kenapa sih harus mereka?

Seketika gue berbalik badan dari sana, dan hendak pergi. Tapi...

"Kahera!"

Suara Kenzo menginterupsi. Gue menghela nafas panjang, balik badan lagi biar nggak kelihatan seperti orang bodoh yang pura-pura nggak tahu sama kehadiran mereka di sini.

"Ngapain lo ngendap-ngendap di situ?" tanya Kenzo.

"Pasti lo telat, kan?" tebak Dimas.

Gue meringis kecil. Menggaruk leher gue yang sebenarnya nggak gatal sama sekali.

"Terus lo mau kemana pakai balik badan segala, hah? Mau balik lagi ke gerbang depan?" Kenzo kembali bertanya.

Gue cuma bisa diam. Nggak tau mau jawab apa, karena gue juga nggak ada jawaban.

"Lewat sini aja kali, Ra. Kefano nggak gigit kok."

Perkataan Ebra barusan berhasil membuat gue menelan ludah. Nah itu alasannya kenapa tadi gue balik badan.

CRUSH | SO JUNGHWAN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang