Chapter 23

4K 343 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- CRUSH -

'Lelah, letih, lesu, looking for you'

Gue menematkan tuliskan itu di instagram notes, selain untuk mendeskripsikan kondisi gue sekarang, tulisan itu juga mendeskripiskan betapa tertekannya gue saat ini.

Sudah dua hari gue menghabiskan waktu di sekolah untuk mengikuti kegiatan latihan gabungan PMR. Gue yang merupakan anggota andalan di PMR ini ditugasin sebagai panitia yang jagain posko kesehatan.

Nggak, gue nggak capek harus ngurusin peserta yang sakit selama gue bertugas, tapi gue capek karena selalu merasa dipantau oleh seseorang yang tanpa gue duga menjadi leader dari kegiatan ini.

Rasanya mau nangis aja pas lihat Papanya Kefano yang berseragam TNI itu berkomando di depan seluruh peserta latgab saat acara pembuka dilaksanakan. 

Iya, para tentara juga menjadi bagian dari kegiatan ini. Gue baru dikasih tau pas hari H, dan gue nggak pernah mengira kalau Papanya Kefano juga ikut terlibat.

Bukannya enggak senang, tapi... gue ngerasa gelisah aja. Gue juga bukannya ngerasa kepedean, tapi emang dari tadi gue ngerasa pergerakan gue ini dipantau sama beliau.

Mana tadi ada drama dari peserta yang tangannya luka karena ketusuk kayu saat membangun tenda. Nama gue lah yang dipanggil sama panitia lain untuk obatin peserta itu.

Kalian semua tau gimana cakapnya gue dalam hal mengobati kayak gitu kan? Tapi sialnya karena dipantau tadi gue jadi gugup dan ngelakuin kesalahan, akibatnya gue dimarahin sama Papanya Kefano karena kerja gue yang nggak becus.

Dimarahin di depan banyak orang kayak gitu, siapa yang nggak malu?

Sebab itu selama dua hari ini gue jadi benar-benar nggak mood. Semua yang gue lakuin jadi nggak ada yang beres, untung aja yang jaga posko kesehatan bukan cuma gue, tapi ada dua orang lagi yang ikut jagain.

Karena merasa udah terlalu stress sama itu, gue memutuskan untuk pindah posko. Gue pindah ke posko keamanan. Jagain gerbang dan datain tamu atau peserta yang keluar masuk.

Hingga malam pukul sembilan, gua yang udah ngantuk banget ini, udah capek dan stres juga, tiba-tiba kedatangan tamu yang datang dengan mobil berwarna putih.

Kedua kakinya bergerak dengan pelan, di kedua tangannya masing-masing membawa dua benda yang berbeda. Tanpa harus mendongak untuk melihat wajahnya pun, gue udah tau siapa cowok itu. 

Kefano Alexander, cowok itu berhenti tepat di depan posko, membuat gue mendongak sedikit. Harusnya gue senang dia ada di sini, tapi karena terlanjur badmood gara-gara papanya, gue jadi nggak mood juga ngelihat anaknya.

"Papa lo ada di ruang TU. Langsung masuk aja," ucap gue sebelum Kefano mengeluarkan suaranya. Percayalah gue udah mencoba untuk ramah, tapi kayaknya nada bicara yang gue pakai barusan sedikit ketus.

CRUSH | SO JUNGHWAN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang