- CRUSH -
"Jangan pulang dulu, ada yang mau diomongin."
Kalimat itulah yang menahan gue untuk tidak pulang lebih dulu saat acara semalam selesai. Kefano membawa gue masuk ke rumahnya, dimana keluarga besarnya sudah berkumpul di ruang tamu.
Saat itulah untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup gue, gue berbicara dengan Mamanya Kefano.
Wanita dengan balutan dres berwarna navi itu menyuruh gue untuk duduk di sampingnya, sementara Kefano berada di ruang yang berbeda bersama Papanya.
Ada banyak hal yang kami obrolkan saat itu, termasuk meluruskan kesalahpahaman pemikiran gue tentang Papanya Kefano.
"Kefano itu sama kayak Papanya, gampang emosian. Dulu setiap minggu Papanya pasti dipanggil sama pihak sekolah karena Kefano berantem. Alasannya selalu sama, rebutan cewek. Makanya Papa Kefano sempat ngelarang Kefano buat deketin cewek lagi setelah dia putus sama mantannya yang kemarin. Lalu Nenek mulai nyeritain tentang kamu sama kami sekeluarga, Tania juga kenal kamu, kan? Setelah lihat kamu malam ini, saya nggak ngerasa keberatan kalau memang kamu orangnya. Pesan tante cuma dua, tolong jadi penenang kalau Kefano lagi emosian, jadi obat saat Kefano lagi sakit. Soal Papanya Kefano, itu biar jadi urusannya tante. Silakan menjalin hubungan apapun sama Kefano mulai sekarang, tante kasih izin."
Kalau mengingat perkataan itu lagi, gue sekarang cuma bisa menghela nafas lega. Kalau semalam pas dengar itu gigi gue benar-benar kering. Rasanya tuh kayak bahagia banget, banget, banget! Sampai susah buat diredain.
Apalagi saat acara pelepasan lampion, Ebra sempat mengarahkan kamera digitalnya pada Kefano yang saat itu sedang menatap gue.
Foto tersebut kemudian dikirim ke hpnya Kefano, yang beberapa menit setelahnya diteruskan ke gue.
Kefano:
Udah di depan.Oke, cukup pembahasan tentang acara tadi malam. Saat ini gue sedang bergegas keluar dari rumah untuk menemui Kefano yang tadi subuh tiba-tiba mengirim pesan dan mengabarkan bahwa dia akan menjemput gue pagi ini.
Untuk pertama kalinya, gue akan berangkat sekolah dengan cowok itu. Menggunakan mobil barunya yang berwarna crystsl black pearl, katanya sih... gue penumpang pertamanya.
"Boleh dengar lagu, nggak?" Itu pertanyaan gue saat Kefano mulai menjalankan mobilnya.
"Boleh..."
Gue pun mulai mencari lagu-lagu yang biasa gue dengerin dari playlist yang gue buat di salah satu platform musik. Menoleh kecil pada Kefano yang menatap lurus ke depan.
"Kefano, gue suka lagunya 1975, yang judulnya About You," ucap gue memberi tahu.
Kefano menoleh sesaat disertai senyum kecil, ia kemudian menjawab. "Gue suka lagunya James Arthur, Say You Won't Let Go."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH | SO JUNGHWAN ✅
Ficção AdolescenteSeberapa lama lo bisa nyimpan perasaan suka sama seseorang? Gue 6 tahun. Cukup gila. Mau uncrush pun gue rasanya nggak bisa. Entah karena emang nggak ada yang lebih baik dari dia, atau emang guenya yang menolak untuk uncrush. Dia Kefano Alexander...