Chapter 15 : Frontal Attack

11.7K 1.6K 1.1K
                                    

Play List : 18 - One Direction


HALLO LABIILLL KEMBALI DENGAN KELABILANNYA 👑

DOUBLE UPDATE!!!

SELAMAT MEMBACA 🌸

✨✨✨

"Ms. Izackson, skenario selanjutnya adalah kita makan siang bersama teman-temanku."

Daisy menghentikan langkahnya, menoleh ke belakang, tapi Archer sudah memunggunginya dengan berbicara bersama sutradara yang mengatur acara permintaan maafnya itu. Daisy tersenyum kecil. Ya, tentu saja,- semua pernyatan mantan temannya itu hanyalah sebuah skenario.

✨✨✨


"Di mana Chico?" Violine bertanya, menatap silih berganti pada orang tuanya. Mereka sedang di meja makan untuk sarapan.

"Chico sedang menginap di rumah temannya. Ia sedang dihukum, jangan ada yang menghubunginya, atau kalian juga akan mendapatkan hal yang sama. Semua fasilitas yang kalian miliki aku ambil." balas Moren sembari menyesap kopi yang baru saja disajikan oleh Penelope.

"Memang apa yang sudah dilakukan olehnya?" Violine mengernyit, mengalihkan tatapannya pada Penelope yang terlihat muram.

Tapi bukannya sebuah jawaban yang didapat oleh Violine, Moren malah beranjak dari meja makan. Tapi sebelumnya, pria itu melontarkan sesuatu untuk putrinya itu.

"Datanglah ke kantor siang ini, kalau kau benar-benar ingin magang di perusahaan daddy."

"Really?!" pekik Violine semringah, mendongak ke arah daddynya yang berdiri di depannya.

"Hmm. Tunjukan kemampuanmu pada grandpa. Ia yang akan mengevaluasi sendiri pekerjaanmu selama kau magang di perusahaan."

Seketika nyali Violine langsung menciut. Well, itu karena ia dan Chico benar-benar merasa sangat asing dengan ayah dari daddynya. Granpa Dedrik kurang bersahaja kepada mereka berdua, sangat berbeda sikap jika kepada Daisy. Violine mendengkus sebal dalam hati.

"Kenapa harus granpa? Kenapa tidak daddy saja yang mengevaluasi pekerjaanku selama magang?" gumam Violine. Benar-benar tidak merasa percaya diri. Moren menyunggingkan senyumnya, menyadari kegundahan putri bungsunya itu.

"Kau pasti bisa menaklukan grandpa,- daddy yang akan membimbingmu langsung." seru Moren mencoba menanamkan rasa percaya diri kepada putrinya itu.

"Really? Janji daddy yang akan menjadi mentorku langsung?"

Moren mengangguk pasti, menunduk, mencium kening Violine sebelum beranjak pergi ke kantor. "Daddy berangkat. Love you..."

"Bye, dad... Love you..." balas Violine menjadi sangat bersemangat.

"Apa kalian bertengkar lagi?" Violine bertanya, setelah Moren benar-benar menghilang dari meja makan. "Kenapa daddy mengabaikan mommy? tidak berpamitan padamu?"

"Ya, seperti itulah daddymu. Benar-benar seperti anak kecil."

"Pasti gara-gara Daisy lagi? Bukannya kemarin kalian makan malam bersama untuk perjodohan tidak terduga?"

"Ah sudahlah mommy malas membahas saudara tirimu."

"Kenapa Daisy selalu mengusik daddy? Ia sepertinya tidak suka melihat kita tenang tanpanya."

UNTOUCHABLE (Skyggen Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang