Play List : We Can't Be Friends - Ariana Grande
Lantas, Archer memutar badan meninggalkan kediaman suami istri itu dengan langkah yang teramat ringan, menuju kekasihnya yang kini sedang menuju kantor polisi. Itu informasi yang didapatnya dari seorang bodyguard yang ditugaskannya untuk mengawal Daisy selama di rumah sakit.
*****
"Terima kasih kau mau datang..." Chico menggenggam tangan Daisy. Daisy hanya menipiskan bibirnya. Dan mengabaikan keberadaan Penelope serta Violine yang berdiri di seberangnya. Tak sedetikpun Daisy melirik ke arah mereka. Moren yang berdiri di samping Daisy, merangkulnya."Kau tidak membawa apa-apa untuk orang sakit, sister? Kedua tanganmu kosong." seloroh Chico, melirik jahil.
"Aku sendiri tidak pernah berpikir untuk menjengukmu, aku dibawa paksa oleh ayahmu." balas Daisy pedas, menyindir kepada Moren. Chico dan Violine kompak memutar bola matanya. Moren terkekeh kecil, seraya menepuk-nepuk bahunya. Penelope tersenyum tipis.
"Ya ampun, sinis sekali. Tapi tidak apa, yang penting kau datang kemari. Aku hanya ingin mengucapkan banyak terima kasih. Aku juga ingin meminta maaf,- atas kenakalanku, kau terlibat sampai terluka. Dan aku senang melihatmu sehat kembali." kata Chico sungguh-sungguh.
Daisy tidak menanggapi sama sekali. Jujur, ia merasa canggung berada di tengah-tengah keluarga ayahnya, dan tidak terlalu betah. Lebih tepatnya tidak pernah betah.
"Kapan kau keluar dari rumah sakit?" tanyanya kemudian,
"Tinggal menunggu pemeriksaan terakhir. Jika semuanya baik-baik saja, Chico bisa langsung pulang." timpal Penelope, menatap 'ramah'. Daisy hanya melirik sekilas, tanpa melayangkan responsnya.
***
"Kau pasti semakin tidak menyukaiku setelah apa yang kulakukan terakhir kali padamu."
Sejenak, Daisy bungkam. Ia hanya menatap datar pemandangan di depannya ketimbang menimpali ucapan dari sang ibu tiri yang berdiri di sampingnya. Ya, Daisy dan Penelope sedang berada di balkon rumah sakit, setelah wanita itu memintanya untuk berbicara 4 mata.
"Bukannya kita memang tidak pernah saling menyukai. Terutama kau,-" Daisy menoleh, mengalihkan pandangannya kepada wanita itu. "Dari aku kecil, kau selalu melimpahkan semua kesalahan padaku. Apapun pertikaian yang terjadi antara aku dan siapapun, dimatamu aku yang salah, tanpa melihat sudut pandangku."
"Daisy,-"
"Kau, Mickayla, tiba-tiba hadir dikehidupanku yang kuanggap paling sempurna. Kalian telah merusak kebahagianku, tapi di matamu dan semua orang, aku penyihirnya. Meskipun caraku salah,- pada waktu itu aku hanya berusaha mempertahankan apa yang kumiliki selama ini." Daisy menjeda, menelan salivanya kasar, sebelum melanjutkan ucapannya kembali. "Dan pada akhirnya aku bisa merebutnya kembali dari Mickayla, tapi kau benar-benar berhasil mencurinya dari kehidupanku... bahkan kau juga berhasil membuatnya menjadi seorang ayah yang sangat asing bagiku. Seorang ayah yang selalu kucintai dan kubanggakan, dalam waktu singkat membuatnya menjadi seorang ayah yang berusaha untuk tidak ku benci."
Dan setelah mengungkapkan isi pikirannya selama ini kepada Penelope, Daisy melangkahkan kakinya dengan ringan meninggalkan ibu tirinya yang hanya berdiri, termangu. Selain langkahnya yang ringan, bibirnya juga tersungging secara sendirinya. Namun seketika langkahnya terhenti oleh suara Penelope,-
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE (Skyggen Series)
RomanceCerita anak kedua dari Miya & Anders (SKYGGEN) - Archer John Poulsen ✨ dan Daisy Izackson (Putri dari Moren Izackson dicerita Skyggen & Miracle) *** "Loving someone doesn't need a reason. If you can explain why you love someone, it's not called 'L...