"Maaf, La, malam ini aku pulang telat."
Farhan mengirim pesan karena khawatir Wisnu menunggunya makan malam. Sejak menjadi menanti, yang masih dalam hitungan hari, Wisnu selalu ingin sarapan dan makan malam bersama. Lelaki itu terasa lebih sentimentil, tetapi Farhan maklum. Bisa jadi ia punya banyak pikiran buruk tentang kondisinya dan Farhan merasa harus membesarkan hati Wisnu dengan cara menuruti permintaan-permintaannya selama masih rasional.
"Ya."
Hanya jawaban pendek yang dikirim Kalila. Farhan menghela napas. Ia ingin jawaban lebih. Ah, sudahlah. Mungkin Lila sedang sibuk dengan skripsinya. Farhan mengusir kecewa.
"Bekalnya enak. Makasih, La."
Farhan mencoba lagi. Siapa tahu kali ini berhasil membuka obrolan lebih menyenangkan. Sebelum menikah mereka tidak sekaku ini. Entah mengapa pernikahan justru mencipta jarak di antara ia dan Kalila.
"Sama-sama."
Oh, Tuhan. Farhan menjatuhkan punggung di sandaran kursi putarnya. Ia memejamkan mata seraya menyugar rambut. Sepertinya ia masih harus bekerja keras untuk membuka pintu hati Kalila.
Farhan menyimpan ponsel di laci meja kerja kemudian bersiap mengajar kelas siang dan sore. Sejak Wisnu sakit, ia harus mengajar lebih banyak karena menggantikan dua mata kuliah yang diampu Wisnu. Kebetulan mereka satu program studi. Sementara dua mata kuliah laih diampu dosen senior.
Lewat waktu magrib, Farhan keluar dari kampus. Dilajukannya Vespa menuju rumah Andromeda. Ia ada janji dengan polisi itu.
Rumah belum berpenghuni saat Farhan tiba. Sejak menangani kasus Wisnu, Andromeda mengubah kunci pagar dan pintu rumahnya dengan kunci digital. Andromeda berbaik hati memberitahu password kuncinya sehingga ia bisa tetap masuk meski Andromeda belum pulang.
"Bang Farhan di Cirius?"
Pesan Kalila masuk saat Farhan baru saja duduk di kursi makan. Refleks Farhan tersenyum.
"Kenapa?"
Farhan mencoba memancing jawaban lebih panjang.
"Papa tanya."
Oh, God. Dada Farhan yang sempat mengembang, mengempis seketika.
"Kira-kira pulang jam berapa?"
"Papa belum makan?"
"Sudah."
"Sekitar jam sepuluh."
"Papa nggak mau tidur kalau Bang Farhan belum pulang."
Kenapa bukan kamu yang nggak mau tidur sebelum aku pulang? Farhan menggeleng sambil tersenyum getir. Ia tidak tahu akan berapa lama di rumah Andromeda. Mereka sering lupa waktu kalau sedang tidak ada pekerjaan mendesak.
"Aku usahakan pulang lebih cepat."
"Oke. Makasih, Bang."
Farhan tidak membalas lagi pesan Kalila. Disimpannya ponsel kemudian mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih dari dispenser. Melihat meja dan lemari penyimpanan makanan kosong, Farhan segera tahu kalau tidak ada yang bisa disantap untuk makan malam.
Segera Farhan mengecek kulkas. Diambilnya satu kotak ayam fillet dan brokoli. Tangannya menyambar apron dan dengan cekatan mengolah kedua bahan itu.
Tatkala Androemeda tiba, aroma saus tomat mendominasi dapur. Sepiring ayam saus asam manis dan ca brokoli sudah tersaji di meja. Farhan tinggal menunggu air di teko matang untuk menyeduh teh dan membuat dua gelas lemon tea hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradhana (Sudah Tamat di Karyakarsa dan KBM App)
RomanceJudul di KBM: Mendadak Ijab Sah Kalila memiliki impian sendiri tentang pernikahan yang akan dijalani dengan Haiyan, salah satu seniornya di klub teater. Lelaki itu berjanji akan datang melamar dalam jangka waktu satu tahun setelah tabungannya cukup...