Play List : Tally - Blackpink
Si labil berulah wkwkw
Sakali ini deui we...
Selamat membaca ✨
🌸🌸🌸
"Baiklah, mari ke ruangan saya." balas Daisy, menurunkan lipatan tangannya, melangkahkan kakinya kembali,- tapi ketika melintasi Archer, pria itu mencengkeram tangan Daisy, menarik dalam satu entak agar wanita itu kembali ke tempatnya semula, berdiri di depannya. Tidak memedulikan ringis kesakitan yang keluar dari mulut wanita itu.
"Kita bicara di sini agar anak buahmu mengetahui bagaimana kurang ajarnya dirimu dan bagaimana kesombongan juga kuasamu yang tidak ada apa-apanya di depanku!"
🌸🌸🌸
"Pangeran Haggen kembali berulah. Kali ini ia terlihat berciuman bersama seorang wanita pirang di sebuah restoran."
"Dan wanita yang berbeda. Tentu saja." kata si pembawa acara pria menimpali si pembaca acara wanita. Terkekeh kecil seperti mengejek perilaku nakal dari Archer tersebut.
"Jika kita menilik ke belakang, dahulu semasa muda Queen Miya hampir memiliki perilaku yang sama seperti putra keduanya,- sedikit liar dan tidak terkontrol."
Hening.
Semua kru terkejut dengan skrip yang baru saja dilontarkan oleh kedua presenter mereka. Dan si pembuat skrip langsung memeriksa skrip yang dibatalkan setelah dikoreksi oleh Daisy sebelum siaran langsung. Langsung saja rautnya memucat ketika menyadari jika ia salah memberikan skrip. Skripnya tertukar. Ia telah memberikan skrip awal kepada pembaca berita. Daisy mencoret, kalimat terakhir yang membandingkan sikap Archer dengan Miya di masa muda.
Menoleh ke arah Daisy yang tengah melipat kedua tangan sembari menatap datar ke arah si pembawa berita. Tidak hanya si pembuat skrip tapi hampir seluruh kru juga sangat cemas dibuatnya. Sebenarnya raut si pembaca berita juga mengerut kala melihat skrip di depannya, tapi mereka sudah take jadi hanya bersikap profesional dengan apa yang tertulis. Keduanya menganggap, Daisy telah berubah pikiran dengan mengganti ke skrip awal. Tapi melihat ekspresi dari Daisy, sepertinya mereka salah besar.
"Ah, kenapa kau sangat tidak teliti?" gerutu rekan kerjanya kepada si pembuat skrip.
"Kau tau sendiri, Daisy terkadang selalu mengubah apapun di last minute?"
"Hampiri ia lalu minta maaf atau kita semua akan habis. Kau harus bertanggung jawab atas keteledoranmu!"
Jika berurusan dengan Daisy, sudah tidak ada lagi kata solidaritas. Timnya lebih memilih menyelamatkan diri ketimbang ikut terseret masalah dengan si Mother Hell.
"Kau benar-benar telah membangunkan si ibu dari neraka!" keluh yang lainnya, membuat si pembuat skrip bertambah merinding dibuatnya.
Pun dengan kaki gemetar, si pembuat skrip terpaksa berjalan ke arah Daisy.
"D-daisy, aku benar-benar minta,-"
"Apa dengan minta maaf akan terselesaikan? Kau teledor, kau tidak fokus, dan kau telah menyia-nyiakan waktuku. Untuk apa ada aku jika kau merasa skrip yang kau ketik sudah sangat sempurna? Kita tidak akan membicarakan siapa yang sedang kau julidi, tapi kesalahan seperti ini sudah menunjukkan kinerjamu yang bisa saja menghancurkan reputasi kita atau merugikan rekan satu timmu. Dan aku tau kau bekerja di sini agar bisa masuk ke progam Big Three. Tapi jika kinerjamu seperti ini itu semua akan menjadi mimpi belaka bagimu selamanya. Kau tau aku tidak menyukai kesalahan sekecil apapun, keruanganku begitu acara selesai dan serahkan skrip yang ada di tanganmu kepada mereka berdua. Sekarang!" cerocos Daisy. Datar dan rendah nyaris tanpa nada, tidak kasar, tapi sangat menohok dan menakutkan bagi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE (Skyggen Series)
RomanceCerita anak kedua dari Miya & Anders (SKYGGEN) - Archer John Poulsen ✨ dan Daisy Izackson (Putri dari Moren Izackson dicerita Skyggen & Miracle) *** "Loving someone doesn't need a reason. If you can explain why you love someone, it's not called 'L...