Chapter 37

2.4K 172 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- CRUSH -

"Demi apa, gue males banget!"

Cewek yang sudah mengganti seragam putihnya dengan baju olahraga itu berseru kesal. Anna menatap gue malas. "Apa gue bolos aja, ya?" tanyanya yang segera gue beri jitakan pada dahinya yang mulus itu.

"Gue nggak mau, ya, ditanya-tanya sama Dimas kalau lo nggak ada di lapangan," jawab gue.

Anna mengerucutkan bibirnya. "Panas banget, anjir. Lagian ngapain, sih, pakai digabungin segala? Kayak nggak ada hari lain aja," omelnya.

"Ya, lu tanya sama gurunya sana, jangan nanya sama gue. Gue, sih, oke-oke aja kalau harus gabung."

"Ye, elu mah niatnya emang mau modus sama Kefano," cibirnya.

Gue hela nafas pelan. "Lebih baik modus sama pacar sendiri, dibandingkan sama pacar orang," jawab gue, yang gue yakini  Anna pun setuju dengan pernyataan gue barusan.

Hari ini ada pelajaran olahraga, tepat pada jam ke-empat, dimana matahari lagi terik-teriknya. Wajar kalau Anna ngomel-ngomel. Gue pun sebenarnya sering banget pengen bolos pelajaran olahraga ini, tapi karena hari ini digabungin sama kelas lain, which is kelasnya Kefano, jiwa semangat gue langsung berkobar.

Tanpa ba-bi-bu lagi, gue segera menarik Anna untuk turun ke lapangan. Rupanya sudah ramai, gue pun sempat menegur Vanesa yang hari ini jadi pemandu saat pemanasan.

Setelah mencari posisi untuk Anna yang sedang bermalas-malasan, gue lanjut mencari posisi untuk diri gue sendiri. Awalnya nggak ada yang spesial sih, sampai akhirnya gue melakukan kesalahan gerakan.

Yang harusnya menghadap ke kanan, gue malah menghadap ke kiri, dan berakhir malah nggak sengaja tatap-tatapan sama Kefano yang posisinya ada di ujung paling kiri.

Gue sempat mengerjapkan mata, sementara cowok itu malah memeletkan lidahnya seolah ia sedang mengejek. Gue beri decihan samar padanya, lalu memperbaiki gerakan gue.

Setelah pemanasan selesai, kami di perintahkan untuk melakukan olahraga apapun. Saat itu juga Anna langsung menarik gue untuk pergi ke pinggir lapangan untuk berteduh, tak lupa kami meneriaki Vanesa agar ikut bersama kami.

"Kantin, yuk!" ajak Vanesa.

"Lo kalau mau dihukum sendiri aja, nggak usah ngajak-ngajak," jawab Anna.

"Ya, elah penakut banget." Vanesa kemudian menoleh ke gue. "Yuk," ajaknya.

Sebenarnya gue takut, tapi entah kenapa mulut gue malah mengiyakan ajakannya tersebut. Anna pun mengalah, akhirnya mau juga diajak ke kantin.

"Eh. Stop, stop! Mau kemana lu bertiga, hah? Mau ke kantin, ya? Gue laporin ah."

"Bra!" Dengan kompak kami bertiga menyerukan nama cowok itu. Yang paling bikin kesal adalah Kefano dan Dimas jadi melihat ke arah kami.

CRUSH | SO JUNGHWAN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang