14th Key : Kalimat Kebohongan

564 25 2
                                    

Vote sebelum membaca.

Jangan lupa komentar di setiap paragraf juga, ya? Biar rame ^^

****

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja."

Keysa Geotama, 2023.

****


Keysa tersenyum penuh harap, sementara cowok di hadapannya menggenggam tangannya dengan lembut. Jantung yang berdegup tak karuan, membuatnya sedikit gelisah seiring turunnya bianglala.

"Gue seneng bisa temenan sama lo," ungkap Ganendra.

Seketika, senyuman di wajah Keysa memudar. Hati yang berdebar, perlahan berubah menjadi rasa sakit. Pintu bianglala terbuka ketika mereka mencapai dasar. Wajah muram gadis itu tampak jelas.

"Key, lo kenapa? Gak enak badan? Masuk angin?" tanya Ganendra dengan cemas.

"Gue gak apa-apa." Sebuah kalimat kebohongan yang sering diucapkan oleh sebagian besar orang.

Keysa menyadarinya dan enggan mengubahnya dengan sebuah kejujuran. Kemudian, membiarkan dirinya merasakan sakitnya kecewa oleh harapan sendiri.

****

"Aku pulang!" sapa Keysa dengan suara lesu.

"Keysa! Dari mana saja kamu?" tanya Tama dengan suara berat. Pria itu duduk di sofa ruang tengah menghadap televisi.

Keysa baru saja melepas sepatu dan hendak menaiki tangga menuju kamar. "Papa nunggu aku? Tadi pagi, aku udah bilang kalau mau ke pasar malam bareng Ganendra."

"Ini jam berapa, Key? Kenapa gak pulang lebih cepat?" tanya Tama menyelidik.

"Pa, aku baru berangkat tadi sore. Kalau pulang lebih awal lagi, aku gak ngapa-ngapain, dong?" protes Keysa. Tama langsung menoleh dengan tatapan kemarahan. Gadis itu menunjuk jam dinding yang masih menunjukkan pukul 9.

"Pa, perjanjiannya 'kan pulang di bawah jam 10."

"Tapi, bukan berarti kamu bisa seenaknya!" bentak Tama seraya berdiri hingga putrinya tersentak. Keysa tercengang dengan gemetar.

"Papa kenapa, sih? Apa salahku?" tanya Keysa dengan suara bergetar.

"Key, maaf. Papa gak bermaksud membentak kamu," ucap Tama dengan suara lebih lembut. Keysa segera berlari menaiki tangga dan lmenutup pintu dengan keras. Dia mengunci pintu dan terdengar suara gedoran pintu.

"Keysa! Buka pintunya! Papa gak bermaksud membentak kamu!"

Keysa mendengarnya sangat jelas, tapi tidak bisa merespon. Tubuhnya mendadak kaku dan tidak bisa digerakkan. Jantungnya terasa seperti ditusuk ribuan jarum. Matanya memejam seraya terus mencoba meraih sebanyak-banyaknya oksigen.

"Key! Kamu gak apa-apa, kan?!" teriak Tama dengan nada cemas.

"Papa dapat kabar dari Dokter Erlangga tentang hasil pemeriksaan kamu. Karena itu ... karena itu, Papa khawatir sama kamu sampai hilang kendali."

Keysa membuka mata saat napasnya mulai teratur dan tubuhnya bisa digerakkan kembali. Dia berusaha meraih knop pintu di atasnya dengan tubuh yang sangat lemah. Setelah beberapa percobaan, dia pun berhasil.

"Keysa! Tolong jawab kalau kamu baik-baik saja!"

Keysa membuka pintu. "Pa, aku mau tidur."

Tama mengulurkan tangannya ke wajah sang putri. "Keysa, kamu sakit? Wajah kamu--"

Unconditionally Key | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang