Kelanjutan bagian 15 bisa dibaca di Karyakarsa, ya, Gaes.
***
Farhan duduk di tepi jendela lantai dua Cirius. Sudah lewat tengah malam dan ia masih terjaga. Di sampinnya, cangkir bekas black coffee sudah kosong. Cangkir kedua malam itu. Permintaan Eda agar mempercepat pernikahan membuat matanya enggan terpejam. Ia sibuk menimbang, bukan soal biaya, melainkan kesiapan Kalila.
"Paman tidak masalah kapan pun kamu nikah, Farhan. Justru Paman lega kamu segera menikah. Sering hati Paman dan Bibi was-was kalau kamu menemani Kalila. Walaupun kamu bilang tidak pacaran, tetap saja Paman ketar-ketir. Kalian dua manusia dewasa, tidak baik terlalu sering berdua."
Jawaban bijak sang paman ketika Farhan menelepon terngiang di telinga. Dengan kepala penuh pikiran, mata Farhan tertuju ke jalan raya yang lengang. Dari tempatnya duduk, lampu-lampu kendaraan bermotor seperti kunang-kunang yang terbang cepat melintasi udara. Sejak peristiwa pelemparan batu, Farhan lebih sering menginap di kafe ketimbang di rumah.
"Aku sudah siapkan skenarionya. Kamu, Kalila, dan Prof. Wisnu tinggal jalanin." Andromeda berusaha meyakinkan ketika ia sempat menyanggah. Manusia sok misterius itu tidak menjelaskan detail skenarionya.
"Yang perlu kita lakukan sekarang adalah membebaskan dulu Prof. Wisnu dan Kalila dari jerat naga. Setelah itu, baru kita bertarung dengan naga itu."
Farhan melepas kacamata dan mengetukkan ujung gagang ke jendela kaca. Kini ucapan Eda yang mengisi kepala. Sepertinya tidak ada salahnya menjalani skenario Eda. Pernikahan akan membuatnya lebih mudah mengawasi Kalila dan Prof. Wisnu.
***
Bagian 15A: Jangan Buka Baju di Sini
Bagian 15B: Teman Kondangan
Andromeda Garuda Pratama
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaradhana (Sudah Tamat di Karyakarsa dan KBM App)
RomanceJudul di KBM: Mendadak Ijab Sah Kalila memiliki impian sendiri tentang pernikahan yang akan dijalani dengan Haiyan, salah satu seniornya di klub teater. Lelaki itu berjanji akan datang melamar dalam jangka waktu satu tahun setelah tabungannya cukup...