Bab 14: Korban Kedua

47 10 0
                                    

"Dugaanmu benar. Prof. Wisnu diracun." Farhan berkata dengan lesu ketika berkunjung kembali ke rumah Eda.

"Sekarang kita susun dulu teorinya. Kamu dan Prof. Wisnu menghalangi pembangunan PLTA yang ditangani Mahesa Group sehingga mereka ingin menghabisi kalian." Andromeda mengambil notes kecil dan menuliskan teorinya. 

Farhan menyugar rambut lalu mengetuk-ngetuk dinding gelas berisi kopi dengan ujung telunjuk hingga menimbulkan bunyi berdentimg yang samar. Namun, karena Farhan mengetuk ketika ia dan Eda terperangkap sunyi, bunyi ketukan itu jadi lebih jelas. 

"Di mana Prof. Wisnu dirawat?" 

Farhan menyebut bangsal dan rumah sakit lengkap dengan kronologi dirawatnya Wisnu di Sardjito.

"Rumah dia di mana?" 

Farhan menjelaskan alamat dan jarak tempuh dari rumah Wisnu ke klinik dr. Haryo dan dari dr. Haryo ke Sardjito. Ia pernah ikut Andromeda melakukan investigasi sehingga cukup mengerti dengan maksud pertanyaan pria itu. 

"Siapa yang berhubungan dengannya akhir-akhir ini? Yah, tiga bulan terakhir. Asumsiku, racun itu diberikan perlahan dalam waktu lama. 

"Dosen, tetangga, kolega proyek." 

"Ada yang kamu kenal?"

Farhan menyebut nama dan kedudukan orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Wisnu. 

"Kamu tidak memasukkan Kalila?"

"Dia anak Prof. Wisnu. Tidak mungkin membunuh ayahnya sendiri." 

"Kadang kejahatan dilakukan oleh orang terdekat, Kawan." 

Farhan berdecak. Diusapnya rambut dengan gelisah. Kali ini Andromeda agak keterlaluan. 

"Kamu tahu bagaimana biasanya Prof. Wisnu mendapatkan makanan dan minuman?" 

"Di kantor atau di rumah?" 

"Ceritakan saja sepanjang yang kamu tahu." 

"Dia orang yang berhati-hati, selalu bawa bekal." Farhan menjelaskan semua yang ia tahu tentang Wisnu. 

"Ceritakan kebiasaan - kebiasaan Prof. Wisnu yang kamu tahu " Eda terus menuliskan jawaban Farhan. "Besar dugaanku, kau mengincar Kalila sejak lama." 

"Ini sudah melenceng dari kasus." Farhan memprotes keras. 

"Tetap berhubungan. Kamu saja yang tidak merasa," ujar Eda cuek. "Untuk sementara, berdasarkan keteranganmu, musuh yang paling mungkin adalah Mahesa dan Baskoro. Keduanya sama-sama tidak terima karena kalian halangi."

"Kalau merujuk video yang dikirim padaku, pelakunya adalah Mahesa." 

"Oke. Jadi  kita tutup kemungkinan Baskoro terlibat. Kita tinggal buktikan keterlibatan Mahesa." 

"Ngomong-ngomong kamu nggak masak hari ini?" Farhan melirik kompor yang bersih dan panci-panci yang tergantung rapi di tempatnya. 

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Kalau kamu lapar, bisa pesan makanan sendiri." 

Farhan menatap sengit Andromeda. Untung ganteng. Jadi galaknya termaafkan. "Sekarang, apa yang harus kulakukan? Musuh sudah sangat dekat dan mengancam aku, Kalila, dan Prof. Wisnu. 

Andromeda berdiri kemudian mondar-mandir mengitari meja dengan kedua tangan tersimpan di kantung celana selutut. 

"Pulang dan tinggalkan aku sendiri."

"Kamu belum mengatakan apa pun?"

"Pulang dan jangan hubungi aku atau datang ke rumah ini sampai ada kabar dariku." 

Asmaradhana (Sudah Tamat di Karyakarsa dan KBM App)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang