"Nah, ini dia tempatnya..."
Sejauh mata memandang hanya ada warna putih yang menyilaukan mata. Hannie harus menyipitkan kedua mata agar bisa melihat dengan jelas. "Di depan sana tadinya danau yang sangat lebar, yang akan membeku saat musim dingin. Di musim panas warga setempat biasa menggunakan danau itu untuk wahana air."
Hannie tidak yakin dengan penjelasan Sean. Menurutnya yang ada di depan mereka memang sudah seperti itu bentuknya sejak awal. Itu terlihat seperti dataran es yang sangat, sangat besar. Seperti Greenland.
Sean mengambil tenda dari dalam mobil dan mulai mencoba merakitnya. Dia meminta Hannie untuk duduk diam sementara dia bekerja. Begitu Hannie ingin membantunya, dia bilang, "kita bisa membeli banyak tenda lainnya untuk kau rusak nanti. Tapi tidak untuk sekarang."
Covey Sean sialan!
Hannie mengambil kursi lipat yang ada di bagasi mobil dan membuka lipatannya. Duduk menghadap dataran es besar, uap keluar dari mulut begitu dia menghembuskan napas.
Sean berhasil membangun tenda dengan sempurna. Ternyata itu tidak membutuhkan waktu lama. Dia juga mengambil kursi lipat dari dalam mobil dan bergerak ke arah dataran es besar dan menaruh kursi lipatnya di sana dan membuat lubang yang cukup besar di atas dataran es. Itu membuat Hannie tertarik.
"Kita bisa memancing dengan ini... Ambil kursi lipatmu. Kita akan memancing ikan trout."
Hannie belum pernah memancing saat musim dingin. Menurutnya bergelung di atas kasur dan menyalakan pemanas ruangan jauh lebih baik daripada memancing di atas dataran es.
Sean mencelupkan pancingannya ke dalam lubang yang sudah dia buat tadi. Dia bersenandung pelan. Hannie duduk diam di sebelahnya, memandangi lubang.
Alat pancing Sean bergerak. Dia berteriak senang dan mulai menarik alat pancingnya. Tapi itu hanya kesenangan sesaat, karena ikan troutnya berhasil menyelamatkan diri dan kembali masuk ke dalam air. Sean mengumpat dan Hannie tertawa.
"Ikan-ikan itu sangat pintar..." Ujar Hannie meledek.
"Seharusnya ada banyak ikan trout. Kenapa mereka tidak memakan umpanku?!"
Alat pancingnya kembali bergerak hanya untuk ikan-ikan sialan itu mengambil umpan milik Sean dan kembali ke dalam air. Seungcheol berteriak frustasi. "Benar-benar ikan yang pintar... Atau licik... Mereka hanya mau makan gratis."
Hannie memutuskan untuk masuk ke dalam tenda. Memancing tidak diciptakan untuknya karena kesabarannya setipis tisu. Dari dalam tenda, dia bisa mendengar Sean mengumpat dan berteriak kesal lebih dari tiga kali. Itu membuatnya tertawa.
Hannie memilih untuk mengambil kompor kecil dari dalam mobil, memanaskan alat pemanggang, dan merebus air. Sean meminta bantuannya untuk merebus mi instan ketika dia membakar beberapa sosis.
Sean berhasil mendapatkan empat ekor ikan trout berukuran sedang. Dia terlihat bangga karena hal itu dan menunjukkan hasil tangkapannya. Sosis dan mi instan siap disajikan, mereka berdua makan dalam diam.
Menjelang siang hawa semakin dingin. Kedua tangan Hannie bergetar ketika menaikkan retsleting jaket. Sean sedang berusaha membersihkan ikan-ikan trout yang sudah dia dapatkan. Dia akan akan mencoba memanggangnya. Hannie belum pernah memakan ikat trout sebelumnya, tapi menurut Sean rasanya sangat lezat.
"Seperti apa rasanya?"
Sean menengadah. Senyum miringnya makin sering kembali akhir-akhir ini. "Kau belum pernah makan trout?" Hannie menggeleng. "Rasanya seperti salmon." Sean melakukan semuanya sendirian sementara Hannie menonton dari balik bahunya. Dia membersihkan ikan-ikan troutnya, membumbuinya, dan memanggangnya. Aroma daging dibakar sangat menggiurkan. Dia memberi trout untuk Hannie lebih dulu. "Cobalah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETTY YOU
Roman pour AdolescentsWritten and Published by : Raindroponme Cover and Picture : made and taken by canva. thanks to the artist Rate : T semi M Syn : Yves Hannie jatuh cinta berulang kali dan jauh lebih sering dari teman sebayanya yang lain. Dia pernah menyukai James Wil...