- CRUSH -
Hujan menjadi alasan kenapa gue belum bisa pulang dari rumah bernuansa warna putih ini. Selain itu, kasur empuknya Vanesa dan lagu berjudul 'Back To December' yang Anna putar benar-benar membuat gue larut dalam rasa galau yang semakin hari semakin menggerogoti.
Masih tentang Kefano dan masalahnya dengan sang mantan pacar yang membuat gue terasa berjarak ratusan kilo meter dari Kefano.
Terdengar lebay, namun begitulah kenyataanya.
Kalau dulu gue lah orang yang selalu menghindari Kefano setiap dia ada di sekitar gue, kali ini Kefano lah yang terang-terangan terlihat menghindar dari gue. Seolah-olah dia benar-benar nggak mau ketemu gue sekalipun hanya pas-pasan saja.
Gue sedih, tapi nggak bisa ngelakuin banyak hal selain ngebiarin dia ngejauhin gue, karena pastinya Kefano butuh waktu buat sembuh.
"Lo nggak capek liatin ig-nya Kefano mulu? Udah dua jam lho, Ra."
"Hm?" Gue bergumam, baru sadar kalau gue udah selama itu mantengin instagramnya Kefano. Gue... cuma pengen tau dia lagi ngapain.
"Ya, elah, Ra. Sampai berair tuh mata."
Kalimat Vanesa kembali membuat gue tersadar, apa-apaan? Kok air mata gue udah keluar aja?
Dengan cepat gue mengelap air mata gue dengan tisu. Disaat itu juga gue sadar kalau ternyata gue sekangen itu sama Kefano. Dia lagi ngapain ya? Gue pengen tau...
"Ck, gue pengen pulang deh."
Seketika Vanesa memberi gue lirikan tajamnya. "Masih hujan, anjir. Nggak ada yang mau nganterin lo pulang."
"Ish, kan gue bisa pulang sendiri pakai taksi online."
"Gue doain ban taksinya bocor di tengah jalan."
"Jahat banget, anjir," sahut Anna.
"Masih jahatan dia yang nyembunyiin fakta besar dari Kefano."
"Ya, ampun, Nes. Masih aja," jawab gue kemudian mendecih kecil. Ngomong-ngomong gue emang udah berbaikan sama dua sahabat gue ini, ya walaupun Vanesa masih kelihatan kesal, tapi tetap aja dia nggak bisa lama-lama marah sama gue.
"Btw, gengs..." Anna menggantungkan kalimatnya, membuat gue dan Vanesa menoleh secara bersamaan. "Dimas baru aja chat gue."
"Gue rasa itu bukan something yang wow," jawab Vanesa yang gue angguki.
"Belum selesai, anjir, gue ngomongnya," sahut Anna. "Dimas bilang kalau dia lagi di club bareng sama Ebra, sama Kefano juga."
"So--"
"Club mana?" Gue bertanya dengan semangat, sampai-sampai harus memotong kalimatnya Vanesa.
"Ra, nggak usah aneh-aneh!" Itu peringatan dari Vanesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH | SO JUNGHWAN ✅
Teen FictionSeberapa lama lo bisa nyimpan perasaan suka sama seseorang? Gue 6 tahun. Cukup gila. Mau uncrush pun gue rasanya nggak bisa. Entah karena emang nggak ada yang lebih baik dari dia, atau emang guenya yang menolak untuk uncrush. Dia Kefano Alexander...