Play List : I dont wanna be You Anymore - Billie Eilish
Masih ada yang melek gak?
Kalian baca di jam berapa??
SELAMAT MEMBACA....
*****
"Chico!!"
Begitu menyalakan lampu apartemen, Daisy sangat terkejut melihat keadaan adiknya yang terkapar dalam keadaan tengkurap di lantai. Pun Daisy segera berlari menghampiri, berjongkok di samping tubuh pemuda itu. Pasti anak ini mabuk! Pikirnya. Dan dalam sekali entak Daisy membalikkan badan anak itu. Daisy langsung membekap mulutnya, melihat keadaan adik tirinya dalam keadaan babak belur.
"Apa yang terjadi padamu?!" pekik Daisy. Matanya melebar.
Chico membuka matanya lamat-lamat, "ja-ngan beritahu ke-a-adaanku pada m-mom dan dad..." pinta anak itu dengan terbata sebelum menutup matanya kembali, tidak sadarkan diri.
Daisy mencoba tidak panik melihat pemuda itu. Pun ia segera menghubungi Tristan untuk meminta bantuan.
"Hallo, bisa kah kau ke apartemenku sekarang?"
***
Daisy menggigiti kukunya sembari memerhatikan adik tirinya itu ditangani oleh Tristan. Berhubung Chico menolak keras dibawa ke rumah sakit, Tristan harus memanggil perawat dari rumah sakit tempatnya bekerja untuk melakukan perawatan intensif secara pribadi. Tristan sedang memasangkan infus di pergelangan pemuda itu, sedangkan perawat tengah membersihkan luka-luka pemuda itu. Terutama di wajah yang penuh memar, sampai Daisy hampir tidak mengenali rupa adik tirinya itu.
"Apa benar-benar tidak harus melakukan pemeriksaan yang lebih intensif? Bagaimana kalau ia benar-benar mengalami gegar otak?" cecar Daisy pada Tristan.
"Aku benar-benar tidak apa-apa!" sergah Chico sedikit meringis, kesakitan.
"Tidak ada patah tulang juga setelah ku periksa." tukas Tristan yang memang telah memeriksa secara seksama dengan menekan beberapa bagian tubuh dari Chico. "Tapi jika ciri-ciri yang kusebutkan terjadi, mau tak mau kau harus ke rumah sakit, bung!" tandas Tristan pada pemuda keras kepala itu. Dan Tristan telah memaparkan gejala-gejala gegar otak seperti yang selalu dikhawatirkan Daisy, begitu melihat kepala pemuda itu mengalami luka bocor akibat pukulan benda tumpul.
"Tristan, ambil sampel darahnya. Aku yakin ia telah melakukan suatu tindakan kriminal! Jika bukan karena alkohol, pasti narkoba!" kata Daisy, memerintah.
"Oh God,- Daisy,-"
"Jika kau babak belur seperti ini akibat narkoba, kau harus segera pergi dari apartemenku!" desis Daisy memotong cepat ucapan adik tirinya itu.
Dan tidak mau ada bantahan dari siapapun, serta menunjukkan jika perkataannya bukanlah sekedar gertakan semata, Daisy segera membalikkan badan, pergi dari kamar tamu yang menjadi tempat tidur adiknya selama menginap di apartemennya.
Selagi menunggu penangan Chico, Daisy memilih mendudukkan dirinya di ruang tamu, guna menenangkan diri. Ia hanya berdiam, seperti patung dengan kedua tangan terkepal keras di kedua pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE (Skyggen Series)
RomanceCerita anak kedua dari Miya & Anders (SKYGGEN) - Archer John Poulsen ✨ dan Daisy Izackson (Putri dari Moren Izackson dicerita Skyggen & Miracle) *** "Loving someone doesn't need a reason. If you can explain why you love someone, it's not called 'L...