Dear, Sean.
Aku tahu aku berlebihan ketika menulis surat ini. Tapi tolong hargai usahaku karena aku sedang belajar untuk menyampaikan perasaanku di tulisan ini.
Well, harus darimana aku mulai?! Hmm... Ketika aku pertama kali melihatmu di perpustakaan sekolah, kau seperti cowok keren dari lacrosse. Yuqi memberiku peringatan untuk jangan membuang-buang waktu denganmu. Tapi, pertemuan kita semakin sering dan aku tahu, aku tidak bisa lagi untuk menahan diri. Aku jatuh cinta. Dan kupikir itu sejak kali pertama ketika kita bicara banyak hal yang menyenangkan di Jinglebell. Itu kan nama tempatnya?! Waktu pelayan wanita berambut merah terus menerus berusaha mendapatkan atensimu?!
Yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa Dad berteman dengan kedua orangtuamu dan Ibumu adalah orang yang sangat menyenangkan. Jangan lupa untuk memberitahunya tentang ini.
Rasanya semua hal berjalan semakin baik. Aku bisa melewati hari dengan baik di West Coast. Aku ingat di hari pertamaku tiba di kota yang dingin ini, aku menghabiskan waktu berjam-jam untuk menangis di dalam kamar, bersembunyi dari Dad hanya agar dia tidak ikut merasakan kesedihan yang aku rasakan. Harus memulai kembali di tempat yang baru benar-benar sangat melelahkan. Terlebih sejak kepergian Mum.
Kelulusan sebentar lagi. Aku berhasil mengumpulkan banyak uang sejak tingkat satu. Aku sudah menghitung jumlahnya, dan jika formulir pendaftaranku diterima di salah satu universitas yang kuinginkan, aku akan menggunakan sebagian dari uang tabunganku untuk berlibur. Aku akan menyebrangi Pasifik, aku akan mengunjungi Seoul Tower, aku akan berfoto dengan latar Menara Eiffel, aku akan membuat kenangan dengan kincir angin atau bunga tulip dan keju, mencoba langsung cokelat dari Swiss juga bukan hal yang buruk. Atau mencoba berpose di depan ribuan gembok yang terkunci. Aku sedang memikirkan semuanya saat ini.
Aku ikut senang mendengarmu diterima di universitas yang kau pilih, dengan begitu kau tidak perlu terbang ke Alaska dan mencari universitas swasta terbaik di sana. Kita tidak perlu berpisah atau menjalani hubungan jarak jauh. Tolong jangan berharap atau mendoakanku agar mereka menolak formulir pendaftaranku jadi aku juga akan tetap berada di West Coast. Aku akan mendapatkan SIM di kota ini juga.
Kau benar. Masa depan menunggu kita. Dan aku tidak sabar untuk itu.
P.s aku mencintamu. Dan aku akan menemani Yuqi membuat tato pertamanya.
Hannie menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada seorang pun saat itu. Memasukkan kunci loker ke dalam lubangnya, loker milik Sean terbuka diiringi bunyi klik pelan. Beruntung Sean memberinya kunci cadangan lokernya jadi Hannie bisa mengaksesnya kapanpun dia mau. Cepat-cepat Hannie menyelipkan surat yang sudah dia tulis tadi malam. Surat yang dia tulis di atas selembar kertas berwarna tosca, dan dia masukkan ke dalam amplop kecil berwarna pastel. Surat yang dia selipkan banyak sekali foto-foto mereka berdua : foto mereka ketika pergi memancing di tengah salju, foto mereka ketika berkemah untuk pertama kalinya, foto mereka ketika mencoba membuat panekuk di dapur rumah, dan foto-foto yang lainnya.
Hari pertama ujian dimulai dengan biologi. DNA dan RNA. Itu mudah. Hannie sudah sering mengerjakan latihan-latihan soal tentang DNA dari internet. Dengan penuh rasa percaya diri dia mencoba menjawab semua pertanyaan.
Yuqi duduk gelisah di kursinya. Dia pintar, tapi tidak terlalu menyukai biologi. Menurutnya biologi adalah pelajaran paling mematikan setelah kimia.
Sony jauh lebih parah. Dia duduk di atas kursinya dengan mulut setengah terbuka. Pandangannya tidak fokus. Dia menangkap tatapan Hannie dan bicara dengan suara pelan, "mereka memaksaku menggunakan otakku."
Hari pertama dan kedua berjalan baik. Bahkan di hari kedua, untuk olahraga, secara mengejutkan Hannie berhasil melakukan servis tanpa melukai diri sendiri ataupun teman-temannya yang lain. Mr. Kim berdiri dari kursi penonton di lapangan. Ketiaknya menjepit papan nilai. Dia memberi Hannie aplaus dan senyuman lebar.
Hari ketiga ujian, trigonometri. Aturan cosinus jauh lebih mudah untuk dikerjakan daripada menonton dan membuat esai minimal lima ribu kata Romeo dan Juliet di pelajaran sejarah.
Hannie menyelesaikan semua ujian dengan baik. Kedua tangannya terentang di sisi tubuh, mulutnya tidak bisa berhenti berteriak karena senang. Semua siswa tingkat akhir melakukan hal serupa. Bahkan Sam, berlari keliling lapangan sekolah sambil mengalungkan hulahop di lehernya. Teriakannya yang paling keras di antara semua siswa tingkat akhir.
Yuqi duduk sambil bersandar pada tubuh Sony. Tatapannya jatuh pada ponsel di tangan Sony. Dia sedang asik bermain game online, semacam penghargaan karena telah menyelesaikan semua ujian tanpa drama apapun.
Hannie tidak melihat Sean dimanapun. Sean tidak terlihat di halaman parkir, di lapangan sekolah, di perpustakaan, atau di koridor.
Yuqi menunggu Hannie di kursi mobilnya. Kepalanya terjulur keluar dengan kedua tangan berada pada roda kemudi.
"Dia akan mengirimkan pesan begitu dia senggang. Dia pasti sedang bersama dengan Joshua atau Sam."
Hannie menganggukkan kepala. Yuqi benar. Sean pasti sedang bersama dua sahabatnya. Dia memasang sabuk dan menyandarkan punggung.
Nara berjalan ke arah mobil Yuqi dengan pinggul yang dilenggokkan berlebihan. Dia memegang lolipop. Bibirnya hari itu dipulas berwarna merah. Hannie terkejut Miss Jessie tidak menegurnya atau memintanya menghapus riasan bibir itu.
Nara menghentikan langkah kakinya tepat di sebelah mobil Yuqi. Dia tertawa pelan, tawa yang genit. Satu tangannya bersandar pada badan mobil dan kepalanya terjulur ke dalam.
"Kau pasti mencari Sean." Tubuh Hannie bereaksi mendengar nama itu disebut. "Kau bisa menemukannya di belakang sekolah, di bekas gedung teater."
Nara melemparkan tawa genit yang terakhir sebelum berjalan menjauh.
Yuqi menoleh, memasang wajah khawatir. Ingat untuk menarik napas dalam-dalam dan menahannya selama sepuluh detik sebelum melepaskannya lagi perlahan, Hannie! Itu yang selalu diajarkan Mum padanya setiap kali dia menghadapi situasi yang sulit.
"Aku pikir Nara berbohong."
"Aku pikir tidak." Meninggalkan ransel dan Yuqi yang masih setia di dalam mobilnya, Hannie melangkahkan kaki dengan lebar menuju tempat yang disebutkan Nara.
Gedung belakang sekolah. Itu bisa disebut sebagai salah satu tempat dia berkencan dengan Sean. Apa yang Sean lakukan di sana?! Dalam hati Hannie mengucapkan syukur karena Yuqi tidak berusaha menghentikannya. Yuqi benar-benar teman yang baik. Karena Hannie tidak ingin dicegah atau dihentikan.
Sudah berbulan-bulan lamanya sejak dia menginjakkan kaki di gedung tua bekas teater itu. Rumput liar tumbuh jauh lebih lebat dari sebelumnya. Ada lebih banyak coretan di dinding. Beberapa bergambar kurangajar, beberapa seperti sebuah kalimat motivasi.
Hannie harus menyipitkan mata dan memasang telinga dengan baik, untuk menangkap suara-suara yang mungkin familiar dengannya. Pintu kecil yang ada di dekat pintu masuk gedung menarik perhatiannya. Bisik-bisik terdengar dari balik pintu itu. Langkah kakinya tenang berjalan mendekat, meskipun jantungnya berkhianat di balik kaos lengan pendek yang dia pakai sore itu.
Wajah Park Jennifer yang sedang tersenyum memenuhi pandangan Hannie. Jemarinya menepuk dan mengelus pundak seseorang berkali-kali.
Covey Sean membelakangi Hannie, memakai jaket baseball berwarna hitam yang Hannie berikan untuknya sebagai hadiah natal lalu. Sepertinya rambut hitamnya terlihat sudah jauh lebih panjang meskipun hampir setiap hari Hannie melihatnya.
Tidak ada yang jauh lebih terkejut ketika melihatnya selain Sean. Dia melompat, setengah mendorong tubuh Park Jennifer menjauh dari tubuhnya.
"Hannie..."
"Hai..." Sialan bibir Hannie yang terasa sangat sulit untuk tersenyum saat itu! "Selamat sudah menyelesaikan ujian hari ini dengan baik! Aku hanya mau tahu, apa kau mau pergi membeli susu kocok seusai ujian," Jennifer bergerak di tempatnya mengundang atensi. "Tapi sepertinya kalian cukup sibuk sekarang. Aku akan menunggu..." Hannie membuat gerakan dengan kedua tangan dan beranjak pergi. Tapi kedua lengan Sean lebih dulu menangkap pergelangan tangannya, dan dia menariknya dengan lembut menjauh dari gedung tua dan juga dari Park Jennifer yang masih tersenyum lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRETTY YOU
Teen FictionWritten and Published by : Raindroponme Cover and Picture : made and taken by canva. thanks to the artist Rate : T semi M Syn : Yves Hannie jatuh cinta berulang kali dan jauh lebih sering dari teman sebayanya yang lain. Dia pernah menyukai James Wil...