"Mbak Lila kenal baik saya. Dia mungkin bisa meyakinkan Anda kalau manusia dalam video itu bukan saya."
Wajah lelah Ian sesaat seperti bercahaya. Ada kilat harapan pada tatap mata yang semula sayu. Tiba-tiba saja sosok Kalila hadir di kepalanya seperti wahyu yang diturunkan Tuhan pada para nabi. Ia bukan nabi, tetapi ide yang baru saja muncul di kepala ia anggap wangsit, pelita di tengah hidupnya yang mendadak suram.
Andromeda mengelilingi meja dan kursi tempat Ian duduk. Ia sudah meminta keterangan Kalila, tetapi tidak berkaitan dengan Ian.
Ayunan kaki Andromeda berhenti ketika ia berada di belakang Ian yang duduk bersandar di kursi. Ditatapnya Ian lurus-lurus dari belakang. Rambut lurus pria itu sedikit acak-acakan. Kaus yang melekat di tubuhnya juga agak kusut. Kedua tangannya terkepal seolah siap memukul siapa pun. Namun, hal itu kontras dengan raut wajahnya yang tampak lelah tak berdaya.
"Saya sudah katakan kejanggalan - kejanggalan video itu. Keterangan Mbak Lila akan menguatkan keterangan saya." Ian kembali berkata meski Andromeda tidak melihatnya karena masih berada di belakangnya.
"Anda tidak perlu repot-repot memberi saran pada saya," tegas Andromeda setelah berdiri menghadap Ian. Ia menyandarkan tubuh di dinding ruang interogasi seraya tersenyum sinis. "Saya tahu apa yang harus dikerjakan."
***
Cerita lengkap additional part bisa dibaca di Karyakarsa. Selamat membaca ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradhana (Sudah Tamat di Karyakarsa dan KBM App)
RomanceJudul di KBM: Mendadak Ijab Sah Kalila memiliki impian sendiri tentang pernikahan yang akan dijalani dengan Haiyan, salah satu seniornya di klub teater. Lelaki itu berjanji akan datang melamar dalam jangka waktu satu tahun setelah tabungannya cukup...